Hari ini adalah hari dimulainya ospek seluruh jurusan.
Ayam sudah berkokok sedari tadi, dan Daehee baru terbangun di atas pukul 5.30, sedangkan pembukaan ospek akan dimulai jam 6 pagi. Dengan setengah sadar Daehee lari tergopoh-gopoh ke kamar mandi. Ia hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk mandi dan bersiap rapi dengan seragam beserta atribut ospeknya.
Saat ia turun kebawah ia melihat orang tuanya di ruang makan yang terlihat santai. Tanpa abangnya. Nice.
"Kok nggak ada yang bangunin aku sih? Jadinya aku kesiangan kan," Ucap Daehee cemberut. Untung saja ibunya sudah menyiapkan sarapannya, Roti lapis kesukaannya.
"Udah mama bangunin," Balas Tiffany, mamanya
"Tapi kamu kebo nggak bangun-bangun," Timpal sang papa.
"Nggak anak nggak bapak suka ngatain aku kebo,"
Tiffany tertawa mendengarnya, senyuman manis di pagi hari dan juga eye smile-nya, "Yaudah cepet abisin rotinya," Jawab Tiffany. Tanpa di beri tahu roti lapis itu sudah bersarang diperut gadis muda tersebut.
"Aku ditinggal Chan juga lagi," Gumam Daehee memelas.
"Bang Chan," Ucap papanya.
Daehee menatap papanya, "Maaf , iya bang Chan kok pa," Sambil nyengir. Lalu ia mengecek kembali apa saja yang harus dibawa. Setelah puas perlengkapannya ada semua, Ia beranjak dari tempat duduknya dan menggapai kunci mobil dalam guci tak jauh dari ruang makan.
"Aku berangkat duluan ya pa, ma," Ucap Daehee sambil salim dengan orang tuanya dan berlari ke garasi. Kedua orang tuanya tersenyum melihat tingkah anak gadisnya.
"Pa, setahu mama saat ospek nggak boleh bawa mobil," Ucap Tiffany tanpa menghilangkan senyumnya. Jung Soo kembali makan sarapannya, "Daripada dihukum ganda ma," Ucapnya sambil tersenyum juga.
•••
Dewi fortuna tidak berpihak pada Daehee kali ini. Ia yang mengira akan tiba di kampus 15 menitan menjadi 30 menitan. Selama perjalanan ia terkena macet dan apa yang bisa Daehee lakukan hanyalan menyumpah dengan bahasa yang ada. Chanyeol membuat ia bete pagi-pagi begini.
"Nggak ada gunanya dia jadi abang gue," Geram Daehee.
Kekesalannya tampak dilihat dari cara ia memarkir. Untung ia tau jalan tikus masuk kampus dan parkiran mobil yang terletak di belakang gedung terhitung sepi. Jelas karena hari ini ada ospek dan tidak kelas juga. Hokinya meningkat 10 persen.
Sedangkan di lapangan kampus yang luasnya ajib itu sudah dipenuhi mahasiswa baru dari berbagai jurusan tak lupa dengan panitianya. Chanyeol, Baekhyun dan Sehun bagian menjaga gerbang depan utama. Lumayan nampang dulu kata mereka. Hadeuh.
"I told you, Yeol, adik lo nggak bakalan telat kalo gue jemput," Ujar Baekhyun.
"Gue nggak mau ada pertumpahan darah dirumah gue," Balas Chanyeol.
"Mana ada yang nolak pesona gue sayang," Ucap Baekhyun.
Chanyeol menggerutu, mendengar ocehan Baekhyun yang mulai kambuh kegilaannya. Ia hanya berfokus ke gerbang utama, melihat apa adiknya sudah datang atau bakal kena hukuman pertamanya.
Tak lama, ponsel Chanyeol berdering dan ternyata Sehun yang menelepon.
"Napa, Hun?" Tanya Chanyeol, Sehun masih terdiam diseberang sana.
"Sehun?"
"Umm.. Yeol,"
"Paan sih?" Balas Chanyeol gusar. Ia sedikit kesusahan karena memegang walkie talkie miliknya dan Baekhyun, yang entah sosoknya dimana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vagary
Fanfiction(n.) an unpredictable instance, a wandering journey; a whimsical, wild or unusual idea, desire, or action.