Sehabis menonton, mereka langsung pergi ke foodcourt yang hanya berbeda satu lantai dari bioskop. Daehee sembari mencari tempat duduk menunggu Jaehyun memesan makanan untuk mereka berdua. Tidak lama kemudian, Jaehyun mendatangi Daehee dengan satu nampan makanan yang telah dipesan. Yey makan gratis, batinnya
"Thanks, Jae." Ucap Daehee dan dibalas dengan anggukan oleh Jaehyun.
Jaehyun membelah sumpit kayu menjadi dua dan langsung melahap sushi yang bersebelahan dengan curryrice pesanan Daehee. Gadis itu lupa bilang untuk memesan ukuran sedang saja, tapi Jaehyun memesan ukuran besar.
"Jae, ini.. njir gimana ngabisinnya?"
"Tinggal masukin perut aja susah bet," Ucap Jaehyun tanpa sadar terdengar ketus. Daehee menatap Jaehyun dalam diam, dan akhirnya Jaehyun menyadari kesalahannya.
"Sorry I don't mean it.." Ujar Jaehyun merasa bersalah.
"Masih kesel ama film tadi ya?" Tanya Daehee lembut.
Jaehyun menggarukkan kepalanya canggung. Terlihat jelas Jaehyun masih gedek sama akhir cerita film barusan. Terlebih lagi mendengar Daehee berbicara lembut begitu membuatnya tidak fokus, "Iya emang filmnya kayak tai anget, ngegantung bangsat−Eh."
"Haha selaw, ngobrol pake kosakata begituan nggak bakal bikin gue risih," Ujar Daehee peka sembari menyuap sesendok makanannya. Jaehyun langsung lega mengetahui kalo Daehee tidak tersinggung. "Cewek biasanya suka kesel denger kata bangsat."
"Apalah gue yang suka ngomong peler?" Balas Daehee menyeringai. Jaehyun menganga lebar. Gila ini cewek nggak ada malunya.
"Anjir siapa yang ngajarin begitu heh?" Tegur Jaehyun. Daehee meneguk ludah ketika mendapati Jaehyun menatapnya intens seperti itu. Dan Daehee diliputi rasa bersalah.
"Abang gue.." Daehee bergumam pelan. Mukanya persis seperti anak kecil yang tertangkap basah sehabis mencoret dinding. Iya, kayak iklan cat dulux.
Dengan ekspresi seperti itu, Jaehyun tak tahan menahan ketawanya karena menjahili Daehee. Tahu ia sedang dikerjai wajah Daehee berubah cemberut dan menendang tulang keringnya Jaehyun hingga meringis.
"Tae lo,"
"Aw sakit Dae!" Ucap Jaehyun serasa mengusap kakinya. "Daehee jangan marah dong," Telunjuk Jaehyun mencolek lengan Daehee, supaya Daehee tidak marah lagi.
"Ih apaan sih," Ucap Daehee salah tingkah.
"Nah gitu dong," Balas Jaehyun mencubit pipi Daehee gemas. Suka sekali membuat Daehee salah tingkah.
"Btw, kita belom dapet dua buku lagi, gimana dong?" Tanya Daehee sambil melihat daftar buku yang harus dibeli.
Jaehyun suka ketika mendengar kata kita. Buktinya ia malah tersenyum bukan menjawab. Daehee mengibas tangan di depan mukanya karena ia mengira Jaehyun melamun nggak jelas. "Eh sorry, ntar gue minta tolong senior minjem bukunya. Rata-rata senior bilang dua buku itu emang susah nyarinya."
Selanjutnya mereka asyik mengobrol kembali, entah itu tentang keluarga, apa kesukaan mereka masing-masing, sekolah dimana dan lain-lain. Daehee menyadari ia mulai merasa nyaman dan begitu juga sebaliknya.
•••
"Shinmi bilang gitu ke lo?"
Chanyeol mengangguk setengah hati, karena ia masih tidak percaya apa yang Shinmi bilang.
Suho mengerjap matanya berkali-kali. Kalau di pikir-pikir, ia sudah lama tidak melihat Shinmi memainkan piano juga, sih. Piano hitam besar yang biasanya di ruang tamu rumahnya Shinmi sudah tidak ada. Kelamaan tinggal di luar negeri jadi ketinggalan banyak info, deh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vagary
Fanfiction(n.) an unpredictable instance, a wandering journey; a whimsical, wild or unusual idea, desire, or action.