Get ya under pink skies I know exactly where we should go
Cause I love the way your green eyes mix with that Malibu Indigo
Ia bergumam sendiri, maksudnya bernyanyi mengikuti nada lagu tersebut. Sementara jemarinya masih memegang kemudi dan kaki kirinya bergonta-ganti antara rem dan kopling. Perlahan, ia mulai menekan gas lebih dalam dan melaju lebih kencang selagi jalanan sepi.
Deringan dari handphonenya ia abaikan. Sudah tahu siapa pelakunya, Daehee lah. Sahabatnya itu masih tidak suka dirinya menyetir mobil sendirian, malam-malam begini. Setidaknya ia bersyukur Daehee masih khawatir padanya. Keadaannya masih belum sembuh bener.
"Brengsek."
Daehee memikirkan beberapa kemungkinan apa yang akan terjadi. Dan yang terburuklah yang terjadi. Ia tidak tahu apa yan harus dilakukannya sekarang selain memeluk badan Shinmi yang memberontak. Tidak pernah ia melihat Shinimi, sahabat karibnya sejak bayi ini mengamuk bak binatang buas.
Ia takut pada Shinmi, sekarang.
"Lepasin gue, Daehee."
Tidak ada pemberontakan lagi. Kini mereka hanya saling membalas menatap satu sama lain, di kursi masing-masing, di sudut masing-masing.
"You have to let it go, Shinmi−"
"Let it go?" Ulang Shinmi dengan penekanan tiap kata. Dalam hati ia bersumpah tidak ingin menumpahkan segala amarah nya pada Daehee, ia menjenguk di salah waktu.
"Beri gue alasan kenapa, Dae," Shinmi beranjak berdiri dan membuka pintu dengan paksa. Sial, pintunya dikunci. Selang infusnya sudah terlepas, bekas infus tersebut mengeluarkan darah. "Gue cacat Daehee! Lihat ini! Apa yang bisa gue banggain dengan kecacatan gue?!"
"Shinmi, udah." Dalam sekejap matanya berair, air matanya tumpah, bibirnya bergetar begitu hebat, Shinmi sekarang sudah bukan Shinmi yang ia kenal, "You are strong, lebih dari ini.."
We can work it out
You and I are meant to be together
This is how it's supposed to feel
I'm in love with how this feels.
Benar-benar, lagu ini sangat berkebalikan dari apa yang ia kenang. Shinmi tidak menggantinya dengan lagu lain melainkan ia langsung mematikannya. Suara yang ia dengar hanyalah hembusan angin kencang dari kaca mobil yang ia buka.
"I'm trying Daehe.. I'm trying now.."
•••
"My love, kamu baik disana?"
"I'm fine, mom."
"Kamu nyetir sendiri, sayang?" Terdengar suara khawatir dari wanita yang keibuan di seberang sana. "Iya ma, tenang aja nggak ngebut kok."
"Terus, pindahan tadi gimana?"
"Terus kapan mama papa balik?"
"Answer me first, sayang." Ucap mamanya jengkel.
"Ada Daehee yang ngebantu."
Ia lalu memutarkan mobilnya memasuki tempat parkir dalam gedung apartemennya. Jadi gedung apartemennya dan parkir kebetulan terpisah. Tapi untung saja keduanya tersambung jembatan jadi Shinmi tidak kerepotan. "Ma nanti aku telpon lagi. Sampaikan salamku untuk papa."
KAMU SEDANG MEMBACA
Vagary
Fanfiction(n.) an unpredictable instance, a wandering journey; a whimsical, wild or unusual idea, desire, or action.