Daehee membuka matanya perlahan. Sehabis makan bubur dan meminum obat ia merasa terkantuk akhirnya ketiduran hingga malam. "Ah!" Ia teringat Shinmi, ketika membuka password notifikasi pertama yang ia lihat yaitu line Shinmi kalau ia sudah sampai di rumah. Langsung saja ia membalas.
Bagus, jinak begini kan enak.
Kemudian ketika ia bergerak, ia merasa ada yang janggal melilit kakinya, ketika ia menegakkan diri dan terkejut mendapat abangnya terlelap memeluk separuh kakinya. Terlihat muka abangnya yang lelah.
Saking capeknya meluk kaki gue, batinnya
Namun ketika ia melihat benda dalam keranjang di tepian tempat tidurnya, rasa empati itu hilang sudah. Daehee meraih kaus kaki tanpa membangunkan Chanyeol dan meletakkan tepat di atas hidung Chanyeol yang mancung itu.
Tebal dan empat lapis. Sepasang hari ini sepasangnya lagi bekas dipakai kemaren.
"Eanjing bau nista paan nih."
"Hirup sepenuh jiwa, bau surga jangan ditolak."
Mata Chanyeol reflek terbuka tidak tahan bau nista tadi. Daehee berniat lepas dari Chanyeol dan bangun dari tempat tidurnya, namun ada tangan yang panjang tiba-tiba ia ditarik kedalam pelukan abangnya.
"Maafin gue ya de, lo sakit karna kecerobohan gue," Ucap Chanyeol lirih.
"Lepas. Ketek lo bau neraka," Ucap Daehee sambil mendorong lengan Chanyeol.
"Maafin duluuu baru gue lepas," Balas Chanyeol makin mengeratkan pelukannya. Daehee kaget dibuatnya. Ah lebih tepatnya kesakitan serasa dicekik.
"Iya elah! Gue nggak bisa napas bangke!" Lalu Chanyeol tersenyum puas dan melonggarkan tanpa melepas pelukannya . Tiba-tiba suara perut milik Chanyeol berkoar. Ia jadi lupa kapan terakhir ia makan? Makanya ia menoel-noel pipi tembam Daehee. "Keluar yuk, laper nih." Daehee bergidik ngeri menjauh Chanyeol yang udah mirip terong ingin dibelai.
"Ayo ah perut gue minta asupan gizi," Rajuk Chanyeol lagi karena adiknya diam saja.
"Masih kenyang, abis makan bubur."
"Maunya di luar."
"Oh ya, chat Shinmi ah."
"Ih, Shinmi mulu! Ayoo makann"
"Mesen pake gofood aja sih." Ucap Daehee sambil mendorong Chanyeol yang duduk ditepian tempat tidur. Daehee memeluk gulingnya lalu sambil mengetik thanks buat Shinmi udah bawain bubur. Tiba-tiba suara dari perut kecil Daehee berkoar juga, Chanyeol mendengar itu dengan jelas menyeringai lebar.
Tanpa aba-aba, Chanyeol menarik paksa Daehee dan menggopongnya ke bawah seolah membawa anak kucing. Daehee meronta-ronta minta diturunkan. "Turunin gue bangsat!"
"As you wish," Ucap Chanyeol.dan menurunkannya tepat di bangku penumpang mobil Audi hitamnya. Selama perjalanan mereka kadang mengobrol ringan juga. Daehee sempet meneriaki Chanyeol goblok setelah ia bercerita percakapannya dengan Shinmi yang lalu.
Entah sudah berapa lama berkeliling, akhirnya mereka memilih tempat makan kecil dengan bernuansa vintage. Daehee minta kepada Chanyeol makan di taman yang kebetulan di depan tempat makan tersebut. Chanyeol memilih beef cheese burger ukuran besar dan Daehee dengan chicken shawarma berukuran medium.
"Adik gue akhirnya jadi mahasiswa ya," Ucap Chanyeol mengusap kepala Daehee.
"Ish tangan lo ada sausnya," Ucap Daehee jengah. Chanyeol suka gemas kalo adiknya suka mencak-mencak seperti ini, tangannya makin jahil lalu mencubit pipi tembem Daehee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vagary
Fanfiction(n.) an unpredictable instance, a wandering journey; a whimsical, wild or unusual idea, desire, or action.