Chapter 10 (special Lauren's POV)

768 30 0
                                    

Lauren's POV

"Nih guys minumnya" ujarku sambil menyodorkan 2 gelas jus melon untuk temanku dari nampan ke nakas kamar.
"Ho-oh Ren Makasih" ucapnya masih memaikan laptopku dan menggerakan jarinya seraya mengetik. Dan setelah itu mengambil segelas jus melon dari nakas dan menengguknya hingga setengah.

"Ih Aurel! Awas kena laptop gue itu! Airnya netes-netes" teriakku sambil menyingkirkan laptopku dari pangkuan Aurel.

"Eh iya sorry Ren. Ituuu gue belum selesai nge-stalk doi." ujarnya sambil menunjuk laptop ditanganku dan memajukan bibirnya satu senti.

"Iya nih nih" ucapku sambil mengembalikan laptop ku kepangkuan Aurel. "Serius banget main hpnya non" lanjutku yang melihat Lala serius sekali mengotak-atik hpnya.

"Iya nih" jawabnya tanpa menengok. "Hm Ren. Lo beneran udah gak dendam lagi sama si Mandul?" lanjut Lala

"Masih." Kataku.

"Hah?" kaget mereka bersamaan.

Mereka menghentikan kegiatannya dan memutar badannya agar bisa menghadapku. Aku hanya santai memakan coklat yang baru saja ku beli sepulang sekolah tadi.

"Ngapa lo?" tanyaku ke mereka yang melihatku dengan mata yang hampir mau keluar.

"Maksud lo? Lo cuma bohongan gitu?" tanya Lala yang berada di samping kanan ku.

"Ya ya ya" jawab ku santai.

"Kok lo gak bilang? Padahal kemarin gue udah baikin dia asli lho" tutur Aurel sambil memasang wajah menyesal.

Kemarin setelah aku dipanggil Dylan untuk keluar kelas, Dylan memintaku untuk berhenti mengucilkan--lebih tepatnya membenci--Manda.

Tetapi ternyata Dylan menyukai Manda. Aku berfikir kalau sebaiknya kita bekerja sama untuk menjauhkan Steff dari Manda dan menjauhkan Manda dari Steff. Tetapi dengan syarat aku harus memaafkan Manda.

Bagaimana aku bisa memaafkan anak dari seorang ibu yang menjadi selingkuhan daddy? Dan sekarang, setelah lama aku tidak mencintai seseorang karena kejadian masa lalu ku, aku mulai menyukai Steff. Tetapi ia juga ingin merebutnya?

Sepertinya lebih baik aku tidak beri tahu Aurel dan Lala dulu. Bisa-bisa mulutnya menjadi ember bocor.
"Ya gitu deh. Pokoknya lo pura-pura baik aja" kataku sambil memencet tombol power ON di remote TV. Tujuannya agar dapat mengalihkan topik pembicaraan.

"Lha bodoamat Ren" ucap mereka berdua bersamaan.

"Gue masih bingung deh. Kok si Manda bisa ngerubah penampilannya sih?" tanyaku yang tiba-tiba mengingat perbedaan muka Manda yang dulu dengan yang sekarang. "Padahal dulu pas gue masih temenan sama dia, gue udah bujuk dia biar ganti penampilannya. Tapi dia tetep kekeuh gak mau. Katanya gak pede lah, malu lah, alah! Giliran ada Steff aja dia ganti penampilan. Dasar caper!" cerocosku kesal.

"Ya gak tahu juga sih. Tapi ternyata dia cantik juga ya. Gue aja kalah deh kayaknya" ujar Aurel.

"Yaiyalah! Muka lo kayak sendal jepit gitu" kata Lala yang dihadiahi lemparan bantal guling dari Aurel.

"Aduh. Hahaha" Aku dan Lala terkekeh geli melihat bibir Aurel yang mengerucut.

I'm Falling In Love With A Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang