Chapter 15

693 25 0
                                    

Seminggu setelah kejadian yang sangat memalukan.

"Woi Steff lo gak mau gabung sama kita?" tanya salah satu perempuan dari gerombolan tersebut.

"Gak ah. Main bareng lo semua bikin dosa gue numpuk" ujar Steff seenaknya.

"Yeh emang kenapa?" tanya perempuan lain.

"Lo pada ngegosip mulu sih," ucap Richard yang sedari tadi berbincang dengan Steff.

"Hahaha iya bener" Steff, Richard dan Rico langsung tertawa. Sedangkan gerombolan cewek-cewek memasang wajah cemberut.

"Ya suka-suka lah" jawab Amanda bete. Mereka pun melanjutkan aksi gosip rianya.

Aurel dan Lala sedang berebut snack happy tos dan sedangkan Lauren dan Amanda asik bergosip ria membicarakan kakak kelas mereka yang baru saja berpacaran.

"Eh btw gimana kabarnya tuh si Dylan?" celetuk Aurel membuat Amanda mengingat kejadian minggu lalu.

"Hush Rel lu ngapain sih ngomong gitu? Bikin Manda parno aja deh" ucap Lala. Aurel yang bersalah langsung meminta maaf.

"Ya maaf. Abisnya gue kepo deh. Masa mantan tim basket yang jadi idola itu malah ngelakuin hal kayak gitu." kata Aurel.

"Udah gapapa kok. Dylan katanya sih di penjara. Tapi gak tahu sampai kapan" kata Amanda tersenyum miris. Mengingat lelaki yang ia idamkan melakukan hal tak seronoh seperti itu. Amanda harus melupakannya.

KRING KRING KRING!

Bel sebanyak tiga kali bertanda tak lama lagi guru akan masuk. Mereka pun bubar dan kembali ke tempat duduknya masing-masing. Di barisan ketiga, Amanda kembali duduk bersama Steff.

"Man besok ada acara gak?" tanya Steff.

"Free kok. Kenapa emang?" tanya Amanda balik.

"Main yuk"

"Main? Kemana? Kayak anak kecil aja main"

Steff terkekeh "Ke rumah gue aja. Ada kak Margareth lagi pulang. Mau yaa?" pinta Steff

"Kak Mar lagi di rumah? Aaa mau main. Aku kangen," kata Amanda lucu membuat Steff gemas dengannya.

"Aku jemput hari Sabtu jam 9 pagi okay!"

"Okay."

°°°

"Mau kemana si lo pagi-pagi udah wangi aja." tanya Margareth pada adik satu-satunya.

"Mau ajak Manda main ke sini. Katanya dia mau ketemu elo." jawab Steff kepada kakaknya.

Margareth yang gembira karena pernyataan yang dilontarkan adiknya itu berkata: "Oh ya? Yaudah gue juga mau ketemu dia. Kan kata lo dia udah gak nerd lagi,"

"Iya sekalian-" Steff hampir saja keceplosan. Tangannya membekap mulutnya sendiri.

"Sekalian apaan hayo?" goda Margareth membuat Steff terkekeh.

Margareth memang sudah mengetahui semua tentang Steff karena hampir setiap hari Steff mencurahkan isi hatinya kepada kakaknya. Kalau Margareth sedang berada di Bandung, Steff biasanya curhat menggunakan video call.

"Yaudah kak gue jalan dulu"

Setelah 10 menit perjalanan, Steff telah sampai di rumah Amanda. Di depan rumah sudah terdapat Amanda yang mengenakan kaos hitam dengan jeans biru selutut sedang memainkan ponselnya, sepertinya ia sedang menunggu Steff.

"Manda! Udah siap?" Tanya Steff.

"Udah. Ayo gue udah gak sabar" pinta Amanda.

"Pamit dulu kali," tutur Steff.

"Pamit sama siapa? Orang mama lagi pergi," kata Amanda membuat Steff terkekeh.

"Ohh yaudah yuk."

°°°

"Kak masak yuk!" ajak Amanda semangat.

Margareth yang di ajak malah kebingungan sendiri karena sebenarnya ia tidak terlalu bisa memasak. Paling-paling memasak air jika persediaan air galonnya habis atau masak telor ceplok dikala ia tak sempat membeli makanan.

"Ayo deh." jawab Margareth kelimpungan.

"Kayak lo bisa masak aja sih." ujar Steff membuat Margareth tersipu.

"Emang gak bisa sih," Margareth merasa malu.

"Kak Mar gak bisa masak? Demi apa? Aku malah ngira Kak Mar itu jago masak." pupus sudah harapan Amanda ingin berduel dengan Margareth di dapur.

"Kamu mau gak ajarin Kakak masak?" pinta Margareth.

Amanda yang kaget membelalakan matanya, dan menjawab: "mau banget dong kak." ya, walaupun Amanda tidak jadi berduel setidaknya ia tetap bisa masak bersama dengan Margareth.

Steff yang malas mendengarkan kedua cewek di hadapannya hanya memutar bola matanya malas. Bukannya menjadi quality time untuknya dan Amanda ini malah jumpa kangen antara Amanda dengan kakaknya itu.

"Nanti kamu sama Steff belanja di supermarket yang ada di perempatan jalan." ujar Margareth.

Steff membelalakan matanya. Bagaimana tidak? Ia akan berbelanja sayur mayur atau daging-dagingan sudah seperti ibu rumah tangga.

"Belanja? Ini semua?" tanya Steff menunjuk secarik kertas yang baru saja diberikan oleh kakaknya.

Ada beberapa kilo daging giling. Berbagai macam sayur mayur. Dan berbagai bumbu dapur yang Steff tidak ketahui bentuknya yang mirip-mirip.

"Ya iya lah. Ini sebenernya mama yang nulis sih, dia nyuruh kakak yang ke supermarket, tapi mumpung ada Amanda ya sekalian deh hehe."

Steff yang malas dengan Kakaknya itu hanya memutar bola matanya. "Ya udah kita jalan dulu." kata Steff yang dijawab anggukan oleh kakaknya.

Dan sebenarnya Margareth memberikan celah untuk adik tercintanya mengungkapkan perasaan berdua dengan gadis idamannya.

I'm Falling In Love With A Nerd GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang