X - Tiga Lusin Burger dan Sebotol Kuteks

84.8K 11.7K 1.1K
                                    

Nadiana merekap pesanan teman-teman satu divisinya menjelang makan siang. Hari itu mereka janjian memesan burger dari restoran burger yang baru buka di dekat kantor.

"Dok, temenin aku ambil burger dong!" pinta Nadiana pada Dokter Zidan.

"Yah, sorry, Di. Case gue lagi numpuk nih. Tadi si Cindy narik-narik gue buat ikutan meeting UAT sih!" balas Dokter Zidan ke Nadiana.
(Baca: UAT = User Acceptance Test)

"Yah, masa gue sendiri sih?" Nadiana mulai pasang tampang minta dikasihani. Malas banget dia kalau harus sendirian bawa 30 pesanan lebih.

"Ama Ijal, Di! Dia pasti mau kalo dibabuin elo," ujar Dokter Zidan lagi. Ia pun membalikkan badannya ke arah Ijal. "Jal, Jal! Temenin Didi nih ambil burger! Kasian lho, Ebony lo sendirian!" seru Dokter Zidan ke arah Ijal.

Nadiana langsung memutar kedua bola matanya. Ijal lagi, Ijal lagi. Sedangkan yang disebut namanya masih asyik menatap layar komputer bersama Wawan dan Nando. Nadiana di-cu-e-kin! Gadis itupun langsung beranjak ke meja Ijal. Ternyata ... mereka sedang menonton review pertandingan sepak bola Chelsea melawan Manchester United, menang 4-0!

"Ijaaal!!!" seru Nadiana mengganggu keseruan Ijal, Wawan, dan Nando.

"Apaaa, Ebonyku?"

Apa dia bilang? Ebonynya? Hih!

"Tolong ... hem ... bantuin ... eh, temenin ambil burger," pinta Nadiana pelan.

"Kemana?" tanya Ijal yang sudah tidak peduli dengan review 'pembantaian' tim sepak bola Chelsea terhadap Manchester United.

"Di Mega Kuningan," jawab Nadiana.

"Yuk lah, sini gue temenin!" jawab Ijal langsung. Ya udah lah ya, daripada nggak ada teman juga. Lagian Ijal anaknya mau aja disuruh-suruh sama Nadiana hehehe.

"Bentar gue pesen Uber dulu ya!"

***

Setelah akhirnya mendapat konfirmasi bahwa mobil pesanan mereka sudah sampai, Nadiana dan Ijal pun turun menuju lobi. Sebuah mobil Honda Brio menghampiri mereka. Nadiana mengecek lagi nomor polisi dari aplikasi ponselnya. Sudah benar.

Karena kaca mobil yang bening, maka baik Nadiana maupun Ijal dapat melihat wajah supir di dalam mobil.

Ganteng. Kayak Alliando. O-em-ji!

Otak licik Nadiana langsung hendak menyerbu pintu mobil bagian depan sebelah supir. Baru kebuka sedikit, Ijal langsung menutupnya dari belakang Nadiana. Lalu menggiring Nadiana untuk ke pintu belakang. Bodohnya, Nadiana nurut aja gitu!

"Jal, gue harus duduk di depan buat nunjukin jalan," ujar Nadiana ngeles sebelum masuk ke dalam mobil.

"Udah suruh gue nemenin lo, lo suruh gue duduk di belakang sendirian? Nggak ada! Enak aja!" omel Ijal ke Nadiana. Nadiana pun menurut untuk duduk di belakang bersama Ijal sambil pasang tampang bete.

"Sorry ya, Mas, kita berdua di belakang. Ini mbaknya anak direktur soalnya. Nggak biasa duduk di depan. Harus ditemenin pula!" ujar Ijal ke Supir Ganteng Mirip Alliando tersebut. Nadiana langsung melotot ke arah Ijal. Sedangkan Ijal cuma tersenyum puas.

Si Alliando cuma tersenyum sopan sambil berkata, "Nggak pa-pa, Mas."

"Lagian, supirnya kemudaan buat elo," bisik Ijal ke Nadiana. Pipi Nadiana kontan langsung bersemu kemerahan. Brengseeeek!!! Ternyata Ijal nyadar!

Red CherryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang