Alexa POV
Gue gatau ini ada dimana. Semuanya gelap, gue coba jalan tapi gak keliatan apa-apa, jadi gue milih buat diem. Tiba-tiba ada sebuah cahaya. Cahaya itu mendekat dan akhirnya gue sedang berada di sebuah taman.
"Lexa mau es krim gak?" Tanya seorang lelaki yang berumur 7 tahun. Itu adalah abangnya, dia ingat. Dia berada di masa lalu nya.
"Mauuuu, yang rasa coklat yaa abangg" ucap seorang anak perempuan dengan gembira. Anak perempuan itu adalah Alexa kecil.
"Lexa tunggu sini ya, jangan kemana-mana" ucap Alex kecil lalu mencium kening Lexa kecil.
Gue kangen abang. Ujar batin gue sambil tersenyum miris
Alex kecil pun pergi membeli es krim untuk adik nya Lexa kecil.
Lalu datang seorang anak laki-laki yang umurnya sepertinya sepantaran dengan Lexa.
"Kamu ngapain disini? Ini kan bangku aku" ujar anak lelaki itu.
"Kan aku duluan yang dateng. Lagian juga disini gak ada tulisan ini bangku kamu kok. Wle" ujar Lexa kecil sambil menjulurkan lidahnya.
"Ih aku gak mau tau pokoknya ini itu udah jadi bangku favorit aku!" Bentak anak lelaki tersebut.
Lexa yang merasa tidak pernah di bentak siapa pun langsung menangis.
"Ih kamu cengeng" ujar anak lelaki itu lalu meninggalkan Lexa sendiri. Lalu Alex kecil datang sambil memegang 2 buah es krim ditangannya.
"Lexa kok nangis? Kenapa? Kamu jangan nangis, nih abang udah beliin es krim buat kamu" ujar Alex kecil sambil memberikan es krim pesanan Lexa tadi.
"Tadi...ada...ada..yang nakalin...aku bang, kata...kata dia bangku ini ga...gaboleh di dudukin..sama..siapa..siapa" ujar Lexa kecil susah payah yang sedang menangis sesenggukan.
"Yaudah yuk kita pulang aja" ujar Alex kecil lalu meninggalkan taman tersebut.
Gue kangen abang ujar batin gue sambil menangis.
Tiba-tiba cahaya itu pun muncul lagi.
Gue pun membuka mata. Gue melihat ke sekeliling. Ini bukan di rooftoop, bukan kamar gue juga. Gue dimana ya?
"Lex..Alexa...akhirnya lu bangun juga hft" ujar Geral sambil menghembuskan nafas lega.
Hah? Geral? Ujar batin gue kaget.
Oiya tadi kan gue di rooftop ama dia. Gue pun mencoba bangun dari tidur.
"Eh, lu gaboleh bangun dulu. Itu di jidat lu masih ada kompresan. Lu tunggu sini bentar, biar gue ambilin baju. Buat ganti baju lu yang basah itu" ujarnya lalu meninggalkan gue sendiri di kamar tersebut.
Gue pun hanya bisa pasrah dan tiduran di kasur ini.
"Nih baju nya" ujar nya lalu meninggalkan gue sendiri di kamar dan menutup pintu kamar nya.
Gue pun menaruh kain yang ada di jidat gue kedalam baskom yang mungkin itu adalah air kompresan.
Gue pun bangun lalu menuju kamar mandi untuk mengganti baju. Dia memberikan baju kaus biru dongker dan celana training panjang hitam. Setelah selesai mengganti baju gue pun keluar dari kamar.
"Lo mau kemana?" Tanya Geral. "Balik" ujar gue padat,singkat, dan jelas. Lalu dia menarik tangan gue tiba-tiba, karna gue yang masih lemes. Gue pun hampir jatuh, tapi ada yang nahan gue. Saat gue membuka mata, ternyata itu Geral.
Anjir jantung gue ujar batin gue. Lalu gue langsung mendorong pelan bahu nya dan gue pun berdiri.
"Eh...hmm...sorry" ujar Geral sedikit canggung. Gue pun hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Lo kan masih sakit, lo mau pulang kemana? Terus lu kenapa bisa ada di rooftop? Lu kenapa hujan-hujanan? Mata lu juga itu kenapa bengep kaya gitu?" Tanya Geral dengan satu tarikan nafas.
Anjir, ini laki apa cewek sih? Nanya gada titik koma nya. Nyerocos mulu ya etdah. Gimana gue jawabnya coba-_- ujar batin gue.
"Kepo" ujar gue singkat,padat,jelas. Lalu gue pun meninggalkan Geral dan berjalan menuju pintu untuk keluar untuk kembali ke apart gue.
---
Vote&comment kalian berharga buat author😀💕💞
Yang di mulmed itu Irham yaa💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Girl [THE END]
Teen FictionDulu gadis itu selalu riang, selalu menampakkan senyum bahagia nya. Tapi semenjak hari itu, semuanya berubah. Gadis itu sudah tidak pernah menampakkan senyum manis nya dan sifatnya yang periang sudah pergi dan terganti menjadi gadis DINGIN Karena se...