15

6.4K 375 4
                                    

Gue pun sampai rumah dan mengecek keadaan anin. Tapi dia gak ada di kamarnya. Kemana coba dia udah jam 6 nih. Lalu gue pun menuju kamar mama.

"Anin mana?" Tanya gue ke mama

"Dibawa papah kamu" ujar mama yang membuat gue bingung

"Kemana?" Tanya gue

"Gak tau" ujar mama

Gue pun langsung mengambil kunci mobil gue dan bergegas menuju mobil.

Gue pun menelfon abang gue

'Hm' jawab bang alex langsung

"Anin dibawa papah" ujar gue

'Kok bisa?' Tanya bang alex dingin

"Gue gatau" ujar gue lalu bang alex mematikan telfon gue secara sepihak

"Ah tai dimatiin" ujar gue. Gue pun mencari ide untuk menemukan anin.

Aha. Gue kan pernah masang alat di hp nya anin.

Gue pun mengecek nya. Dan ternyata anin ada di... bandara. Hah? Dia ngapain di bandara

Gue pun menelfon bang alex kembali sambil menyalakan mobil dan menancap gas menuju bandara

"Anin di bandara" ujar gue

'Gc kesini' ujar nya lalu mematikan telfon gue lagi

"Bastard" umpat gue ke abang gue. Lalu gue pun menambahkan kecepatan agar cepat sampai bandara. Karna dari rumah gue ke bandara itu lumayan lama yaitu sekitar 1 jam. Gue pun terus menancap gas, tanpa peduli umpatan dan teriakkan orang orang yang gue salip.

Arghhhhhh tai ujar batin gue kesal

Akhirnya gue pun sampai di bandara. Dan gue terus melacak keberadaan anin. Lalu ada panggilan dari bang alex.

"Apa?" Tanya gue langsung

'Lo dimana?' Tanya nya dingin

"Bandara" ujar gue

'Gc masuk ke ruang informasi' ujar nya lalu dia mematikan telfonnya.

"Anjing. Nih orang, kalo nelfon maen matiin aja. Sialan" umpat gue kesel. Lalu gue segera bergegas ke ruang informasi.

Sesampainya disana gue langsung melihat anin.

"Kak lexaaa" ujar nya lalu langsung berlari ke arah gue dan memeluk gue.

"Anin gapapa?" Tanya gue sambil membalas pelukannya erat.

Perih rasanya dek. Maaf dek kakak belum bisa jadi kakak yang baik buat adek ujar batin gue perih

"Aku takut kak" ujar nya panik sambil menangis sesenggukkan

"Disini udah ada kakak sama bang alex. Jangan takut lagi ya sayang" ujar gue menenangkan. Lalu dia merentangkan tangannya. Kalo dia udah ngerentangin tangannya gitu. Itu sih dia minta di gendong. Gue pun tersenyum lalu menggendongnya.

"Yuk beli es krim" ujar gue lalu dia mengangguk semangat dan gue menghapus bekas tangisnya.

"Baik pa. Terima kasih kerja sama nya" ujar bang alex. Lalu gue,anin, dan bang alex keluar dari ruang informasi

"Anin... jangan nakal ya... jaga diri... kalo ada orang yang nggak anin kenal... anin pergi aja ya" ujar bang alex. Lalu anin turun dari gendongan gue.

"Iya abang. Anin akan baik baik aja. Abang hati hati ya disana. Cepat pulang. Biar anin gak sendirian terus" ujar nya lalu memeluk bang alex

"Iya sayang" ujar bang alex lalu mencium keningnya anin

"Kak.. " ujar anin.

Lalu gue pun langsung memeluk bang alex. Tulus. Sangat tulus. Dia adalah sandaran gue. Dia yang paling bisa jadi tulang punggung keluarga. Dia yang selalu ada buat gue. Tapi mungkin beberapa tahun ini. Dia berubah menjadi dingin. Gue mewajari hal tersebut. Karna jujur gue juga ngerasain hal yang sama. Gue, anin, bang alex ngerasain yang namanya hancur.

Lalu bang alex melepas pelukan gue.

"Jagain anin" ujar nya dingin.

Lalu bang alex pun mendekat ke telinga gue.

"Lo harus bisa sukses. Gue sayang lo" ujar nya pelan.

Gue diam. Mencoba mencerna ucapannya. Kalimat itu berhasil membuat gue flashback. Semua yang udah gue lakuin bareng bang alex. Terulang. Semuanya terulang. Terlihat jelas. Terus dan terus memutar di memori.

"Bang alexxxxxxx" ujar gue mencoba kembali ke kehidupan

"Bang alex udah masuk kak" ujar anin sedih. Gue pun memeluk anin lagi.

Semuanya hancur berantakan. Semua rencana yang sudah tersusun rapih. Kini runtuh. Semua memori. Terulang. Dan itu berhasil membuat luka nya semakin berdarah Ujar batin gue

"Yaudah yuk sekarang beli es krim abis itu kita pulang ya" ujar gue mengajak anin yang di balas anggukan oleh anin

---

Hai hai... gimana nih menurut kalian?
Vote&comment jangan lupa yaa💕💕💕

Cold Girl [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang