Malam ini di rumah sella,aku berlari karena aku takut dibalas oleh sella, aku tak peduli dengan benda-benda yang yang ada di depanku. Tak disangka aku menabrak seseorang yang tinggi.
Aku terjatuh dan laki-laki bertubuh tinggi itu menahan tubuhku agar badanku tidak menyemtu lantai.
" Dimas " ucapku
" kalo lari hati-hati dong, gimana kalo lo luka kan gue khawatir, guekan sayang sama lo " ucapnya memelukku dengan keras.
Akupun berusaha melepaskan pelukannya namun apa daya tubuhku yang kecil tak mampu melepaskannya.
" apaan sih lo alay deh, gue udah bilangkan,kalo gue gak cinta sama lo, gue cuma anggap lo kakak sama kaya sella anggap lo" ucapku.
Akhirnya dimas melepaskan pelukannya dari tubuhkku,namun dia menyeret tubuhku sampai menpel ke dinding, sehingga jarak diantara wajah kita hanya sepuluh cm.
" kenapa sih lo itu gak pernah mau jadi pacar gue,apa gue seburuk itu di mata lo " ucap dimas menatapku.
Aku gak punya jawaban dari semua pertanyaan dimas itu karena sekarang aku hanya ingin fokus ke keluargaku.Akupun langsung menjatukan tangan Dimas yang tadinya menempel didinding besebelahan dengan wajahku.
" udah ah gue mau pulang udah malem " ucapku mengalihkan pembicaraan.
" gue anterin ya " ucap Dimas.
" udah gak usah gue bawa mobil sendiri,bye". Teriaku sambil berjalan meninggalkan mereka.
Akupun mengendarai mobil dengan penuh kegembiraan, tidak seperti tadi hanya melamun di jalan.
Sesampainya dirumah aku langsung menuju kekamar yang selalu aku tempati,aku menyimpan tasku diatas meja sebari membuka sepatu yang aku kenakan,aku langsung menjatuhkan tubuhku diatas ranjangku akupun terlelap dengan sunyinya malam.
*****
Aku bangun dari tidurku lebih awal karena pagi ini kami akan pergi ke villa yang sudah papa dan mama rencanakan kemarin.
Sepanjang jalan kami hanya terdiam,aku merasakan ada jarak yang tak dapat terhapus antara mereka bedua,walaupun mereka duduk berdampingan tetapi mereka seperti duduk sendiri-sendiri ditempat yang berbeda. Aku sudah berusaha berbuat apapun demi memperbaiki hubungan suami istri mereka tapi hasilnya nihil mereka tetap saja tidak berubah.
Sepanjang perjalanan aku melihat hamparan sawah yang dilatari oleh gunung yang menjulang tinggi dengan berselimut awan yang mampu menghipnotis insan manusia, akhirnya aku mengabadikannya dengan kamera yang aku bawa.
******
Setelah lelah diperjalanan akhirnya kami sampai ketempat tujuan yang kami inginkan, disini cuacanya sangat sejuk walaupun sedang siang hari aku masih merasakan kabut yang menyentuh kulitku." pa,kenapa indah baru kali ini di ajak kesini, tau gitu pas liburan indah kesini ". Tanyaku sambil memandangi pohon- pohon yang ada di perbukitan.
" papa kira kamu udah tau dari mama " jawab papa
" mama gak pernah cerita kalo papa punya villa yang tempatnya bagus kaya gini,ya udh lah pa lupain aja, indah mau keliling liat pemandangan disini bolehkan". Ucapku
" ya udah pergi sana,becarefull dah " ucap papa sambil memegang secangkir kopi.
Aku merindukan perkataan papa yang selama ini tak pernah ia ucapkan. " oke " ucapku sambil mengedipkan mata.
Aku berjalan menelusuri kebun teh yang sangat hijau, tak lupa aku mengabadikanya menggunakan kamera yang aku bawa. Aku melihat sebuah dermga yang sangat indah aku penasaran dan langsung pergi kesana.
" waw is beautiful " ucapku menggumi dermaga itu sambil mengabadilannya.
" andai saja sella mau ikut pasti dia betah disini " ucapku memandang kosong hamparan air yang tertata rapi.
' brukkk '
Tiba-tiba ada suara aneh yang aku dengar yang mampu mengganggu telingaku. Dan ternyata ada sebuah sepeda yang tak ada penghuninya.
Wah apa yang terjadi dengan indah?
Dari manakah asal suara misterius itu?
Dan siapakah pemilik sepeda itu ?
Maaf ya kalo pendek, jangan lupa vote dan komen ceritanya ya!
Makasih 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
love 2 heart
Teen FictionIndah adalah gadis yang ceria dan baik,namun berbanding terbalik dengan kehidupanya. Kehidupanya berubah seratus delapan puluh derajat setelah setelah menemukan sosok panji.namun setelah kejadian itu panji mehinghilang bagai ditelan bumi. Mampukah...