Part 18

27 6 8
                                    

" dim,dimas " teriak indah

Namun tetap saja laki-laki itu tak muncul di permukaan air sungai itu. Indah yang berdiri di atas merasa was-was kepada dimas.

Suatu bulu yang tak lain rambut terlihat dipermukaan sungai itu dan memang benar dimas keluar dari permukaan air,rasa cemas indah kini telah hilang karena bisa melihat sahabatnya.

" airnya dalem sekitar 7 meteran terus jangan loncat terlalu pinggir banyak batu " teriak dimas menjelaskan keadaan di bawah.

Aku yang mendengarnya kaget apalagi kedalamnya 7 meter mana bisa, orang di kolam berenang rumah aja yang kedalamannya 2 meter aku kelelep terus.

" dah sekarang kamu " ucap panji mengagetkan indah yang sedang melamun.

Indah hanya terdiam dan tak menjawab apapun mukanya pucat mungkin karena menahan rasa takut yang saat ini melandanya.

Panji memegang tangan indah "dah kenapa tangan kamu dingin,kamu gak papa kan?" tanya panji.

Indah hanya menjawabnya dengan menggelengkan kepalanya.

"naik ke punggungku" pinta panji tegas.

"ko aku di gendong sih?" tanya indah bingung.

"nanti pas loncat tutup mata kamu terus kalo udah nyemplung peluk aku sekenceng mungkin, biar gak tenggelem,satu lagi jangan panik".

Peluk. Satu kata yang di ucapkan panji itu sukses membuat indah terkejut,kaya namun tetap saja gak bisa buat pobia ketinggiannya hilang.

Ku pejamkan mataku aku merasakan angin yang menusuk tubuhku. Panji memulai dengan bacaan basmallah,rasanya aku pasrah padamu sang pemilik alam semesta ini.

"udah siap?" tanya panji.

"udah,ji jika ini adalah hari terakhir kita ketemu kamu harus tau kalo kamu itu kesempurnaan yang saya miliki" aku indah dengan nada samar.

Panji menjawabnya hanya dengan menggenggam tangan indah yang melingkar di lehernya.

Dia berlari sekencang mungkin supaya jatuhnya tidak terlalu pinggir karena banyak batu yang tajam.  Sehingga angin begitu kuat berhembus kencang dengan sinar matahari yang mampu membiaskan percikan air yang berasal dari tekanan benda yang jatuh.

" aaaa "

Aku berteriak sekencang mungkin karna hal itulah yang membuatku sedikit lega walau tak sepenuhnya," brusss " kini air membasahi sekujur tubuhku seperti selimut dingin yang mampu membekukan setiap sarafku.

Indah membukakan matanya cepat dengan tangan yang masih terlingkar di bahu panji, namun dia melihat buku hasil penelitiannya terjatuh ke bawah. Dengan repleks gadis itu langsung melepaskan pegangannya dari panji dan berusaha mengambil buku itu,namun hasilnya tak semulus apa yang dia pikirkan.  Saat Indah sudah mendapatkan buku itu,jaket yang dia kenakan tersangkut pada sebuah kayu yang berada di dalam air itu dia tak mampu melepaskannya.

"ji indah belum muncul" teriak dimas di ujung sana.

Panji dengan repleks melirik kebelakang,memang benar gadis itu tidak ada di belakangnya. Dia langsung kembali kedasar sungai itu, matanya terpancar mencari kesetiap sudut sungai.

Akhirnya tampak indah dengan muka lemas sepertinya dia banyak menelan air sungai, panji yang melihat langsung menarik indah.

Samar-samar aku melihat panji dengan gelembung-gelembung air yang menghalangi wajahnya, rasanya tubuhku begitu lemas untuk menghampirinya, namun cahaya hitam lebih cepat menyamarkan penglihatanku.

"dah, bangun dah" ucap panji yang menggendong indah.

Namun tak ada jawaban dari gadis itu,hanya mata terpejam saat ini yang bisa dilihat oleh panji.

love 2 heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang