Memang Ko Cay Seng tak menyangka kalau dia harus memeras tenaga untuk menghadapi serangan sepasang ilmu pedang dari kedua lawannya. Ilmu pedang Peh-hoa-kiam secara tak terduga, merupakan pasangan yang sesuai dengan ilmu pedang Song-ou-tiap-kiam. Sepasang ilmu pedang itu ternyata dapat saling mengisi kekurangannya.
Sebenarnya Ko Cay Seng memiliki ilmu permainan thiat-pit ( pena besi ) yang hebat. Sepasang thiat-pitnya sekali dimainkan dapat menusuk tujuh buah jalan darah pada tubuh lawan.
Kiu-kiong-sin-pit atau Pit-sakti-sembilan Istana. Yang di maksud dengan istana disini tak lain adalah jalandarah tubuh manusia. Ilmu pit Kiu-kiong-sin-pit itu sebenarnya sekaligus dapat menusuk sembilan jalan darah Kang. Tetapi Ko Cay Seng baru mampu meyakinkan menusuk enam jalandarah. Mungkin dalam dunia persilatan, sudah tak ada lagi tokoh yang mampu memainkan Kiu-kiong-sin-pit sampai tataran yang tertinggi. Bahkan mampu menusuk sampai enam buah jalan darah saja, sudah jarang terdapat.Karena termakan oleh propokasi In Hong Ko Cay Seng panas hatinya dan
sumbar2 dengan tangan kosong dia akan merubuhkan lawan dalan lima jurus. Dia tergelincir dan harus menelan ejekan dari In Hong. Karena tak mau menggunakan senjatanya thiat-pit dan hanya menggunakan jari kedua tangannya untuk menutuk, dia harus hati2, dan tak leluasa bergerak menghadapi pedang Wan-ong Kui yang tajam luar biasa.
Walaupun ia masih mampu menghadapi kedua anakmuda itu sampai duapuluh jurus dalan kedudukan menang angin, tetapi menurut perjanjian, dia harus menyerah. Lima jurus dengan duapuluh lima jurus, terpaut banyak sekali.
"Bagaimana, mau minta tambah?" In Hong menegas
lagi.
Sejenak Ko Cay Seng melirik ke arah pertapa Suto Kiat. Dilihatnya kawannya itu sedang mati-matian menghadapi lawan. Walaupun tidak kalah tetapi juga sukar memang. Iapun menyadari bahwa In Hong itu seorang yang bermulut tajam. Jika ia berkeras melanjutkan pertempuran itu, dia tentu akan diejek habis habisan.
"Hm, aku seorang ksatrya yang memegang janji. Aku bukan takut atau kalah dengan kalian budak2 yang tak ternama, melainkan hanya hendak menetapi janji saja," kata Ko Cay Seng, "tapi ingat, lain waktu kalau bertemu lagi, kalian tentu kucincang."
"Uh, engkau anggap ini daging sapi yang dapat dicincang seperti bakso ?" dengus In Hong, "pergilah, kali ini aku dapat mengampunimu ... "
Ko Cay Seng bersuit nyaring untuk melonggarkan kesesakan dada dan memberi tanda kepada kawannya. Setelah itu dia terus melesat pergi dan dalam beberapa kejap menghilang di balik gerum bui.
Setelah melancarkan serangan dahsyat sehingga dapat mendesak mundur lawan, pertapa Suto Kiatpun terus loncat keluar dan menyusul Ko Cay Seng.
Tong Kui Tik duduk pejamkan mata. Melihat itu In Hong menghampiri, "Engkong, engkau bagaimana ?"
Tong Kui Tik mengangkat tangan mengisyaratkan dara itu jangan bicara. Dia sedang menyaIurkan napas memulangkan tenaga.
Sementara itu kedengaran Han Bi Ing menghela napas,
"Ah, kalau ayah benar2 sakit, aku dapat menjenguknya.
Orang itu sudah kabur, tak ada lagi yang dapat
menunjukkan tempat ayah "
"Ing-moay," kata Wan-ong Kui, "kita dapat pergi ke Thay-goan dan mencari sendiri."
"Tetapi Wan-ong-ko," sahut Han Bi Ing, "menurut kata orang itu, ayah bersembunyi ditempat yang dirahasiakan. Bagaimana mungkin kita dapat mencarinya ?"
"Apakah engkau percaya pada keterangan orang itu ?" balas Wan-ong Kui.
"Surat itu benar tulisan ayah," kata Han Bi Ing.
"Ya, memang," tiba2 terdengar Tong Kui Tik berseru. Ternyata jago tua itu sudah berbangkit dari duduknya. Sebelum In Hong sempat bertanya, dia sudah bicara dengan Han Bi Ing.
"Tong pehpeh," seru Han Bi Ing, "mengapa engkau melarang permintaan ayah supaya aku kembali dengan membawa peti harta itu ?"
"Ayahmu sendiri yang mengatakan."
"Ayahku mengatakan ?" Han Bi Ing terkejut.
"Coba engkau ulang apa baris pertama dalam surat ayahmu itu ?""Ayah menulis . . . 'ah, memang benar kata orang, impian itu' harus dibalik artinya'. Beberapa waktu yang -lalu aku bermimpi dipestakan orang dan dihormati dengan besar-besaran seperti mempelai agung. Tak tahunya, aku harus menderita ke dalam pertempuran. Kemudian aku bermimpi dilempar kedalam sungai dan terdampar di karang sunyi, ternyata aku tertolong . . . .".
Maka aku harus mengakui, bahwa pentafsiran impian itu arus dibalik
dengan kenyataannya "
![](https://img.wattpad.com/cover/88662505-288-k783010.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Blo'on Cari Jodoh
RandomLanjutan "Pendekar Blo'on" CELOTEH BLOON : Wah, maaf beribu maaf, pembaca yang budiman. Karena baru sekarang saya dapat nongol lagi. Tidak jemu kan melihat tampang saya? Kali ini saya diberi peran lain dari yang lain. Keblo'onan saya dikurangi sedik...