Jilid 32 : Panas dingin

1.9K 42 1
                                    

Ma Giok Cu terkejut sekali karena melihat pendekar nyentrik yang dulu pernah dijumpainya bersama dengan Bok Kian, berada disitu. Gadis itupun segera ingat bagaimana inang pengasuhnya Liu Ma, dikalahkan oleh pemuda nyentrik itu. "Hai, bulus, mengapa engkau berani masuk ke taman tay-haksu," bentaknya dengan deliki mata.

Karena berhadapan dengan seorang gadis, Huru Hara masih dapat menahan kesabarannya walaupun dirinya dimaki sebagai bulus atau kura2. "Aku hendak menghadap tay-haksu," sahut Huru Hara. "Apa? Engkau hendak menghadap ayah?"
"Ya."
"Tidak bisa!"
"Lho, aneh," kata Huru Hara, "mengapa tidak bisa? Apakah ada larangan tak boleh menghadap tay-haksu."
"Ayah adalah seorang mentri besar dalam kerajaan. Mana sudi menerima seorang manusia seperti engkau?" "Lho, kenapa? Apakah aku tidak memenuhi syarat sebagai manusia?"

"Manusia yang waras tentu tidak seperti engkau. Masa ada seorang muda yang potongan rambutnya seperti sepasang tanduk begitu." "Apa hubungan rambut dengan diriku sebagai manusia. Aku punya tubuh dan jiwa, bisa bicara. Apakah bedanya dengan manusia lain? Soal rambutku ini, setiap orang mempunyai selera sendiri2. Tetapi sudahlah, nona kedatanganku bukan untuk minta dinilai aku ini layak disebut manusia atau bukan, melainkan hendak menghadap tay-haksu." Ma Giok Cu berpaling seperti mencari seseorang. Ia kerutkan dahi, "Uh, tadi engkoh Hong Liang mengiringkan aku ke taman ini. Tetapi di manakah dia sekarang?" pikirnya heran. "Hai, kura2," serunya kepada Huru Hara "sekarang aku hendak menagih hutang kepadamu." "Hutang? Hutang apa aku kepada nona," Huru Hara terkejut. "Tempo hari engkau telah melukai sekarang engkau harus membayarnya!"

"O, perempuan tua itu?" "Hm, kiranya engkau masih ingat juga," dengus Ma Giok Cu. Dia segera bertepuk tangan tiga kali dan muncullah Lau-ma, wanita pengasuh Ma Giok Cu yang memiliki ilmu jari sakti Sin ci-kang. Wanita tua itu berjalan dengan memakai tongkat. "Ada apa siocia?" tegurnya. "Hari ini akan kuhadiahi engkau sebuah bingkisan yang amat berharga." "0, terima kasih siocia," sahut Lau-ma, "bingkisan apa saja?" "Patung itulah!" Ma Giok Cu menuding pada Huru Hara. "0, dia?" Lau-ma berseru kaget, "siapa yang suruh dia masuk kemari?" "Dia kan setan, dapat masuk keluar tanpa diketahui orang. Hajarlah dia Lau-ma," perintah Ma Giok Cu.
Lau-ma mendengus dan maju kehadapan Huru Hara, "Hm, engkau sungguh bernyali besar sekali berani masuk kedalam gedung ini." "Lho masuk ke gedung ini mengapa dianggap berani?" "Karena orang mungkin dapat masuk tetapi jangan harap bisa keluar lagi." "Wah, kalau begitu, aku gembira sekali, tetapi apakah engkau sudah sembuh betul2?" Merah muka Lau-ma karena diejek begitu. Ia menggeram. "Hm, tempo hari engkau dapat berkokok, tetapi jangan harap engkau mampu ke luar dari gedung ini dengan masih bernyawa." "Uh, nyawamu hanya selembar, apakah hendak engkau minta?" "Siapa sudi mengambil nyawamu, kunyuk. Aku akan membasminya!" "Perempuan katak," seru Huru Hara, "aku seorang tetamu mengapa engkau perlakukan aku sebagai seorang penjahat?" "Cis, siapa sudi menerima tetamu seperti engkau ?" geram Lau-ma. "Perempuan tua," seru Huru Hara, "jangan menghina aku begitu rupa. Tunggu setelah aku menghadap tay-haksu nanti kita selesaikan perhitungan kita lagi. Engkau mau mengajak apa saja, tentu akan kulayani." "Di sini adalah rumah tay-haksu. Ma sio cialah yang berkuasa penuh. Ma siocia mana mau menerima tetamu seperti engkau! Enyah bangsat! Huru Hara tak sempat membantah lagi karena saat itu Lau-mapun sudah menyerangnya Sip-ci-sin-kang atau Sepuluh-jari-sakti ya dimiliki Lau-ma memang pernah menjagoi seluruh dunia persilatan pada tiga empatpuluh tahun yang lalu. Ilmu itu hampir lenyap. Kini tiba2 dimainkan oleh inang pengasuh dari puteri menteri tay-
haksu. Terdapat beberapa macam ilmu jari sakti antara lain Tan-ci-sin-kang atau Selentikan-jarisakti, yang bukan saja dapat memancarkan tenaga-dalam melalui gerak selentikan jari, pun apalagi telah mencapai tataran tinggi dapat ditudingkan ke arah musuh yang berada pada jarak beberapa meter, tudingan jari itu memancarkan tenaga-dalam yang menghancurkan. Juga menutuk jalan-darah dari jarak jauh termasuk tenaga-dalam yang dipancarkan melalui jari. Biasanya pemancaran jari itu dilakukan dengan sebuah atau dua buah jari. Tetapi yang dimiliki Lau-ma adalah sepuluh jari atau yang disebut Sip-ci-sin-kang. Kesepuluh jari Lau-ma setempak dapat memancarkan tenaga-dalam untuk mencengkeram lawan. Lau-ma telah mencapai tataran, pada waktu melancarkan ilmu itu, ia dapat meluncurkan kuku jarinya ke luar sampai dua tiga inci. 

Blo'on Cari JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang