Ih Jiang, terkejut menyaksikan kesaktian Huru Hara. Padahal padri Gong Gon itu terkenal memiliki tenaga gwa-kang (luar) yang luar masa. Lik-biat-ngo-gak naerupakan sebuah ilmu pukulan yang perbawanya sedahsyat ilmu pukulan Kim-kong-ciang dari perguruan Siau-lim si. Dan Gong Goan telah mencapai tataran dimana pukulannya Lik-biat-ngo-gak itu mampu menghancurkan gunduk karang sebesar anak kerbau.
Tetapi Ih Jiang tak sempat melihat keadaan Gong karena saat rtu Huru Hara sudah menghampiri ketempatnya. "Wah, engkau hebat sekali," tiba2 Ih Jiang malah berseru memuji. Dia memang cerdik dan licik, cepat dapat mengetahui gelagat. "Sayang aku talc butuh pujianmu," sahut Huru Hara. "Lalu engkau menginginkan apa ?"
"Aku menginginktan supaya engkau bertobat."
"Bertobat ? Apakah dosaku ?"
"Setumpuk gunung," sahut .Huru Hara, "engkau telah mencontreng muka bangsa Han. Engkau ikut mencelakakan bangsa Han. Apa perlunya ?"
"Aku tak tahu maksudmu.""Hm, bukankah engkau seorang kaki tangan orang Boan Ceng ?"
Ih Jiang tertegun, kemudian menjawab, "Setiap orang mempunyai keadaan dan keyakinan sendiri2." "Bagaimana keadaan dan keyakinanmu ?" Aku seorang lelaki. Bertahun-tahun aku menuntut ilmusilat agar kelak dapat menjadi seorang yang terkenal. Sekarang kesempatan itu telah terbuka luas. Dengan membantu kerajaan Ceng, aku mempunyai kesempatan kelak akan menjadi pembesar negeri.""Hm, ketahuilah," dengus Huru Hara, "belajar ilmusilat bukanlah suatu tujuan untuk manjidi orang terkenal dan mendapat pangkat. Tetapi untuk kesehatan diri, menjaga diri dan mengembangkan ilmu pusaka dari leluhur kita. Kalau mau mengawalkan, amalkanlah ilmusilat itu untuk membantu yang lemah memberantas yang jahat."
"Hm, simpanlah nasehatmu," kata Ih Jiang, "jangan terlalu muluk2 dengan impian. Yang penting adalah kenyataan. Orang yang memiliki kepandaian sakti seperti engkau, pada waktu ini, besar sekali kesempatannya untuk mendapat pangkat tinggi. Kalau engkau mau, aku dapat membantu-mu. Hidupmu pasti bahagia kelak.""Cis," Huru Hara meludah, "lebih baik menjadi cacing yang bebas di tanah, daripada menjadi anjing peliharaan orang Boan. Silakan engkau nikmati sendiri falsafah ke-anjinganmu, jangan coba cari pengikut." "Sudahlah, aku akan berurusan dengan pengemis itu sendiri, jangan ikut campur," akhirnya Ih Jiang mengalihkan pembicaraan. "Soal benda yang diambilnya?" masih Huru Hara menyelutuk. "Hm." "Mengingat tadi engkau mau membayar orang yang sedang mendapat kesukaran, kali ini engkau kubebaskan. Pergilah!" habis berkata Huru Hara terus menghampiri ke kolam. "Ah Liong, mana pengemis tadi?" tanyanya kepada Ah Liong yang masih duduk beristirahat di tepi kolam bersama Cian-li-ji. "Oh, ya, benar, mengapa pengemis itu tak muncul sejak dia kecebur dalam kolam," seru Ah Liong.
"Carilah !" Huru Hara menyuruhnya. Ah Liong segera loncat kedalam kolam. Ko lam itu cukup luas dan dalam sehingga menyerupai sebuah telaga kecil. Dilihatnya sesosok tubuh sedang menggeletak di dasar kolam, Ah Liong segera menyeretnya keatas dan dibawa naik ke darat. "Hai, apakah ini bukan Gong Goan taysu?" seru Huru Hara. Memang korban itu adalah Gong Goan taysu. Tetapi paderi itu hanya mengenakan celana dalam saja. Jubahnya sudah hilang. Ah Liong memijak perut paderi itu. Karena perut dipijak, mulut paderi itu mengalirkan air. Setelah ditolong Ah Liong yang rupanya faham menolong orang yang tenggelam dalam air, paderi itupun siuman. "Kemana pengemis itu ?" tanya Huru Hara. "Hilang," sahut Ah Liong. "Hilang ?"
"Ya, sudah kucari didasar kolam tetapi tak dapat kuketemukan, Apa itu tidak hilang namanya ?" "Aneh benar," seru Huru Hara, "masakan orang bisa menghilang. "Ya, pengemis lumpuh itu memang luar biasa anehnya. Dia lumpuh tapi dapat mencopet barang orang. Dia kecebur dalam telaga, tetapi ia bisa meng hilang ..... "
"Bohong !" Huru Hara terus loncat kedalam air. Dia meluncur ke dasar telaga. Waktu kecil, diapun suka mandi di sungai sehingga pandai be renang. Dia tak percaya pengemis lumpuh dapat menghilang. Setelah mencari-cari beberapa saat dan talc melihat pengemis itu, tiba2 dia nellhat sekabing papan besi menutup di tengah dasar telaga. Timbul kccurigaannya. Dia hampirinya papan besi itu lalu diangkatnya. "Ah," ia terkejut ketika papan besi itu terbuka dan tampak sebuah lubang. Segera ia meluncur masuk dan papan besi itupun menutup lagi. Dia terus berenang menyusur sebuah terowongan air sampai pada akhirnya dia melihat diatas terowongan itu terdapat sebuah lubang besar. Cepat dia naik keatas lubang itu dan ah ..... ternyata dia berada didalam sebuah gua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blo'on Cari Jodoh
SonstigesLanjutan "Pendekar Blo'on" CELOTEH BLOON : Wah, maaf beribu maaf, pembaca yang budiman. Karena baru sekarang saya dapat nongol lagi. Tidak jemu kan melihat tampang saya? Kali ini saya diberi peran lain dari yang lain. Keblo'onan saya dikurangi sedik...