8. Olimpiade

2.9K 154 3
                                    

Sekarang jen sedang tergeletak diatas kasurnya

"Gila gila tu cowok gapunya hati emang" kesal jen mengingat kejadian tadi

"Gue doain tu cowo ditabrak becak"

Jen masih kesal dengan kejadian tadi. Bagaimana tidak, ia disuruh jalan selama berkilo kilo meter sedangkan cowo itu hanya duduk santai di warung dekat pinggir jalan.
'Lo kira lo siapa ha?!' Itu yang jen terus ucapkan dalam hatinya

Karena sudah berjalan jauh dan tidak menemukan petunjuk apapun dan juga pengawal pengawal berbaju hitamnya tidak menunjukan batang hidungnya ia terpaksa menelfon kak dara untuk meminta petunjuk arah ke cafenya

Saat tiba di cafe pun daffa masih bertindak seperti seorang raja. Ia menyuruh jen untuk mengambilkan apa yang dia mau dengan alasan "lo kan kerja disini" brengsek emang.

"Udahlah, yang ada gue pengen makan orang kalo nginget itu lagi" kata jen

Saat sedang uring uringan dikasurnya ia dikagetkan dengan suara dari ponselnya. Tanpa melihat nama penelpon ia langsung mengangkat telfonnya

"Halo"kata jen

"Halo" seru suara berat di seberang sana. Jen langsung menegakan badannya mendengar suara berat itu

"Ehh ayah!"
"Tumben nelfon ehehe"

'Mampus kenapa ayah nelfon' batin gue

"Ayah dapat laporan, kamu bolos hari ini?"

'Apes gue apes'

"Ha? Bolos? Masa jen bolos? Engga kok" elak gue

"Jangan bohong jen" suara tegas orang disebrang sana membuat bulu kuduk jen berdiri

"Eehm iya iya" ringis jen

"Ayah naro kamu disana biar kamu berubah"

"Iya.. Maaf yah" kata jen

'Tadi jen dikerjain sama cowo brengsek itu yah!' Ingin rasanya jen meneriakan kata kata itu tapi jen tau itu akan hanya memperpanjang masalah

"Yaudah. Kamu jangan keluyuran malam malam"

"Iya"

"Inget, ayah gamau denger laporan yang aneh aneh lagi"

"Siap bos!" Seru gue

"Kamu jangan tidur malem malem"

"Iyaa salamin sama bunda ya yah"

"Ayahh! Itu jen yaa?! Yaampun adek durhaka dia masa gamau angkat telfon jazz" heboh suara diseberang sana

"Dadaah ayahh!"

"Eh jennn----" sebelun kak jazz nyerocos panjang jen langsung mematikan ponselnya

"Apes banget gue hari ini" keluh jen

...

Jen POV

Oke gengs hari ini gue bangun kesiangan. Dikelas gue mendapat omelan dari bu nia, iya dia guru yang kemaren. Dan gue baru inget kalo kemaren dia nyuruh gue ke ruang guru. Maaf bu diriku ga inget. Soalnya gue biasanya masuk ruang bk bukan ruang guru

Jadi disinilah gue sekarang. Di ruang guru, meja bu nia tepatnya

"Jadi, kenapa bu?" Tanya gue to the point

"Kalo saya liat kamu berpotensi dalam pelajaran matematika" katanya, ohh jelas

"Lalu?"

"Rencananya saya ingin mendaftarkan kamu untuk mengikuti olimpiade matematika tahun ini"

What?! Jen ikut olimpiade matematika?!

"Loh? Kok saya bu?" Tanya gue bingung. Emang sih otak gue bisa dibilang diatas rata rata. Tapi gue ga pernah menunjukannya selama di sekolah lama gue

"Selama 2 tahun terakhir daffa yang mewakili sekolah ini. Tapi dia sudah kelas 12 sekarang" jelasnya

"Gaada murid yang lain bu?"

"Banyak yang berminat, tapi saya memilih kamu" katanya, ya mau gimana lagi. Mau nolak kan gaenak. Gue kan lagi nyamar

"Eh yaudah bu" jawab gue setengah bingung

"Nah! Kamu bakal ditutorin sama daffa" kata bu nia sumringah

DAFFA? DAFFA LAGI? KENAPA TU MANUSIA MULU SIH. HIDUP GUE GABAKAL TENANG INI MAHH.

Tbc..

Vote yang banyak ya kalo mau di next🙏

True love? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang