19. Bullying again

2.9K 173 5
                                    

Sudah sehari berlalu sejak pertemuannya dengan ryan dan jen sudah memastikan perasaannya. Benar apa yang dibilang lintang. Jen sudah tidak memiliki perasaan sayang seperti dulu kepada lintang. Tidak ada perasaan aneh saat matanya menatap mata ryan seperti dulu, tidak ada perasaan hangat saat tangan ryan menggenggam tangan jen. Perasaannya dengan ryan sudah benar benar hilang.

Jen juga sudah memafkan kesalahan yang ryan perbuat dulu. Kemarin ryan meminta kesempatan kedua. Tapi jen dengan tegas menolak permintaan ryan itu. Setelah memastikan perasaanya dengan ryan. Ia kembali bingung akan perasaannya dengan daffa. Ia merasa desiran desiran aneh ketika bersama daffa.

"Ngelamun ae" coel stevany tiba tiba

Jen tersadar dari lamunannya dan menatap stevany kosong

"Heh lo kenapa" stevany melambai lambaikan tangannya didepan muka jen

Jen langsung menenggelamkan mukanya diantara lipatan tangannya

"Gue gamau rasain sakit hati untuk kedua kalinya" gumam jen lirih

"Hah? Kenapaa?" Tanya stevany panik melihat perlakuan temannya ini.

Bel pelajaran berlangsung membuat stevany yang dari tadi berdiri di depan jen langsung duduk kembali di tempatnya.

...

Jam istirahat ini dihabiskan jen untuk sekedar mendengar musik melalui earphonenya di dalam kelas. Stevany pergi ke kantin untuk membeli makanan. Dan keadaan kelas sedang kosong sekarang.

Tiba tiba seseorang membuka pintu kelas dengan kasar.

"Heh, pelacur. Sini lo" seru arsha tidak santai begitu pintu terbuka.

Jen mendesah pelan melihat kedatangan kaka kelas beserta antek anteknya itu. Ditambah lagi kehadiran bella disampingnya. Sejak kapan mereka berkomplot? Setau jen mereka berdua tidak akur semenjak tahun pertama sekolah.

"Lo ngerti bahasa indonesia? Gue bilang jauh jauh dari thomas!" Pekik arsha geram

"Saya gapernah deket deket thomas." Jawab jen

"Gapernah? Cih" kata arsha berdecih
"Terus lo yang dianter pulang semalem itu apa?!"

"Ha?" Tanya jen bingung, orang ini tau darimana

Memang benar semalam ia nebeng dengan thomas yang kebetulan sedang dijakarta.

"Berangkat bareng daffa, pulang bareng thomas. Hebat banget hidup lo" kata bella kini angkat bicara

"Kalian mata matain saya?" Bingung jen

"Mata matain?" Kata arsha memutar bola mata.

"Jadi ini bener?!" Tanya bella emosi

Arsha menatap bella kesal  "Gue udah bilang sama lo"

Ternyata arsha dalangnya.

"Saya gapernah deket deket sama mereka. Lagi pula kalau saya deket sama mereka. Apa hak kalian? Kalian pacar nya? Bukan kan?" Tantang jen mulai berani

"Oh, si b*tch ini udah mulai berani ya" kata bella terbakar emosi. Tangannya hendak menjamah rambut jen, menjambaknya. Tapi kegiatan tersebut terhenti karena suara pintu yang terbuka

Kepala seseorang menyembul dari balik pintu.

"Lintang?" Kata bella bingung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lintang?" Kata bella bingung

"Eh gue ngeganggu ya?" Tanya lintang polos sambil melirik jen.

"Lo mau ketemu siapa?" Tanya arsha

Lintang menunjuk jen

"Lo ada perlu apa sama dia?" Kepo arsha

"Ada deh. Jen sini deh" panggil lintang.

Jen segera mengikuti panggilan lintang karena kalau ia masih dikelas ini pasti suasana akan berubah menjadi panas.

Mereka berjalan keluar dari kelas

"Ada perlu apa ka?" Tanya jen

"Gaada sih, hehe" tawa lintang

"Lah?"

"Kepala gue ngirim sinyal sinyal bahaya gitu jadi gue reflek aja ke kelas lo" kata lintang sambil terkekeh

Jen melongo "Lo punya kemampuan semacam itu?" Takjub jen

Lintang terkekeh "Engga kok, tadi kebetulan lewat kelas lo aja"

"Ohh gitu" jawab jen sedikit kecewa

"Oh iya ka makasih ya" kata jen tiba tiba

"Makasih buat apa?" Tanya lintang

"Saran lo yang waktu itu" kata jen

Lintang tersenyum "Oh, itu"

Jen mengangguk "Gue udah coba ketemu sama mantan gue"

"Terus gimana perasaan lo?"

"Bener kata lo. Gue udah gaada perasaan lagi sama dia" kata jen tersenyum

"Bagus deh kalo perkiraan gue bener"

Jen mengangguk

"Terus kalo perasaan lo sama daffa?" Tanya lintang tiba tiba

Terjadi keheningan sesaat

"Daffa?" Gumam jen

Saat sedang berjalan beriringan bersama lintang. Dari arah berlawanan didapati daffa dan kezia yang sedang berjalan berdama. Mata daffa menatap jen tajam

"Wah panjang umur, diomongin orangnya datengg" heboh lintang
"Woi! Dapa!!" Teriak lintang

Daffa mendekati jen dan lintang, tentunya bersama kezia

"Lengket amat lo bedua" goda lintang

Kezia hanya tersenyum malu malu

"Lo duluan aja, gue ada perlu sama mereka" ucap daffa kepada kezia. Ada sirat kecewa di mata kezia tapi kezia tetap menjalankan perintah daffa.

"Lo ngapain masih disini" kata daffa kepada lintang

"Yaampun, lo ngusir gue?" Kata lintang

"Sana."

"Iyadeh gue kasih waktu lo bedua. Jan lama lama ya. Biasanya kalo beduaan yang ke 3 setan loh. Hiiii" kata lintang menakut nakuti.

Jen terkekeh

"Duluan ya jen!" Pamit lintang

"Iya ka" balas jen

Setelah lintang pergi hanya ada jen dengan daffa berdua

"Giliran lintang aja lo panggil ka" sirik daffa

Jen menatap daffa aneh "Kenapa emang"

"Au" kata daffa melengos pergi

'Daffa.. ngambek?' Batin jen lalu terkekeh

"Eh daffa!" Kata jen sambil mengejar daffa yang sudah mendahului langkahnya.

•••

Jangan lupa vote terus ya! Comment juga. Menurut kalian part ini kependekan, sedeng, atau malah kepanjangan? Comment ya..

Kalo views dan vote banyak, bakal di post next chapter nya besok..

True love? ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang