9 #THE BREAK UP DAY

581 43 0
                                    

170812

@Caffe

Hujan turun dengan derasnya membuat beberapa orang yang tidak membawa payung maupun jas hujan kini berteduh di depan dan dalam caffe.

Lagu mengalun di telinga ku kini dapat membuat ku memejamkan mata mengingat saat terakhir kalinya aku bersamanya. Ya dia Renjun

***

140531

Hari yang sangat cerah aku sedang sibuk memilih baju karna Renjun mengajak ku jalan-jalan. 15 menit lagi Renjun akan datang menjemputku. Sebaiknya aku bergegas.

Aku sudah berdandan rapi, menggunakan dress putih selutut dan lengkap dengan pita senada di rambutku. Tidak lama kemudian Renjun pun sampai didepan rumahku. Dia menelponku dan aku pun segera turun.

"Sudah siap?" Aku hanya menggangguk.

"Ayo pergi" Renjun segera menggandeng ku memasuki mobilnya.

***

@Amusement Park

"Oppa aku akan segera debut, walau Ningning dan Yiyang tidak ikut, aku tetap akan debut bersama Koeun dan Hyerin dari Tim D" Hari ini aku sangat antusia, sementara Renjun oppa nampak hanya mendengarkan tanpa ekspresi.

Kami berjalan bergandengan, Aku menebar senyum namun Renjun nampak murung.

"Ada apa?" Aku berusaha mencari tau.

"Ah tidak, apa ada yang mau kau beli atau makan? Akan ku belikan semuanya" Renjun tersenyum dan aku pun ikut tersenyum.

Aku pun terkejut. Tidak biasanya Renjun bicara begitu. "Benarkah? Apapun itu?" tanyaku.

"Tentu saja. Apapun itu." jawab Renjun sambil mengusap kepalaku.

"Umm... Aku ingin sekali membeli bando kelinci kembar seperti itu" Kata ku sambil menunjuk salah satu pasangan yang lewat.

"Yang seperti itu? Baiklah, ayo" Renjun segera menarik ku memasuki gerai yang menjual bando itu dan tak jauh dari kami.

"Aku yang hitam dan kau yang pink, bagaimana?" Renjun tersenyum sambil memakaikan ku bando itu. Setelahnya, Renjun memasang bando miliknya.

Aku melihat bayangan kami berdua di cermin. 'Aku jadi penasaran bagaimana masa depan kami nanti,' pikirku. Kami berdua terlihat begitu serasi.

Renjun kemudian pergi ke kasir dan membayar bando milik kami berdua. Dia menyeretku keluar gerai dan menanyakan keinginanku yang lain.

"Apa lagi ya? Bagaimana kalau kita membeli permen kapas?" pintaku.

"Ya sudah, ayo kita cari permen kapas di sekitar sini." ucap Renjun.

"Bukan dicari, tapi dibeli" kataku sambil menjitak pelan kepalanya.

"Ah iya, iya. Maafkan aku, sayang" ucap Renjun sambil mengeratkan tangan kami.

"...ah! Itu disana, Renjun-ah!" teriakku sambil berlari menuju gerobak permen kapas. Spontan Renjun mengejarku. Kami pun kejar-kejaran sampai melupakan permen kapas tadi.

Aku berhenti di dekat sebuah photobox. "Renjun-ah, ayo kita berfoto disini~" ucapku sambil menepuk-nepuk mesin foto itu. Renjun pun langsung menarikku masuk kedalam photobox dan memasukkan koin. Kami kemudian mengambil beberapa foto sambil berpose ria.

Di saat timer sesi foto terakhir hampir habis, Renjun tiba-tiba mencium pipi kiriku. Aku pun tersentak kaget dan bisa kurasakan pipiku bersemu merah. Kutatap wajahnya sambil memegangi pipi kiriku, namun Renjun hanya tersenyum lebar tanpa penjelasan. Dia terlihat senang, tapi entah kenapa aku bisa melihat kesedihan di matanya.

Tanpa basa-basi, Renjun menarikku keluar dari photobox dan mengambil hasil foto kami. Dia sengaja memasukkan koin dua kali lipat agar tercetak dua.  Dia kemudian membawaku ke cafe terdekat di kawasan Amusement Park. Renjun langsung meminta meja untuk 2 orang dan memberiku buku menu.

"Pesanlah apapun yang kau mau. Ah, kau suka pudding coklat dan milkshake vanilla, kan? Pesanlah sebanyak yang kau mau," ucap Renjun sambil tersenyum manis.

"Kau yakin? T-tapi aku..."

Renjun menangkup wajahku. "Kau ini. Jangan khawatirkan bentuk tubuhmu, kau cantik apa adanya, tau." kata Renjun sambil meniup wajahku. Refleks aku menutup mataku dan mengerucutkan bibirku.

"Ah~ lucunya" ucap Renjun sambil mencubiti pipiku.

Sekali lagi bisa kurasakan pipiku memerah. Aku pun menundukkan kepalaku dan mengabaikannya agar lebih fokus pada menu.

Aku pun memesan sebuah pudding coklat dan milkshake vanilla, sesuai dengan tebakan Renjun. Sedangkan Renjun sendiri memesan fish and chips.

Tidak lama, pesanan pun datang. Kami langsung memakan pesanan kami karena kebetulan sekali kami lapar. Renjun membayar makanan kami dan menyeretku keluar dari cafe.

Tak terasa, ternyata hari sudah malam. Ternyata kami telah melewatkan matahari terbenam. Sepertinya kami terlalu sibuk menghabiskan makanan kami tadi. Aku pun mendesah kecewa.

"Hmm... Bagaimana kalau kita naik bianglala saja?" ajak Renjun.

"Tidak, ah. Aku mau pulang saja." tolakku. Jujur aku merasa sangat lelah.

"Ayolah. Aku tidak akan meminta apa-apa lagi padamu" ucap Renjun.

"Aish, baiklah. Ini akan jadi yang terakhir kalinya." jawabku. Renjun lagi-lagi menarikku ke area bianglala yang mulai sepi.
Renjun tampak menunggu, sampai akhirnya sebuah gerbong nomor 9 berwarna ungu datang di depan kami.

Aku terkejut karena Renjun masih mengingatnya. "Loh? Ini kan...?" tanyaku sambil menatap matanya.

Renjun mengeratkan pegangan tangannya. "Iya. Ayo kita masuk" ajaknya. Kami pun memasuki gerbong itu dan mulai menikmati pemandangan yang ada.

Setelah gerbong kami hampir mencapai puncak, Renjun tiba-tiba berdiri dan duduk menyeberangiku tanpa melepaskan tautan tangan kami. Renjun membuang napasnya kasar.

"Jihyunnie... Ada yang ingin kukatakan padamu" ucap Renjun sambil menatap mataku tajam. Bianglala terasa melambat dan perasaanku berkata kalau sesuatu yang kuhindari selama ini akan segera terjadi. Aku pun diam mendengarkan dan memberinya isyarat untuk meneruskan ucapannya.

"Aku... ingin kita berpisah."

Aku terdiam membisu. Mungkin aku salah dengar, namun tidak terasa air mataku jatuh satu persatu, mengalir membasahi wajahku.

"Aku mendengar semuanya, termasuk saat kau dimasukkan ke dalam daftar trainee yang akan debut tahun depan. Aku... tidak ingin jadi penghalang kesuksesan mu... Maaf, tapi kupikir kita harus putus." Bianglala kami berhenti. Petugas bianglala menbukakan pintu. Renjun segera melangkahkan kakinya keluar, namun aku? Aku mematung dengan air mata yang berjatuhan dan mulai membasahi kerah bajuku.

"Baiklah, tapi asal kau tau, aku membenci mu" Setelah aku mengatakan itu, gerbong bianglala kami yang kini sudah terbuka langsung membuat diriku ingin segera keluar.

"Mianhae, saranghae Byun Jihyun" aku sempat mendengarnya namun aku sengaja mempercepat langkah ku.

END~

Setelah sekian lama akhirnya FanFiction pertama saya telah selesai. Maaf jika updetnya kurang tepat waktu karena ada masalah dalam bagian editing dan pemilihan kata. Untuk semua readers yang telah sabar menunggu saya akhirnya menyelesaikan fanfiction ini. Nantikan epilogue yang akan segera di rilis.

Terima Kasih -XArinnPark

The True Story Of SM Entertainment [LENGKAP] [RENJUN NCT DREAM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang