14 #BONUS CHAPTER (3/3)

777 37 0
                                    

@Back Stage

Aku dan member lainnya sudah selesai mengenakan kostum. Kostumku di dominasi oleh warna hitam dan merah maroon. Saat ini aku tengah duduk di meja rias bersama make up artist eonnie. Member lain sudah duluan dan aku adalah member terakhir yang bermake up.

Member NCT Dream nampak ke ruangan kami juga. Mereka masing-masing nampak gagah dengan setelan jas dan celana panjang yang kebanyakan di dominasi hitam dan biru tua.

"Bagaimana ini? Aku gugup sekali," kata Chenle dan Jisung bersamaan.

"Apa yang harus kita takutkan? Kita hanya harus menunjukkan yang terbaik di stage, bukan?" kata Hina angkat bicara.

"Sudah, sudah. Waktu kita hampir habis. Jihyun-ah, kau sudah selesai?" tanya Jeno. Aku pun berbalik dari kursi make up  dan mengangguk.

"Bagaimana kalau kita tos dulu?" Kata Renjun dan kami serentak mengangguk.

"Yel-yelnya apa?" Tanya Lami polos kami juga kembali mengangguk.

"NCT-A fighting?" usul Koeun semangat.

"Ide bagus!" kataku mengiyakan.

"Baiklah, ayo kita mulai!" kami semua saling menumpuk tangan. Tanganku berada di atas tangan Renjun, dan di atas tanganku juga ada tangan Jeno.

"NCT-A, FIGHTING!!!" kata kami semua serempak lalu mengambil mic masing-masing dan kemudian naik ke stage.

@Stage

Akhirnya kerja keras kami selama sebulan penuh akan segera ditampilkan di panggung ini. Kami sudah berdiri di posisi masing-masing. Lampu stage masih di matikan.

Lami dan Jisung adalah yang paling terlihat gugup, sementara aku ikut gugup, Renjun tiba-tiba menggenggam tanganku dan tersenyum. Dia membisikan kata-kata semangat lalu melepaskan tangan ku ketika lampu dan lagu mulai di nyalakan.

Skip

@Backstage

Setelah performance kami pun beristirahat di backstage lagi. Sekarang NCT dream dan A+ satu ruangan karna sudah tidak berganti pakaian.

Aku duduk sendiri di sebuah kursi panjang, sambil memainkan ponsel ku. Ku lihat Renjun datang dan duduk di sebelah ku.

"Kerja bagus" Katanya sembari tersenyun kepada ku. Aku hanya membalas dengan senyum.

"Kau juga" Kata Jeno di tengah-tengah kami, dapat ku lihat wajah Renjun berubah menjadi kurang senang saat Jeno bergabung.

"Temui aku di atas(rooftop)" kata Renjun kemudian berlalu saja melewati ku. Aku memandang Jeno dia mengisyaratkan 'pergilah' dengan sedikit menggerakan kepalanya. Aku mengangguk dan kemudian kerooftop.

***
@rooftop

"Wae?" kata ku yang berdiri tepat di depan pintu rooftop ini. Oke, aku takut ketinggian.

"Kemarilah" kata Renjun. Mau tak mau aku mendekatinya yang berdiri di dekat pembatas. 'Apa dia lupa aku takut ketinggian?' keluh ku dalam hati.

"Jangan takut, aku ada di sini" seakan tau perasaan takut ku Renjun menenangkan. Aku kembali berjalan. Hingga sampailah di sebelah Renjun.

"Bogoshipeo" Kata Renjun singkat lalu memeluk ku. Membiarkan kepalanya bersender di leher ku.  Membiarkannya menumpahkan rasa rindunya. Mungkin bagian ini kami sama-sama merindukan. Aku membalas pelukannya.

Renjun melepaskan pelukannya. Dia menatap nanar wajah ku. Aku dapat melihat kesedihan dan kerinduan yang luar biasa di matanya. Dia memiringkan kepalanya yang membuat ku otomatis menutup mata.

Cup~

Benda kenyal nan manis milik Renjun mendarat sempurna di atas bibir ku. Untuk beberapa detik hanya diam. Tak lama Renjun mulai mengisap dan mengemut bibir ku dengan pelan. Dia melakukannya sangat pelan dan berhati-hati seakan bibir ku serapuh gelas kaca.

Merasakan oksigen kami yang semakin menipis Renjun pun memberikan Jeda istirahat. Dia kembali memandang ku, aku tak dapat berkata apa pun sekarang.

"Kau tau.. " kata nya yang melepaskan pelukan dan ciuman kami kemudian melihat ke arah langit.

"Aku sangat teramat merindukan mu" dia berhenti. Lalu melanjutkan.

"Dan setiap aku mendekati mu, di sana selalu ada Jeno. Itu mengesalkan" Kata Renjun sambil memaksakan tawa.

"Apa Jeno sudah menjadikan mu miliknya? "Tanya Renjun dengan senyum sinis. Mendengar itu aku justru tertawa terpingkal-pingkal.

"Mwo?! Hahaha, dengan Lee Jeno? Lebih baik aku dengan bocah sd saja" tawa ku tak dapat di hentikan. Kini Renjun memandang ku dengan tatapan bingung. Aku tersenyum lalu behenti tertawa.

"Aku dan Jeno mungkin pernah menyukai, aku tidak munafik. Tapi.. "Aku menggantung kata-kata ku ingin melihat reaksi lebih dari nya.

"Itu sangat lama, saat kami masih kecil dan tinggal bersama di LA. Sekarang kami mempunyai orang lain. Jeno menyukai Hina eonni tau" Kata ku tertawa sedangkan Renjun memandang ku tak percaya.

"Kalau mereka benar-benar jadi kekasih. Mereka akan dingin satu sama lain" kata ku bercanda. Renjun nampak diam.

"Jihyun-ah" aku menoleh kearah renjun dan menatap kedua bola mata yang bagai kristal terus bersinar di mata ku.

"Mianhae, atas semua yang ku lakukan di masa lalu. Maafkan aku yang meninggalkan mu tanpa alasan yang jelas. Maafkan aku yang selalu dingin pada mu. Maafkan aku yang selalu bersama Hina agar kau tidak melihat ku. Maafkan semua yang ku perbuat Jihyun-ah" dia menunduk setelah mengatakan itu. Aku memandangnya. Memegang kedua tangannya.

"Dengarkan aku.. " Renjun mengangkat wajahnya menatap ku. Dia nampak sangat sedih.

"Semua yang kita lakukan bersama, sendiri-sendiri, bahagia maupun sedih semuanya merupakan kenangan penting untuk ku, jadi kau tidak melakukan apa pun yang salah. Saat itu aku hanya terlalu kecil untuk mengerti yang kau lakukan, dan sekarang aku mengerti semuanya" Renjun nampak tersenyum. Aku membalas senyumannya balik.

"Kalau saja kita sudah cukup tua, aku pasti berani membawa mu kehadapan Lee Sooman sajangnim dan mengatakan bahwa kita kekasih. Tapi untuk sekarang itu tidak mungkin" senyum paksaan itu lagi. Aku hanya terdiam.

"Bahkan aku tidak merasa ada yang berbeda dari kita. Walau di mata orang lain kita dekat sebagai sahabat dan keluarga tapi kalau hati kita mencintai satu sama lain itu bukan dosa kan? Lagi pula terlalu muda berpikir menentang perusahaan kau tau sendiri bagaimana temprament Lee Sooman sajangnim." Kata ku sembari tersenyum. Renjun juga melihat ke arah ku.

"Kalau begitu, mulai sekarang. Mau kah kau berteman dengan ku lagi? Dan tak ada kata cemburu satu sama lain? "Aku memandang uluran tangan Renjun.

"Tentu saja" jawab ku mantap.

--

Hari ini aku kembali mendapatkan sebuah pelajaran.

Hanya karena kita terlalu muda kita dapat salah mengartikan semua tindakan orang lain.

Karna itu jangan membenci orang lain tanpa alasan dan memaaflah apa bila dia memang memiliki salah.

Walau tidak dapat bersama sebagai seorang kekasih, aku cukup senang bisa kembali mengikat pertemanan dengan Renjun.

Huang Renjun! Byun Jihyun! Fighting!

***

Yey special chapternya udah tamat >_< maafin kalo endingnya ubsurd ya. Soalnya bingung mau di apain :p yaudah lah ya. Makasih yg udah Setia ngebaca dan ngevote ff ini. Baca dan vote terus nde yg sider, gomawo 😘😍😄

🎉 Kamu telah selesai membaca The True Story Of SM Entertainment [LENGKAP] [RENJUN NCT DREAM] 🎉
The True Story Of SM Entertainment [LENGKAP] [RENJUN NCT DREAM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang