wonwoo past

11.7K 1.7K 87
                                    

Wonwoo menyerahkanmu kepada Mingyu. Tiba-tiba ada urusan mendadak dari kantor ayahnya yang tidak bisa ditinggalkan.

"Mingyu, aku ingin bertanya padamu."

"Tentu."

"Kenapa dengan dia?"

Mingyu menghela napas berat, ia paham apa yang sedang kamu maksud saat ini.

"Wonwoo, kau disini bersama nenek ya?"

"Kenapa, ibu?"

"Ada hal serius di Jepang. Kami tidak bisa membawamu karena tidak ada yang menjagamu diantara kami."

Mata sipit Wonwoo kecil berkaca, sebentar lagi bisa dipastikan dia akan menangis.

"Aku tidak peduli! Aku ingin bersamamu!"

"Tidak bisa Wonwoo."

"Aku tidak mau!"

"Nenek akan menjagamu. Jika kau ikut bersama ibu, mereka akan merindukanmu."

Tangisnya pecah. Wonwoo yang masih berumur 5 tahun tersebut tidak ingin orang tuanya pergi. Padahal mereka baru saja kembali dari Singapura sebulan yang lalu. Walaupun sebulan, dia bahkan tidak pernah diperhatikan keduanya.

Wonwoo tidak pernah merasakan kasih sayang mereka sejak kecil. Hanya nenek dan kakeknya yang selalu menjaganya.

Ketika Wonwoo bertanya kapan orang tuanya itu kembali, dengan sangat terpaksa neneknya menjawab pertanyaan Wonwoo untuk menunggu mereka sebentar lagi.

Namun, pada akhirnya mereka kembali ketika Wonwoo berusia 5 tahun. Sebulan kembali, Wonwoo tidak pernah merasakan kehangatan dalam keluarganya.

Orang tua mereka sangat sibuk dengan perusahaan hingga mereka harus pergi ke Jepang dengan alasan pekerjaan.

"Kau tidak suka denganku?"

"Siapa yang mengatakan hal itu padamu, sayang?"

"Buktinya ayah dan ibu selalu meninggalkanku. Ketika aku sakitpun kalian tidak ada disebelahku."

Satu jam lagi, pesawat mereka segera berangkat. Seorang pengawal menarik Wonwoo untuk tidak mengejar sang ibu. Dengan suara yang sangat parau, Wonwoo menangis sejadi-jadinya.

"Tenanglah. Mereka akan segera kembali," ucap pengawal tersebut.

"Kau tidak perlu bicara seperti itu, karena nyatanya mereka tidak akan kembali."

"Dan benar apa yang dia ucapkan. Sampai saat ini orang tua Wonwoo tidak kembali lagi ke Korea Selatan."

"Benarkah?"

"Ya, setelah sang nenek menyusul kematian suaminya, dia sangat terpukul. Diantara semua orang yang Wonwoo kenal, hanya ibuku yang begitu ia percaya." Mingyu membenarkan posisi duduknya. "Saat kami berada disekolah yang sama, perubahan terjadi pada Wonwoo."

"Apa?"

Wonwoo memukul pipi kiri Hoshi hingga sudut bibirnya robek. Pandangan matanya begitu menusuk membuat Hoshi ragu-ragu untuk menatap Wonwoo.

"Kenapa kau ingin berurusan dengan ketua basket sepertiku? Sudah berapa kali aku katakan!? Aku tidak akan main-main dengan ucapan yang setiap orang tunjukan padaku." Wonwoo menyeringai. "Dan aku sangat tidak suka kau membawa-bawa kedua orang tuaku!"

Sebelumnya, Hoshi mengajak taruhan Jun untuk menebak apakah Wonwoo itu mempunyai orang tua karena setiap Wonwoo mendapat masalah, yang datang bukanlah orang tuanya melainkan asisten ayahnya.

Yunhyeong membeberkan secara diam-diam tentang taruhan Hoshi kepada Wonwoo. Setelah sepulang sekolah, Wonwoo mencegat Hoshi ditangga.

"Memang benar kan kau itu tidak memliki orang tua?"

Napas Wonwoo memburu, emosinya sudah mencapai ubun-ubun.

Dengan sekuat tenaga kepalan tangannya mengarah untuk memukul Hoshi, namun Mingyu menahannya untuk ke sekian kali.

"Jangan terlalu cerboh."

Tangan Wonwoo masih mengepal hingga berwarna merah. Karena Mingyu tahu, segera saja ia melepas tangan Wonwoo.

Nasib baik berada didepan Hoshi. Dia lolos akibat pertolongan Mingyu, bukan pertolongan melainkan sebuah ketidaksengajaan.

"Kau tidak perlu menghabisi mereka karena itu bukan kenyataan yang sebenarnya," kata Mingyu.

"Terserah katamu!"

Wonwoo berjalan mendahului Mingyu.

"Wonwoo berubah karena kurangnya perhatian dari orang tuanya saat masih kecil, hingga sekarang. Sayang sekali mereka tidak tahu dan menganggap Wonwoo itu anak yang baik, padahal dia dulu sangat brutal. Ia pernah ingin membunuh salah satu pelayan karena lupa jika Wonwoo tidak suka seafood dan dia menyiapkan menu makan malam yang sangat Wonwoo benci."

Kamu masih terus saja mendengar penjelasan yang Mingyu katakan. Sedikit demi sedikit kamu mulai tahu apa yang terjadi hingga Wonwoo menjadi seperti ini.

"Ketika berita tentang ia tidak memiliki orang tua, aku hanya menganggap itu biasa saja. Kupikir memang benar, ternyata tidak. Aku tidak begitu tahu tentang Wonwoo disekolah dulu, jadi kurasa dengan kau menceritakan semua, aku bisa mengerti keadaannya."

Mendadak ruangan itu sunyi. Kamu tidak tahu apa yang sedang Mingyu lakukan, namun angin berhembus perlahan dari pintu kamarmu.

"Dia harus tahu," ucap Mingyu tiba-tiba.

"Ya, memang harusnya begitu."

Kamu merasakan tangan Wonwoo menyetuh pipimu lembut. Pikiranmu berkecamuk setelah mendengar semua masa lalu Wonwoo.

"Aku sudah menemukan kornea yang cocok untukmu. Kau akan pergi dengan Mingyu ke rumah sakit besok dan maaf, aku tidak bisa bersamamu karena ayahku membuat saham di Korea menurun. Jadi mengertilah," jelas Wonwoo panjang lebar dan masih saja menatapmu sendu.

Kamu bergerak menurunkan tangan Wonwoo di pipimu sembari tersenyum tipis, "Aku tidak mempermasalahkannya."

Wonwoo mengangguk pelan. Ia kemudian memelukmu hangat, hal ini tidak pernah Wonwoo lakukan sebelumnya.

Jika sisi yang seperti ini tidak pergi, lagi.

Mungkin kamu akan terus merasakanhal tersebut.

"Jangan pergi bila aku tidak memintamu, mengerti?"

Kamu mengeratkan pelukan, tanda bahwa kamu menyetujui ucapan Wonwoo.

"Terima kasih."

Sementara itu, Mingyu menatapmu dan Wonwoo dengan tatapan sedikit tak suka.













/maafin aku ming jadinya kamu kacang disitu, hehe/


















































/maafin aku ming jadinya kamu kacang disitu, hehe/

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

stay
ft. Jeon Wonwoo




2k17, pea-chu.

stayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang