happen ending

11.1K 1.4K 154
                                    

"Dimana Wonwoo?"

Mingyu menyeruput kopinya. Menatap Hari yang entah sejak kapan sudah ada didepannya. Dirumah Wonwoo.

"Pergi."

"Dengan perempuannya?"

Laki-laki itu meletakkan cangkir kopi dimeja. Ia terlalu bingung dengan Hari yang tiba-tiba datang tak diundang.

"Kau mau menggangu mereka?"

"Tidak, aku ingin meminta maaf."

"Apa?" tanya Mingyu hampir tertawa.

Hari menatapnya kesal.

"Aku juga seorang manusia, dasar!"

Mingyu tersenyum mengejek kepada Hari yang memukulnya dengan tas.

"Dia pergi, pulanglah. Aku akan menelponmu jika dia sudah datang."

•••

Mereka kembali setelah sebelumnya menghabiskan waktu untuk sekedar berbicara.

Wonwoo berpamitan untuk pergi ke atas, masuk ke kamarnya.

Perasaan tidak enak mulai ia rasakan.

Laki-laki itu mengedarkan pandangan didalam kamarnya yang gelap. Ia terhenti ketika melihat pistol diatas laci dekat lampu tidur dan kemudian meraihnya.

Mengecek jika ada persedian peluru didalamnya, dan benar. Masih terisi penuh, entah sejak kapan pistol itu berada disana.

Ada beberapa senjata api di lemari yang ia khususkan. Namun Wonwoo lebih menyukai pistol itu daripada yang lain.

Dia pun memasukan pistol tersebut kedalam saku kirinya dan pergi ke bawah untuk menemuimu lagi.

Wonwoo mulai khawatir.

"Aku tidak tahu bagaimana, tapi dia mulai berubah."

"Terkadang Wonwoo memang seperti itu, ingat dia memiliki kepribadian yang lain."

"Itulah yang aku takutkan sekarang."

"Jangan terlalu berharap jika suatu saat dia bisa berubah sewaktu-waktu."

Mereka terdiam.

Wonwoo bersender pada dinding dekat tangga ketika mereka berdua, kamu dan Mingyu mulai membicarakannya. Takut jika Wonwoo kembali menjadi yang dulu.

Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Apa yang akan kau lakukan jika, kau menyukai kekasih temanmu sendiri?" tangan Wonwoo jatuh setelah sebelumnya ia melipatnya didepan dada.

"Mingyu, jangan katakan," kamu menghentikan ucapan.

Sudut mata Mingyu melirik Wonwoo, dia mengerjap beberapa kali dan kembali menatapmu.

"Maafkan aku tapi, aku menyukaimu."

Tenggorokan Wonwoo tercekat, serasa tertohok beribu-ribu pisau. Ia tidak percaya Mingyu akan mengatakan yang sebenarnya.

"Kim Mingyu."

"Aku berusaha sebiasa mungkin untuk tidak memperlihatkannya. Namun, aku tidak bisa. Wonwoo terlalu banyak menyakitimu, bagaimana mungkin aku bisa melakukannya?"

"Mingyu, akuㅡ"

"Kita bisa pergi. Aku sakit ketika Wonwoo menyakitimu, Hari menamparmu. Aku tahu kau begitu menahannya."

Tangannya mengepal keras.

Hal seperti inilah yang laki-laki emo itu benci. Wonwoo tidak ingin kamu pergi, Wonwoo tidak ingin Mingyu menyukaimu.

stayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang