other side

11.5K 1.8K 86
                                    

Sudah seharian aku bersama Mingyu, karena tidak mungkin Wonwoo akan bersamaku walaupun itu hanya satu jam.

Dia kekasihku, tapi bukankah aneh jika dia bersama wanita lain selain diriku?

Tidak ada yang aneh menurutnya.

Semua itu sama.

"Mingyu."

"Ya?"

Aku menggigit bibir bawahku. Jujur saja aku tidak ingin mengatakannya.

"Bisakah kau membawaku keluar dari rumah ini?"

"Siapa yang menyuruhmu!?"

Wonwoo datang dengan suaranya yang menusuk gendang telinga. Sudah kuduga jika dia akan marah dengan ucapanku lagi.

"Aku hanya ingin keluar, seperti di taman, jalan-jalan. Hanya itu," ucapku parau.

Derap langkahnya terdengar mengisi kekosongan di ruang tamu ini. Aku sangat yakin jika Wonwoo akan membawaku masuk ke dalam sana atau dia bisa saja menamparku berulang-ulang. Terakhir kali aku tidak bisa berbicara karena sudut bibirku terluka.

"Hentikanㅡ"

"Singkirkan tanganmu! Untuk apa kau melindungi perempuan sepertinya!? Ingatlah, kau bukan siapa-siapa Kim Mingyu!"

Aku tahu, dia akan menamparku.

"Berhentilah dengan sifatmu yang sekarang, kau sudah melewati batasan. Dia perempuan, dia itu perempuan! Kau harus melindunginya, jangan pernah kau menyakiti perempuan," aku bisa merasakan napas memburu Mingyu disebelahku.

"Aku yang berhak atas hidupnya! Paham!? Kauㅡ"

"Berhenti!"

Semua menjadi hening, aku tidak pernah berteriak sebelumnya.

"Hanya karena aku kalian bertengkar? Kumohon berhentilah," tubuhku bergetar. "Aku memang pembuat masalah, jangan pernah bertengkar hanya karena aku."

Aku tidak pernah seperti ini. Aku tidak pernah seperti ini.

Namun, pada akhirnya aku menjadi seperti ini.

Jika saja aku tidak buta, jika saja aku tidak mengalami kecelakaan, sudah pasti aku tidak akan pernah berada disini, dan aku tidak akan pernah menyukai ataupun mengenal Wonwoo.

Jika ini bukan karena ibu tiriku, jika ini bukan karena ayahku yang menikah lagi, aku tidak akan menjadi seperti ini, dan aku bisa melakukan hal-hal yang sering kulakukan.

Seseorang memelukku, dari aroma parfumnya aku tahu dia itu Wonwoo, mengusap kepalaku lembut.

Sisi lainnya kembali muncul.

Dia yang hangat.

Pertahananku pecah, aku menangis lebih dari sebelumnya. Aku berteriak histeris dalam dekapannya yang makin erat.

Jujur aku benci menjadi buta.

Tapi apa yang bisa kulakukan jika ini adalah takdir yang tidak bisa dibantah?

Wonwoo berbisik padaku, "Maaf membuatmu menangis lagi."

Suara dalamnya kembali menusuk telingaku, yang biasanya dapat menenangkanku. Kali ini aku tidak bisa berhenti.

Kau adalah seseorang yang kuat.

Aku mengingat ucapan Mingyu siang tadi.

Pada kenyataannya aku bukanlah seorang yang ia pikirkan selama ini. Sama seperti orang lain, aku bisa menjadi rapuh.

Bukankah itu wajar?

Itu memang wajar karena aku sama seperti mereka.

Hanya perbedaannya adalah karena aku itu buta.

















































Hanya perbedaannya adalah karena aku itu buta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

stay
ft. Jeon Wonwoo


2k17, pea-chu.

stayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang