Rasanya, aku sudah terbangun.
Tapi semuanya begitu gelap, sudah lama aku seperti ini.
Tepat hari ini, dokter akan membuka perban yang menutupi bagian mataku. Setelah sebelumnya aku menjalani operasi mata.
Dengan di temani Mingyu, lagi.
Namun, aku tidak boleh mengeluh karena Wonwoo. Dia sibuk dengan perusahaannya, jadi itu sangat wajar bagiku jika dia tidak ada disini menemaniku.
Dokter membuka perbanku sedikit demi sedikit, hingga perban itu sama sekali tidak ada yang melilit di bagian kepalaku.
Perlahan aku membuka mata, cahaya yang ada langsung menusuk bagian mataku. Satu kata yang bisa aku deskripsikan pertama kali.
Buram.
Beberapa kali aku mengerjapkan mata, pandangaku yang awalnya kabur mendadak mulai jelas.
Aku bisa melihat.
Dua orang pria, paruh baya dan mungkin seumuran denganku kini tengah menatapku dalam diam.
Aku tidak menyangka seorang Kim Mingyu bisa setampan ini.
Biarkan aku memberikan banyak sekali pujian untuknya karena memang begitulah kenyataan bahwa Mingyu itu sangan tampan. Dan jangan lupakan bagaimana dia sangat peduli terhadap orang lain.
Jika saja Wonwoo memiliki sifat seperti itu, akan kupastikan bibirku ini terus saja memujinya.
"Y/N, bagaimana perasaanmu?"
Lamunanku buyar, dokter yang bernama Joshua ini mendekat kearahku.
"Baik, aku sangat baik," ucapku dengan senyum mengembang.
Kulihat dokter Joshua menghela napas lega dan mulai mengajak Mingyu keluar ruangan dan berbincang. Entah apa itu, aku terlalu antusias dengan semua yang kulihat.
Aku mengedarkan pandangan ke sudut ruangan berwarna putih ini. Sudah lama aku tidak bisa merasakan penglihatanku lagi dan pada akhirnya aku kembali merasakannya.
Harapan, aku tidak akan menyusahkan lagi.
Mingyu membuka pintu dan kemudian duduk di bagian tepi ranjang.
Dia menatapku lekat, tepat dimataku. Kami saling bertatapan dalam kesunyian ruangan yang sedikit dingin. Tatapannya begitu lembut, pas sekali dengan wataknya. Menurutku.
Ia mulai berbicara, "Ada yang aneh denganku?"
Aku menggeleng cepat. Raut wajahnya seakan bingung dengan sikapku.
"Boleh aku mengakui jika kau itu sangat tampan?"
Kudengar ia tertawa kikuk dan spontan mengalihkan pandangan ke arah jendela ruangan. Aku tidak tahu, yang jelas sekarang aku sangat ingin melihatnya.
"Jika kau bertemu Wonwoo nanti, kau akan langsung menarik ucapanmu."
"Tidak tidak. Aku bukan perempuan seperti itu."
Mingyu menoleh dan kemudian menatap mataku dalam. Sungguh.
Kenapa tatapannya seakan ingin membuatku jatuh?
"Besok kau boleh pulang. Kupikir seharusnya kau istirahat, aku diluar jika kau membutuhkanku."
Dia pergi.
•••
"Halo nona!" sapa seorang pelayan kepadaku.
Aku mengangguk dan kemudian tersenyum kepadanya. Dia ingin melepas mantelku, namun aku menolak dan kemudian melepasnya sendiri. Hei, aku ini sudah normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
stay
Fanfictionㅡmenyakitimu adalah cara terbaik untuk menjagamu agar tetap disisinya. #1 - imagine; 181128 #1 - wonwoo; 190303 #2 - jeonwonwoo; 190622 2k17, pea-chu.