butterfly&thorn

8.6K 1.2K 118
                                    

"Ibu, dia dimana!?"

"Hei! Dia bahkan tidak pulang ke rumah! Aku baru saja datang dan kau bertanya seolah aku tahu segalanya!"

"Aku hanya bertanya, kenapa eomma malah mempersulit keadaan!? Aku harus menyelesaikan kesalahpahaman ini!"

"Sudah aku bilang, aku tidak tahu!"

"Dan tolong, jangan membentakku."

"Kau bahkan datang dengan keadaan berteriak, bagaimana aku tidak membentakmu!? Dimana sopan santunmu terhadap ibumu yang sudah melahirkanmu ini!?"

"Berhenti."

"Oh, ibu ingat. Kau jadi seperti ini karena perempuan itu, bukan!? Sudah kuduga, dia memang tidak baik untukmu. Jika kau perpikir lebih matang lagi, aku yakin kau akan hidup bahagia dengan Mina dan bertingkah laku baik pada orang tuamu, Jeon Wonwoo!"

"Ibu!"

"Apa!?"

"Kau baru saja menyalahkannya? Kau baru saja mengatakan ingin menikahkanku dengan Mina, secara tidak langsung?"

Wonwoo membanting setir mobilnya secara kasar. Hari sudah malam dan kamu belum juga kembali. Laki-laki itu seakan ingin mengutuk keadaan yang mulai memburuk hari ini.

°°°

Kamu masih berada di dalam mobil. Keadaan pantai juga sudah gelap.

Kedua matamu sudah memerah akibat terlalu banyak menangis, bayangkan saja kamu sudah menangis selama setengah hari lamanya.

Kamu tidak tahu harus kemana lagi. Dan mirisnya kamu tidak membawa ponsel, tertinggal di dalam kamar. Mungkin saja Wonwoo ada disana, saat ini kamu tidak ingin pulang, apa lagi sampai bertemu dengan Wonwoo.

"Bodoh," kamu tertawa disela-sela tangismu.

"Aku terlalu bodoh untuk menyembunyikan kenyataan. Mungkin keadaanku lebih mengerikan dari yang lalu, sangat buruk," kamu menjatuhkan kepala ke arah setir hingga klakson mobilmu berbunyi.

Kamu memang tidak peduli dengan itu. Toh siapa yang peduli dengan orang yang malam-malam datang ke pantai sendirian?

"Mingyu, aku harus bagaimana?"

•••

"Apa yang kau lakukan hingga laporan semudah ini tidak selesai dalam tiga hari!?"

Pria itu hanya bisa menunduk dan tak berani menatap Wonwoo yang terus-terusan menyalahkannya.

"Hanya perlu mendata di lapangan apa yang susah!?"

"Maafkan aku, presdir."

"Selesaikan urusanmu apapun yang terjadi besok kau harus memperlihatkannya padaku! Tidak ada pengulangan!"

Wonwoo memukul kepala pegawainya itu dengan laporan yang baru saja ia lihat tadi. Sementara Mina menatap Wonwoo yang tengah melonggarkan dasi sambil melihat ke arah jendela.

"Presdir, kau terlaluㅡ"

"Siapa yang menyuruhmu berbicara?"

Mina bungkam, namun hanya sebentar dan kembali berbicara.

"Presdir, aku benar-benar minta maaf untuk kemarin karena terlalu lancangㅡ"

"Menarikku karena heelsmu yang patah? Kau baru mengatakannya? Lalu apa yang kau lakukan kemarin?"

stayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang