PART 2 • UNEXPECTED

74.4K 4.7K 182
                                    

PART 2 • UNEXPECTED

Kaela turun dari sebuah taksi, saat ini ia tengah berdiri tepat di depan sebuah rumah yang terbilang cukup besar.

"Wah, ternyata si killer itu orang kaya. Orang seperti dia kenapa mau jadi dosen? Padahal kalau dilihat dari rumah ini, dia cocoknya jadi pengusaha bukan dosen. Apa mungkin orangtuanya seorang pengusaha?" gumam Kaela sambil menatap rumah besar itu.

"Ahh, tapi kenapa aku harus berurusan lagi sama dia sih? Kalau Shelly dan Gisel tahu aku ke rumah Dosen Hot Guy mereka ini, apa jadinya ya? Coba kalau bukan karena buku tugasku, nggak bakalan deh aku mau ke sini."

Kaela menghela napasnya dan ia mengingat kejadian saat tadi ia menghubungi dosennya itu.

"Ya, siapa ini?" balasan dengan nada dingin itu terdengar saat sambungan teleponnya terjawab.

"Ini saya Pak, Kaela," jawab Kaela.

"Kaela siapa?"

Ini orang pikun, apa emang nggak tahu namaku sih? Apa karena aku bukan mahasiswi populer di kampus…hah, gini nih nasib orang nggak terkenal. Kaela menghela napasnya.

"Yang tadi siang bantuin Bapak bawa kardus buku bekas."

"Oh…." Jawaban singkat dan dingin itu membuat kening Kaela berkerut.

Cuma 'oh'? Emangnya nggak ada kata-kata lain apa? grutu batinnya.

Tidak ingin memperpanjang masalah, gadis itu mulai menjelaskan maksudnya.

"Maaf Pak, sepertinya buku tugas saya ikut terbawa di dalam kardus buku yang Bapak bawa pulang tadi. Saya butuh buku tugas itu karena besok harus dikumpulin."

"Buku itu memang ada di saya, tapi saya nggak mau antar buku itu ke rumahmu. Jadi jangan ngerepotin saya. Kalau kamu mau, ambil sendiri di rumah saya."

Ya ampun, ini Dosen! Siapa juga sih yang minta dia mengantarkan buku itu ke rumah. PeDe banget!

Sabar Kae, sabar, ini semua demi tugas. Batinnya mendesah frustrasi.

Setelah menarik napas dan menghembuskannya secara perlahan, Kaela kembali berkata dengan lembut. "Bisa minta alamatnya Pak?"

Tanpa kata, Dastan langsung mematikan sambungannya secara sepihak.

"Kampret, dimatiin!" Kaela melihat layar ponselnya sambil mengumpat.

"Dasar Setan Alas! Bukan cuma kata-katanya saja yang bikin kesal, tapi kepribadiannya juga benar-benar menyebalkan!"

Beberapa saat kemudian ponselnya berdering, ada satu pesan masuk dari Sang Dosen dan itulah kejadian yang membuat Kaela saat ini ada di depan rumah dosen tersebut.

•••••

Entah sudah berapa kali Dastan menghela napasnya, pria itu terlihat kesal dengan semua perkataan pria tua yang duduk dihadapannya.

"Jadi bagaimana? Apa sudah ada wanita yang akan kamu nikahi? Opa nggak mau menunggu lama-lama!" Ucap pria tua itu.

"Kalau sampai besok kamu nggak bawa wanita itu kehadapan Opa, lusa akan Opa ajak kamu ketemu sama calon yang Opa punya!"

"Apa? Besok! Opa ini sudah gila ya!" Kesal Dastan.

"Emangnya cari istri itu kayak cari kacang, yang banyak dijual di pinggir jalan apa!" Tukas Dastan.

"Makanya itu, dari dulu Opa sudah sering bilang, lekas cari yang cocok dan langsung nikahi. Bukannya dipacari lama-lama dan ujungnya pisah."

Ucapan Sang Opa semakin menyulut emosi Dastan, karena apa yang pria tua itu ucapkan mengingatkan ia akan rasa sakit yang pernah ia terima dari orang yang sangat dicintainya.

Marrying the Hot Guy! #Seri2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang