PART 3 • FIRST KISS

87K 3.8K 76
                                    

PART 3 • FIRST KISS

Sedan mewah itu melaju, membelah jalan malam ibukota, waktu telah menunjukan pukul sembilan malam, namun riuhnya jalan masih terasa, seperti kota itu tak pernah tidur.

Seorang pria dan seorang gadis yang saat ini sedang duduk bersebelahan di dalam sedan tersebut tengah berkelana dengan pikirannya masing-masing.

Sang pria sedang memikirkan tindakan apa yang harus ia lakukan selanjutnya, sedangkan Sang Gadis sedang memikirkan semua tindakan yang baru saja dilakukan oleh pria yang sedang mengemudi di sebelahnya itu.

Gemas dengan semua pertanyaan yang berputar di dalam kepalanya, Kaela memutuskan untuk mengangkat suaranya, karena bagaimanapun juga hal yang dilakukan dosennya tadi itu sudah menyeret namanya.

"Tadi itu maksud Bapak apa? Kenapa Bapak bilang sama Opa Denis kalau saya ini calon istrinya Bapak?"

Dastan memarkirkan mobilnya di depan rumah Kaela. Kaela sendiri masih menunggu dosennya itu untuk menjelaskan.

"Jawab Pak, kenapa Bapak bawa-bawa saya dalam masalah Bapak?"

Dastan menoleh lalu menatap Kaela dan dengan serius ia mengatakan. "Menikahlah denganku," ucap Dastan tegas dan lugas, tanpa ada keraguan sedikitpun di matanya.

Mendengar ucapan Dastan, lidah Kaela langsung terasa kelu. Gadis itu terpana sekaligus tertegun.

Sepertinya telingaku bermasalah, batin gadis itu.

Kaela memejamkan matanya dan ia menepuk-nepuk pipinya sambil berkata. "Ini cuma mimpi, Kae...saat kamu bangun semua ini cuma mimpi."

Kaela membuka matanya, namun sosok Dastan masih tetap ada di hadapannya tanpa mengurangi sedikit pun keseriusan di matanya itu.

"Kamu nggak mimpi, saya serius. Saya mau kamu jadi istri saya."

Ucapan Dastan lagi-lagi membuat Kaela terkejut. Kali ini gadis itu memegang dahi Dastan dengan tangan kanannya, lalu tangan kirinya memegang dahinya sendiri.

"Nggak demam?" ucap gadis itu mengukur suhu tubuh pria itu dengannya.

Dastan memegang tangan Kaela dan menyingkirkannya dari dahinya. "Saya harus mengatakan berapa kali? Ini bukan mimpi dan saya nggak lagi sakit!" Kesal Dastan.

"Saya serius, Kae."

Kaela menelan salivanya dengan susah payah, karena tenggorokannya terasa sangat kering dan tercekat.

"Gini ya Pak Dastan, untuk kejadian yang tadi saya maklum. Saya bantu Bapak ngangguk-ngangguk kayak burung beo di depan Opa Denis itu karena saya kasihan lihat Bapak yang sepertinya sedang frustrasi, tapi untuk menjadikan hal tadi sebagai kenyataan saya nggak mau," ucap Kaela.

"Jadi urusan itu Bapak urus sendiri, jangan bawa-bawa saya lagi. Apa lagi soal masalah menikah. No way! " Ucapnya pada Dastan.

"Pacar bukan, teman juga bukan. Dasar gila," racau Kaela sambil bergumam.

Kaela hendak turun dari mobil Dastan, namun tarikan tangan Dastan membuatnya kembali menatap pria itu dan tanpa disadarinya sesuatu yang lembut dan kenyal itu telah menyentuh bibirnya.

Dastan mencium Kaela dan hal itu membuat gadis itu terbelalak. Untuk sepersekian detik kedua bibir mereka saling menyatu hingga Dastan melepaskannya.

"Saya nggak akan melepaskan kamu," ucap Dastan di depan wajah Kaela dengan tatapan mata setajam elang.

Saat kesadaran Kaela kembali. Gadis itu mendorong bahu Dastan hingga ada jarak yang cukup memisahkan pandangan mereka.

"Apa yang Bapak lakukan!" Bentak Kaela.

Marrying the Hot Guy! #Seri2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang