PART 8 • SWEET MOMENT

76.6K 3.9K 112
                                    

PART 8 • SWEET MOMENT

Dastan memakaikan helm itu di kepala Kaela, ia memastikan helm itu terkunci rapat di kepala gadis itu. Setelah insiden yang membuat kaki Kaela terkilir tadi, Dastan memutuskan untuk mengantarnya pulang.

"Ini beneran kita pulang naik motor?" tanya Kaela ragu, karena ini kali pertama dia menaiki kendaraan beroda dua tersebut. Sebelum ini dia tidak pernah sekalipun menaiki ataupun mengendarai kendaraan hemat waktu tersebut.

"Kenapa?" Kaela menggeleng, menjawab pertanyaan itu.

"Aku lebih suka mengendarai motor, lebih menghemat ruang dan waktu." Dastan mulai menstarter motor besarnya itu.

"Tapi, ini benar-benar aman kan?"

Dastan tersenyum. "Kita sudah memakai helm kan? Tenang saja, aku yang bawa pasti aman. Ayo naik...."

Dengan ragu Kaela menaiki motor tersebut, agak sedikit susah karena motor itu terlalu tinggi dan lagi kakinya yang terkilir masih terasa sakit.

"Hati-hati, berpeganganlah pada pundakku." Dastan berusaha membantu Kaela.

"Sudah nyaman?" tanya Dastan.

"Eum, tapi aku takut. Ini pertama kalinya aku naik motor."

Dastan menarik kedua tangan Kaela lalu melingkarkan tangan gadis itu ke pinggangnya. "Ehh!" Pekik Kaela.

"Aku yakin setelah ini kamu akan lebih suka naik motor," ucap Dastan sambil tersenyum.

Ini adalah kali pertama Kaela memeluk seorang pria seperti ini. Saat hendak melepaskannya, Dastan lebih dulu mencegahnya.

"Jangan dilepas, kalau kamu nggak mau jatuh. Pegang yang erat, mengerti?"

Di belakang, Kaela hanya bisa mengangguk, gadis itu terlihat tersipu. Jantungnya berdegup tak menentu saat ia merasakan sesuatu yang hangat mengalir dari dalam hatinya, perasaan itu muncul saat tangan Dastan menuntun tangannya untuk memeluk pinggang pria itu, dan perasaan itu membuatnya bingung.

Oh Tuhan, perasaan apa ini?

Sepanjang perjalanan keduanya hanya berdiam diri. Sampai kilat dan suara petir membuat Kaela memekik.

"Sial!" Gumam Dastan melihat langit yang mulai menghitam, sepertinya hujan akan segera turun.

Dastan memegang kedua tangan Kaela yang melingkar di pinggangnya. "Kamu nggak papa?" tanya Dastan tanpa memutuskan fokusnya pada jalan.

Kaela merasakan perasan itu kembali mengalir saat tangan Dastan memegang tangannya, seolah tangan itu ingin menjaga dan melindunginya.

"Iya…." Kaela mengangguk. "Tapi, sepertinya mau turun hujan."

Belum lama Kaela mengatakan hal itu, rintik hujan telah menyapa mereka, semakin lama semakin deras. Kini keduanya telah basah kuyup.

"Berpeganganlah yang erat, kita nggak bisa berhenti sekarang, hujan nggak akan berhenti dan aku juga nggak bawa jas hujan."

Kaela mengangguk dan semakin mengeratkan pelukannya. Dastan mempercepat laju kendaraannya, namun tetap dengan sangat hati-hati.

Aku bingung dengan perasaanku sendiri. Entah mengapa sentuhan tangannya membuat hatiku terasa hangat, aku merasa nyaman dan aman saat ia memperlakukanku seperti ini.

Kaela tersenyum sambil merasakan tangannya yang masih digenggam oleh sebelah tangan Dastan. Kaela semakin erat memeluk Dastan dan Dastan pun semakin mengeratkan genggamannya.

Tuhan, aku takut jatuh cinta padanya….

•••••

Saat ini Kaela sedang mencari pakaian bersih untuk Dastan, ia mengambil beberapa kaos dan celana Sang Ayah yang mungkin bisa dikenakan oleh Dastan.

Marrying the Hot Guy! #Seri2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang