Aku berdecih begitu mendengar apa yang baru saja dia katakan. Menyebalkan sekali. Kenapa Sang Dewa memberikan senjata legendaris pada gadis ini?
"Lawanlah aku, Harukaze Ami" tantang gadis itu datar. Sedatar apapun ekspresinya itu, tetap saja terlihat kesombongan disana.
Dasar tidak berguna."Aku sudah jelaskan padamu situasinya, kenapa kamu masih bersikeras untuk melawanku, huh?" tanyaku malas.
"Dunia ini terlalu sempit untuk dua pengguna senjata legendaris. Lagipula seseorang yang mendekati Irie selain aku, tidak akan pernah kubiarkan hidup" jelasnya sambil menyeringai. Entah kenapa hawa membunuhnya sangat terasa dari tempatku berdiri.
Aku bingung. Aku tidak tahu lagi cara apa yang harus kulakukan agar aku terhindar dari pertarungan bodoh ini. Aku harus segera mencari laboratorium baru dan menghentikan Sang Dewa yang sedang asyik mengendalikan dimensi ini.
"Ck! Aku harus segera pergi, kau tahu?" tanyaku geram.
"Kalau mau pergi, bunuhlah aku!" ujarnya yakin.
Aku memutar bola mataku malas. Sepertinya aku tidak memiliki pilihan lain selain melawannya. Tapi jujur saja, aku tidak yakin bisa menang dalam pertempuran ini.
Dan jika aku harus mati, maka Irie harus berjuang sendirian tanpa aku. Berusaha menegakkan keadilan meskipun tak ada satupun orang yang percaya.
Aku tersenyum tipis sambil menengadah ke atas lubang. Cahaya matahari yang merembes disana sungguhlah indah dan menenangkan hatiku. Kemudian aku beralih menatap Irie. Dia masih tidak sadarkan diri karena efek racun yang diberikan si gadis aneh itu.
Seandainya waktu bisa diulang, maka aku akan lebih berani untuk maju selangkah demi selangkah untuk mendekatimu, Irie.
Sialnya, waktu tak dapat diubah. Dan yang tersisa di benakku sekarang hanyalah penyesalan.Kau tahu, Irie? Aku bukanlah gadis yang pantas kau cintai.
SET!!
Tiba - tiba saja gadis itu melesat ke hadapanku dan menyeringai.
"Matilah, Harukaze Ami" gumamnya.
Lalu serangannya mengenai lengan kiriku. Serangan itu menciptakan luka besar disana. Darah terus mengalir keluar membuatku tak bisa bergerak karena menahan perih.
Tak lama kemudian dia kembali menyerangku. Namun kini ia menyerangku dari atas.
Gadis aneh itu menendang kepalaku keras hingga menghantam tanah.Aku berusaha bangkit sekuat tenaga tapi ia tidak memberikanku kesempatan. Setiap kali aku mencoba berdiri, ia terus menghantamkan kepalaku dengan kakinya.
Berkali - kali aku berusaha namun pendapatnya tak berubah. Kurasakan cairan merah mulai keluar dari hidung dan kepalaku. Sial. Aku tidak boleh mati.
Lagipula aku tidak sudi mati di tangan gadis itu. Menyerangku secara tiba - tiba dan tidak pernah memberikanku kesempatan untuk melawan.
Hhh.. dia monster.
PIP..PIP..PIP..PIP..
Berisik. Suara apa itu?
"Hamba - hambaku yang setia!!" terdengar suara seruan berat dari langit.
Otomatis, semua orang yang berada di dimensi Dewa langsung berhenti dari aktivitasnya dan beralih menghadap ke atas langit.
Mereka kebingungan dan bertanya - tanya."Aku adalah Dewa kalian, akulah yang memberikan kekuatan pada kalian untuk saling menyerang dan membunuh. Maaf karena aku telah membuat kalian kaget, aku hanya ingin memberi tahukan kalian sesuatu" ujarnya tegas.
Aku menatap sinis ke arah langit. Berharap Sang Dewa akan melihatku. Satu - satunya manusia di dimensi ini yang menentangnya.
Sedangkan si gadis aneh hanya menatap langit dengan ekspresi ketakutan."Dalam rangka menambah ruang gerak kalian, aku Sang Dewa telah menyebar Dimensi Dewa keluar wilayahnya. Sehingga dimensi asli manusia, kini telah berubah menjadi dimensiku" lanjutnya tegas.
"Apa!?" seruku nanar. Dasar sialan! Apa tujuannya melakukan itu? Apa ia tidak bisa berhenti berpikir untuk mengadu domba orang lain?
"Dengan ini aku akan menjadi penguasa dunia. Aku akan mengendalikan dunia ini dengan kejeniusanku. Aku akan membuat dunia ini penuh akan kebencian dan haus darah. Bagi kalian yang ingin selamat, cepat!!! Sembahlah aku!!!" ujar suara Sang Dewa.
Aku menggenggam katana-ku keras. Tanganku terasa gatal untuk menebas orang yang menyebut dirinya Dewa itu. Dia harus tahu kalau dirinya yang sebenarnya tak lebih dari sekedar sampah yang hina.
"Harukaze - san? Apa yang barusan?" tanya si gadis aneh sambil mengacungkan katananya ke depan wajahku.
"Itu suara Dewa. Asal kau tahu, dialah orang yang mengendalikan dimensi ini. Dan dia telah mencuci otak kita dengan semua kekuatan yang ada pada diri kita sekarang" jelasku datar.
"Maksudmu?" tanyanya lagi.
"Dia membuat kita terbuai dalam kebencian dan keputus asaan. Sehingga ia selalu berhasil mengadu domba kita semua" jelasku lagi.
Kemudian gadis itu membelalakan matanya. Ia menggeleng pelan dan berkali - kali menggumamkan kata "Aku tidak mengerti".
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Gakkou Survival
Mystery / Thriller[ Mistery/ Thriller & Sci-fi ] Harukaze Ami, anak remaja berusia 15 tahun berhasil diterima di SMA paling populer di Jepang. Secercah harapan untuk membantu ekonomi orang tuanya kini telah ada di genggamannya.Yah..setidaknya itulah yang dia pikirkan...