Chapter 12 : Daging Busuk

1.4K 169 9
                                    

Perlahan aku melepaskan pelukan Irie dan segera bangkit dari posisiku.
Kutatap Irie. Matanya terpejam dan mulutnya mengeluarkan darah.

"Irie-kun.." gumamku takut.

Aku memang ingin dia pergi. Aku memang ingin membunuhnya. Tapi melihatnya tak berdaya saja aku tidak sanggup.

"Uhuk!" tiba - tiba saja Irie terbatuk lalu tersadar.

Ia menatapku sambil tersenyum dan berkata "Untunglah, aku tidak mati. Jadi aku masih bisa melindungimu".

"Perbuatanmu yang tadi itu, sungguh bodoh" komentarku.

"Terserah kamu mau menyebutku apa, tapi aku senang karena masih bisa terus melindungimu" ujar Irie sambil bangkit dari posisinya.

"Kamu seharusnya melindungi pacarmu" cibirku dingin.

"Eh..? Aku tidak punya pacar, kok" bantah Irie.

"Bohong, aku melihatnya sendiri" protesku dingin.

"Yah... aku tidak bisa mengelak kalau aku memang pernah menyukai seseorang selain kamu, Ami. Tapi hal itu terjadi ketika aku sudah putus asa, kalau aku tidak bisa bersamamu lagi" jelas Irie.

".." aku diam. Masih kesal.

"Lagipula aku sudah menolaknya, kok. Kamu cemburu?" tuduh Irie terkekeh geli.

"He...!? Tidak, itu bohong!!" bantahku kesal.
Aku tahu aku sedang berbohong.

Tiba - tiba tercium bau tidak sedap yang berasal tak jauh di depan kami. Makin lama, bau itu semakin menyengat, seakan bau itu perlahan bergerak mendekati kami.

Aku dan Irie mulai mengambil posisi siaga bertarung. Tak lama kemudian munculah makhluk yang sangat menjijikan dari dalam kegelapan.

Makhluk itu berbentuk manusia namun hanya terdiri dari gumpalan daging mentah yang busuk tanpa adanya kepala dan tangan.

Menjijikan. Makhluk itu berjalan pelan diiringi dengan bau busuk yang semakin tercium di hidungku.

"Aaaaggghh.." makhluk itu mengeluarkan suara aneh mirip seperti zombie.

Sebenarnya makhluk apa itu?

Kenapa bisa ada di dimensi Dewa?

***

Seorang anak laki - laki dengan luka di lengan kirinya berjalan sempoyongan ke depan layar - layar LED.

"Ayah, kau dimana? Aku terluka.." ringis anak itu.

Kemudian mata anak itu terpaku pada layar LED di depannya.

"Itu kan... Ami dan Irie..." gumamnya.

***

"Makhluk aneh" gumam Irie. Dari nada suaranya, aku sudah tahu kalau Irie agak merasa geli dengan makhkuk itu.

Buktinya, dia hanya diam tak bergerak.

Makhluk itu terus berjalan sempoyongan sampai akhirnya ia hanya tinggal berjarak 50 meter di depan kami.

Irie masih diam tak bergerak. Begitu juga aku.

***

"Ma..makhluk apa itu?" gumam si anak laki - laki tercekat.

Ia hampir merasa mau muntah.

Kemudian tangannya tak sengaja memegang sebuah buku di meja kerja ayahnya yang kertasnya nampak acak - acakan.

"Ini buku penelitian milih ayah" pikir anak itu sambil membuka lembar demi lembar buku tersebut.

Lalu ia berhenti di sebuah halaman yang berjudul ' Penelitian Dewa ' .

Ia membaca halaman itu dengan sangat detail. Dan perlahan ia menyadari akan penelitian yang sedang dilakukan ayahnya itu.

"Penelitian ini bertujuan untuk mengubah seluruh gen dan kromosom manusia agar dapat beradaptasi di dimensi Dewa. Manusia yang berhasil dikirm ke dimensi Dewa nantinya, bisa berubah wujud menjadi Dewa dan memiliki kekuatan yang sangat luar biasa..."

Kemudian anak itu tertarik dengan bagian akhir tulisan ayahnya. Maka iapun mulai membaca bagian akhir tersebut.

***

"Irie, dia semakin dekat dengan kita" bisikku. Aku mencoba menyembunyikan rasa jijik dalam nada suaraku.

".." Irie tak bergeming. Ia hanya menatap makhluk itu sambil mengacungkan pedangnya ke depan.

TREEKK..

Tanpa bisa kami duga, tiba - tiba saja makhluk itu terpeleset sesuatu hingga ia kehilangan keseimbangannya. Kami masih tidak bisa bergerak walaupun sekarang keadaan makhluk itu menguntungkan kami. Ada celah besar disana untuk menyerang.

Namun karena jarak makhluk itu yang tepat berada di depan Irie, tanpa harus memberi seranganpun dengan sendirinya makhluk itu jatuh dan tertusuk pedang Irie. Tepat mengarah ke jantungnya.

Makhluk itu menggeliat - geliat untuk beberapa saat hingga akhinya dia terdiam.

***

"Catatan : Program penelitian ini memanglah belum terlalu sempurna namun aku tidak dapat menahan diriku lagi. Aku ingin segera menjadi Dewa dan mengendalikan anak - anak SMA Sakuramigaoka...."

Anak itu terdiam sejenak. Ia berpikir sambil sesekali menatap layar LED di depannya. Tepatnya ke arah makhluk menjijikan yang membuatnya hampir mau muntah. Setelah beberapa detik kemudian, ia melanjutkan membaca.

"Program yang kubuat menghabiskan waktu 4 tahun untuk sampai pada tahap akhir ini. Dan sekarang aku akan mencobanya tak peduli apapun resikonya karena aku akan menjadi Dewa".

Berakhir. Tak ada tulisan apapun lagi setelahnya.

Tes...

Satu tetes bulir bening jatuh membasahi pipi si anak laki - laki. Hatinya terasa dicabik - cabik. Ia baru saja menyadari sebuah kenyataan pahit. Kenyataan pahit yang mampu menciptakan lubang dihatinya.

Kenyataan bahwa makhluk menjijikan yang telah tertusuk oleh pedang Irie adalah ayahnya. Ayahnya dengan tubuh baru yang selama ini ayahnya idam - idamkan. Tubuh baru yang terlahir dari kegagalan program.

Tubuh baru yang hanya terdiri dari daging busuk.

Gakkou SurvivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang