Chapter 18 : Crack!

1.2K 138 4
                                    

Mereka semua hanya manusia bodoh. Selalu saja memakai topeng yang sama setiap hari. Berpura - pura baik adalah kebiasaan turun temurun. Haus akan harta dan kenikmatan duniawi. Dasar tidak berguna.

Di dunia ini tidak ada manusia yang benar - benar baik. Kalaupun ada itu hanyalah sebatas topeng yang mereka kenakan saja.
Tak ada yang benar - benar baik, sampai tidak ada yang pernah memahami perasaan kecilku.
Perasaan kecil yang berharap untuk mendapatkan kasih sayang dari siapapun itu.

Sekarang hartaku satu - satunya telah pergi. Meninggalkanku di dunia yang penuh dengan makhkuk munafik ini.
Ayah, aku kesepian...

***

Ah!
Aku membuka mataku lebar - lebar. Kurasakan keringat dingin bercucuran dari sela - sela rambutku. Angin dingin merembes masuk dari ventilasi jendela kamar. Aku melirik ke arah jendela dan mendapati cahaya matahari yang sudah bersinar terang.

Perlahan aku bangkit dari kasurku dan segera menuju ke kamar mandi. Hufft, sepertinya aku baru saja bermimpi buruk. Buktinya, jantungku masih berdegup kencang akibat mimpi yang sama sekali tidak dapat kuingat tersebut.

Sesekali otakku menunjukkan kilasan mimpi burukku semalam. Tapi kilasan itu begitu samar dan abu. Ketika aku berusaha mengingatnya, entah kenapa kepalaku langsung berdenyut sakit. Kalau dipikir... untuk apa aku berusaha mengingat mimpi bodoh itu?

"Ami, sarapan sudah siap!"...

Aku menoleh ke arah pintu kamarku. Suara mama yang nyaring terdengar dari balik sana.

Tes..

Tiba - tiba saja setetes bulir bening jatuh ke wajahku. Lalu tanganku bergerak meraba wajah sebelah kiriku. Basah.

Apa ini air mata?
Jangan - jangan aku menangis.
Tapi apa sebabnya?

"Mama dan papa tunggu di bawah, ya!" seru mama lagi.
Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki mama yang bergerak semakin jauh dari balik pintu kamarku.

Tunggu, mama..., aku mohon jangan pergi!
Jangan tinggalkan aku sendirian!
Aku takut kalau sendirian...

***

IRIE'S POV

Apa yang baru saja terjadi? Seluruh badanku rasanya sangat berat. Kemudian kubuka mataku perlahan. Silau. Aku disambut dengan cahaya putih yang kupikir terlalu terang.

Aku menelisik ke sekitar dan beberapa saat kemudian aku mendapati diriku tengah terkurung di dalam sebuah kerangkeng. A..apa - apaan ini!? Ini tidak lucu.

"Hei, siapapun keluarkan aku!" seruku. Namun tak ada jawaban.

Aku bangkit dari posisi tidurku dan mulai berjalan mengelilingi sisi kerangkeng yang berbentuk kubus ini. Kutatap daerah di luar kerangkeng baik - baik. Semuanya serba putih dan nampak steril.

Tunggu, apakah aku berada di ruangan isolasi!? Siapa yang melakukan ini??

"Irie - kun, kau sudah sadar"...

DEG!

Aku kenal suara itu. Kemudian aku buru - buru menoleh ke arah sumber suara dengan penuh harap. Berharap si pemilik suara akan menjelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi.

"Aku senang melihatmu, Mayuko!" seruku.

"Begitukah? Aku juga" ujar seorang gadis bersurai pendek itu, Mayuko. Mata ungu gelapnya nampak menyiratkan perasaan teduh.

"Disaat seperti ini aku malah merepotkanmu, ya?" tanyaku malu.

"Tidak juga. Aku senang kau ada disini" jawab Mayuko sambil berjalan mendekatiku.

"Yah, sekarang bagaimana caranya aku keluar- " ujarku terpotong.

Kulihat Mayuko merogoh sebuah kunci dari dalam saku roknya. Kemudian ia membuka pintu kerangkeng dengan kunci itu.

Eh? Aku tertegun melihatnya. Wajah Mayuko nampak sangat tenang seiring dengan langkahnya yang berjalan mendekatiku. Aku ingin menghampirinya dan berterimakasih namun ada sesuatu dalam diriku yang melarangku untuk melakukannya.

Ia semakin dekat denganku. Dan pada saat itu juga kaki dan tanganku terasa kaku. Mataku hanya tertuju padanya.

Tangan kanan Mayuko bergerak menyentuh dadaku. Sedangkan matanya yang teduh itu terus menatap wajahku.
Seketika ia tersenyum.

"Sekarang kau milikku, Tachibana Irie" bisiknya ke telingaku.

Seakan terhipnotis, aku hanya diam menatapnya tanpa bisa berbuat apapun. Perlahan Mayuko mulai mendekatkan wajahnya ke wajahku. Dan, matanya mulai terpejam.

***

Note : Maaf, telat update 😭

Gakkou SurvivalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang