sembilan

4.1K 607 63
                                    

Jeonghan mengapit tangan wonwoo, ia banyak berceloteh tentang pendekatannya dengan seokmin—teman hoshi yang kala itu ternyata menaruh ketertarikan padanya.

wonwoo hanya menanggapinya dengan deheman-deheman kecil atau tidak menanggapinya sama sekali.

ia tidak marah, hanya malas saja, lagi pula kalau ia marah, ia pasti tidak mau menemani jeonghan untuk bertemu jihoon dan seokmin 'kan?

ya wonwoo memutuskan untuk menerima ajakan jihoon bertemu waktu itu—yang ternyata untuk mendekatkan kedua insan yang payah ini.

demi jeonghan, biar ga jadi laler lagi.

mereka melewati gerbang depan dan siap meninggalkan area sekolah sebelum suara seungcheol menghentikan keduanya.

"mau pada kemana?" seungcheol berdiri di depan mereka, seakan menghalangi jalan keduanya.

"main dong," jawab jeonghan, seungcheol mengangguk dan beralih menatap wonwoo,

"kamu uda sehat? perut kamu masih sakit ga?" tanyanya penuh kekhawatiran, karena kemarin saat mendapati wonwoo menangis jeonghan memberi alasan kalau penyakit lambung wonwoo sedang kambuh.

"ga kok," jawab wonwoo sekenanya.

"aku ikut ya?"

"ha?!"

seungcheol terkekeh melihat raut ketidakpercayaan dua orang di hadapannya, "gitu amat."

"emang kamu ga latihan?" tanya wonwoo,

seingat wonwoo ayah seungcheol kan mendaftarkan anaknya kursus taekwondo , jadi sepulang sekolah biasanya laki-laki itu pergi latihan.

"bolos sekali mah gapapa yekan?"

"tapi nanti ayah kamu–"

"gampanglah itu mah, lagian kalo kamu kenapa-napa nanti gimana? jeonghan mana bisa diandelin,"

jeonghan sempat protes dikatai seperti itu tapi akhirnya setuju juga, kan ga enak kalau nanti dia sama seokmin terus jihoon ternyata bawa hoshi dan wonwoo jadi kambing—walau sebenernya gapapa sih bagi jeonghan, itung-itung pembalasan dia yang sering jadi kambingnya wonwoo dan seungcheol.

...

mereka sampai di satu caffe, karena jihoon memintanya untuk bertemu di sini, begitu masuk ketiganya mengedarkan pandangan dan tidak menemukan jihoon sampai sebuah pesan masuk lewat line milik wonwoo,




























jihoon🐵:
bang kalo udah nyampe
ke atas aja yha
bilang sama masnya
kalo bang nunu
temenya minghao.

wonwoo mengernyitkan dahinya, minghao? mantannya mingyu itu kan? kok ada dia juga si?

"siapa?" wonwoo menoleh pada seungcheol di sisi kanannya,

"jihoon, katanya kita naik ke atas aja."

"yauda kuy," jeonghan kembali mengapit tangan wonwoo dan menariknya, meninggalkan seungcheol yang mengikuti mereka dari belakang.

...

"bang nunu udah nyampe," ujar jihoon, seokmin yang menanggapinya paling bersemangat—secara jeonghan juga bersama wonwoo.

di sisi lain, mingyu mengubah posisi duduknya, sedikit gusar, ya gimana kalau kedua pacarnya ada di tempat yang sama bersamaan seperti ini.

dan seungkwan yang mulai meminum air putih milik mingyu—berhubung air putih miliknya telah habis.

...

"mas, atas nama minghao dimana ya?" tanya wonwoo pada si mas yang sedang membersihkan salah satu meja.

"di ujung sebelah sana mas, ada pintu nanti mas tinggal masuk aja," jelasnya.

wonwoo mengucapkan terima kasih sebelum berjalan menuju salah satu ruangan paling ujung di caffe tersebut.

belum beberapa langkah wonwoo mendapati hoshi yang keluar dari ruangan itu, laki-laki gembil itu tersenyum dan melambai pada ketiganya.

"woe blin, mane aje lu," sapanya pada wonwoo terlebih dahulu, setelahanya menyalami seungcheol dan jeonghan.

"kuy masuk," ajaknya.

"blin kok keknya rame bener si?" tanya wonwoo sebelum benar-benar masuk ke satu ruangan yang memang disediakan khusus untuk suatu perayaan.

"iye sekalian rayain ultahnya si minghao," jelas hoshi.

wonwoo mengangguk, namun belum sempat ia membawa langkahnya masuk, kaki jenjangnya seakan mengerti dengan apa yang matanya lihat.

ia berhenti mematung diambang pintu ketika mendapati mingyu dan seungkwan duduk berdampingan di salah satu kursi pada meja panjang itu.














update lha aku juga yha biar kece 💃

selingkuh [meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang