wonwoo bersandar pada sofa dan jeonghan duduk di sebelahnya, mata keduanya tertuju pada layar datar di depan
mereka.setelah acara kepergok tadi, mereka memutuskan untuk pindah ke ruang tengah saja—menonton acara musik. sementara seungcheol memutuskan untuk membeli beberapa cemilan.
"ih anj gue masih kebayang wkwk," cetus jeonghan, "liat langsung sensasinya emang beda sa–"
buk!
bantal sofa itu memukul telak bibirnya yang kini ia usap. matanya mendelik sebal pada wonwoo yang juga menatap sengit ke arahnya.
"yauda yauda, maapin ya ayang, lagian elo tu ya kalo mau gitu pintunya tutup dulu lha bege," tukasnya.
"gue gatau dia bakalan nyosor, lagian gue lagi makan lumpia," timpal wonwoo—pandangannya sudah beralih kembali pada layar televisi.
"yakali dia kangen, ude lama ga dapet pfft," balas jeonghan seraya menepuk kedua pipinya—sebenarnya ia merasa malu sendiri.
menanggapi hal itu, wonwoo memutar kedua bola matanya jengah,
"geblek, tapi gue tu khawatir tau ga," lirihnya, "mingyu baru aja balik, terus seungcheol dateng, mungkin ga si mereka ketemu di depan?" wonwoo beralih menatap jeonghan kembali.
jeonghan yang juga menatapnya melihat sedikit rasa was-was di dalam mata temannya itu.
Jeonghan memang mengetahuinya, saat wonwoo memutuskan untuk jadi selingkuh dengan mingyu.
"jadi lo bolos bareng mingyu?"
"ngga, gue kan cuma disuruh pulang bukan bolos," sanggah wonwoo.
"yeu sama aja lo absen bege! lagian lo kapan putusnya coba sama mingyu? ga kasian apa sama seungcheol?"
"kan yang ngusulin gue buat selingkuh elo!"
"lha itu kan waktu gue belom tau kalo si mingyu juga punya pacar, gini ya lo selingkuh sama mingyu kan cuma buat pelarian doang dulu terus tiba-tiba lo gamau selingkuh karena kasian sama seungcheol," jeonghan menjeda ucapannya, laki-laki itu merubah posisi duduknya jadi menyamping—bersila menghadap wonwoo sebelum melanjutkan, "tapi abis itu lo bilang mau jadi selingkuh sama mingyu biar dia putus sama seungkwan. pertanyaannya, lo udah berhasil buat mingyu berpaling sama lo? ngga kan?"
wonwoo diam, iya juga ya, waktu wonwoo bilang dia pilih mingyu juga mingyu ga jawab apa-apa.
"itu artinya lo emang mainan dia doang nu, udalah putusin, dendam-dendaman tu ga baik," tambahnya.
"mingyu ga mainin gue kok, dia pasti ninggalin seungkwan," balas wonwoo meski terselip ketidakyakinan saat wonwoo mengucapkannya.
jeonghan mendengus, "nu, lo bilang kan dulu, kalo lo selingkuh sama mingyu, lo bakalan buat seungkwan tau rasanya ditinggalin, ga jadi prioritas, di lupain, tapi apa? nyatanya itu malah terjadi sama lo sendiri 'kan? mingyu dateng sama lo abis dia sama seungkwan, dia ninggalin lo saat seungkwan hubungin dia, apa untungnya buat lo?"
wonwoo lagi-lagi terdiam, ia lebih memlilih untuk memalingkan wajahnya— mengambil remote tv dan mulai mengganti salurannya berulang-ulang.
"atau karena emang lo nikmatin ini, jadi selingkuhannya dia?" cibir jeonghan,
"uda deh!" geramnya.
jeonghan benar, semua yang diucapkan laki-laki cantik itu benar, mingyu tetap menjadikannya nomor dua. semuanya masih sama, seungkwan masih mendapatkan semuanya, mingyu, papa, keluarga.
dan jeonghan terkejut saat menyadari wonwoo mulai berkaca-kaca, ia menahan air matanya agar tidak jatuh. ada sedikit penyesalan di hati jeonghan, tapi ia juga merasa harus mengatakan itu semua untuk kebaikan wonwoo sendiri.
"nu, gu-gue ga–"
"yang,"
jeonghan menoleh dan wonwoo segera menghapus air yang berhasil turun ke pipinya.
seungcheol menaruh kantong putih berisi macam-macam cemilan kecil di meja sebelum duduk di samping wonwoo.
laki-laki itu terlihat khawatir, jeonghan tau saat seungcheol membantu wonwoo menghapus air matanya yang malah terus berjatuhan.
...
malam ini wonwoo tidak bisa tidur, ucapan jeonghan tadi terus terngiang-ngiang di kepalanya.
Jeonghan benar, ia tidak berhasil membuat mingyu berpaling padanya, mingyu tetap memprioritaskan seungkwan, mingyu mirip papanya dan wonwoo benci bila harus mengakui itu.
di malam ini ia juga memikirkan seungcheol, bagaimana khawatirnya laki-laki itu saat mendapati wonwoo yang tiba-tiba menangis, menuntut jeonghan untuk menjelaskan semuanya.
wonwoo jadi merasa bersalah, terlebih seungcheol terus mengirimnya pesan sejak wonwoo meminta keduanya pulang.
Line!
wonwoo meraih ponselnya yang ia letakan tak jauh dari tempatnya berbaring, dan membuka pesan yang masuk,
21.45 pm
jeonghan👴:
ayang maap :-(
akutu ga maksud
cuma pen lo sadar
aja :-)wonwoo:
yjeonghan👴:
lha anj ih ayang
:-(
21.50 pm read.jeonghan👴:
anjir sia
yang :-(
tadi tu sebenernya gue
bkn mau ngomong itu
lo diajakin ketemuan
sama si jihoon g?
masa gue diajakin temu
katanya lo juga ikut
eh tapi malah kelepasan
bahas mingyu
maapin yha besok gue
kasih lumpia lagi dha
janji.
21.55 pm read."anjir :-(" -yjh
"au ah, galau." -jww
Paan sih ini anjir 😂