empat belas

3.8K 545 114
                                    

seungcheol melihat jam di pergelangan tangannya, hampir pukul sembilan malam, ia ingin pulang—bukan karena ia tidak suka berkumpul seperti ini dengan keluarganya, hanya saja ia ingin bertemu wonwoo.

meski wonwoo mengajaknya bertemu besok, tapi rasanya kali ini ia ingin sekali melakukan ritual mingguan yang biasa dilakukan orang pacaran.

mereka jarang kencan malam hari, ya walaupun siang atau sore hari pun jarang sih.seungcheol kan sibuk dengan jadwal latihan di sore hari dan malamnya ia selalu dimonopoli kakaknya sendiri. jadi memang pantas kalau wonwoo bosan padanya.

jujur, ia selalu sesak sendiri kalau sudah berpikir seperti itu.

"cheol," seruan minki berhasil membuyarkan lamunannya.

"iya, kenapa, ka?"

"sekarang banyak film bagus, besok nonton kuy, bertiga,"  minki menjeda ucapannya selagi ekor matanya melirik pada sang ayah, "sama ayah." lanjutnya.

kalau saja seungcheol adalah wonwoo atau jeonghan, ia pasti akan menjerit saking senangnya.

kakaknya yang selama ini enggan berhubungan dengan sang ayah, kini mengajak untuk pergi bersama-sama lebih dulu.

dunia harus tau!

"boleh tu, ayah tau ga? ka minki tu seneng banget nonton film, apalagi film action sama horror,  katanya dia pengen suatu saat bisa produksi film semacem itu, ya walaupun horror seungcheol ga yakin si," tuturnya penuh semangat.

"apasi," timpal minki.

"apa? bener kan? kaka tu penakut,"

"ngga ih paan,"
"yeu buktinya kalo nonton horror, kaka suka jejeritan."

"kamu laki-laki minki, jangan lembek!" perkataan sang ayah berhasil membuat minki memutarkan ke dua bola matanya,

"yah.." seungcheol menatap ayahnya—memohon.

"kamu harus bisa lindungin diri sendiri, jangan terus bergantung sama seungcheol," beliau hanya memfokuskan tatapannya pada minki yang enggan membalasnya, "kalian udah gede, ga mungkin sama-sama terus," lanjutnya, "udah saatnya juga buat kamu kenalin seseorang sama ayah, minki, jangan jadi orang yang tertutup."

seungcheol dan minki saling bertukar pandang seraya menautkan ke dua alisnya bingung, sebelum sang ayah tertawa renyah.

"kalian punya pacar kan? ayah ga masalah buat seungcheol, dia masih sma tapi minki.."

dan seungcheol tidak bisa untuk tidak tertawa, terlebih ketika sang ayah menjelaskan betapa khawatirnya ia melihat ke dua putranya selalu bersama, beliau takut kalau-kalau minki jatuh cinta pada adiknya sendiri.

beliau ingin minki lebih terbuka pada orang lain, mencari kegiatan lain di luar sana, bergaul—dan untuk bergaul minki tidak dibolehkan untuk jadi orang yang lemah.

minki sudah mulai berani protes pada sang ayah, mengatakan bahwa dia memang tidak seperti seungcheol tapi dia bisa menjadi orang yang baik seperti ibu mereka dan tentu saja orang baik akan mendapatkan jodoh yang baik pula—meski masih terlihat agak canggung.

jadi intinya sih beliau tidak mau melihat minki menjomblo terus dengan penyampaian yang berbelit-belit.

tuan choi memang beda.

seungcheol jadi berpikir kenapa keluarganya tidak seperti ini sejak dulu ya?

melihat sang ayah dan kakaknya saling melempar candaan—tidak lucu—seungcheol merasa seperti sedang membaca akhir cerita yang happy ending.

ya kisahnya juga bisa happy ending sih,









































kalau saja wonwoo masih mau bersamanya.

"kayaknya ayah pengen kopi lagi, ayah mau pesen dulu," beliau hendak beranjak dari duduknya kalau saja seungcheol tak menahannya.

"seungceol aja yang pesen," ujarnya sebelum beranjak.

ia ingin memberi waktu pada kaka dan ayahnya untuk ngobrol berdua.

ia menuruni tangga, ketika kakinya berpijak pada lantai, saat itu pula matanya tak sengaja melihat sosok yang ingin ditemuinya tengah berjalan menuju pintu keluar diikuti seorang laki-laki tinggi dibelakangnya.




































sejak kapan mingyu jadi mamah kamu, won?

...

mingyu menepikan scooternya dekat pagar rumah wonwoo. wonwoo turun begitu saja, tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

"jeon wonwoo," laki-laki kurus itu menghentikan kegiatanya; membuka slot pagar.

ia berdiri di sana tanpa berniat menoleh ke belakang, membuat mingyu menghampirinya.


































"helmnya, sayang."

dengan gerakan terburu-buru, wonwoo melepas helm putih itu dari kepalanya.

"nih!" didorongnya helm itu pada perut mingyu.

mingyu tersenyum seraya mengusak pelan rambut laki-laki di depannya.

"jangan ngambek," ia sengaja menggantung ucapannya, barangkali wonwoo mau membalas, tapi setelah menunggu beberapa detik, wonwoo tak kunjung buka suara, "aku juga mau temuin seungkwan besok."

dan kalimat yang baru keluar dari mulut mingyu itu berhasil membuat wonwoo menarik ke dua sudut bibirnya.

"makasih, gyu,"

dan mingyu membawanya dalam sebuah pelukan hangat, sekali lagi, mingyu meyakinkan hatinya.








































TOLONG AKU GA BISA MEMILIH
:((

TOLONG AKU GA BISA MEMILIH:((

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


udah sih segini sjsekarang shinee lagi konser gaes TTonew aku 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

udah sih segini sj
sekarang shinee lagi konser gaes TT
onew aku 😭

selingkuh [meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang