empat

5.7K 709 65
                                    

wonwoo terengah, nafasnya sedikit memburu, dadanya turun naik–mencoba memasok oksigen yang serasa habis dari paru-parunya.

badannya sedikit membungkuk dengan tangan yang memegang ke dua lutut, ia mendongak ketika dilihat seungcheol berjalan menghampirinya yang tertinggal di belakang.

"payah," cibirnya, namun disaat bersamaan seungcheol mengusak pelan rambut wonwoo yang basah oleh keringat.

Pagi ini seungcheol mengajaknya lari pagi, di lapangan dekat komplek rumah wonwoo.

tadinya mereka hanya berlari kecil dengan cerita seungcheol soal semalam, bagaimana ia berusaha membuat kaka dan ayahnya agar berhubungan baik.

kemudian dilanjutkan dengan keluhan seungcheol soal sang ayah yang menekannya untuk masuk universitas yong in saja setelah lulus nanti dan tinggal di asrama.

wonwoo menggodanya dengan mengatakan bahwa seungcheol itu sebenarnya payah, tidak kuat-kuat amat, lawan hoshi aja ga bisa, makanya ayahnya minta seungcheol meninggalkan rumah.

bukan bermaksud serius sih, wonwoo tahu seungcheol sangat tertarik dengan taekwondo dan berharap bisa mengikuti kejuaraan nasional bahkan internasional, namun ada sesuatu yang menahannya untuk melangkah lebih.

kakaknya; ka minki yang cantik itu, cantik tapi jutek, atau cuma jutek sama wonwoo saja ya?
mereka ga pernah bertemu secara sengaja sih, cuma wonwoo ingat saat turnamen antar sekolah waktu itu, dimana ia sama sekali tak melirik wonwoo yang memberinya salam.

pokoknya seungcheol ga bisa ninggalin ka minki sendirian, kamu tau kan dia ga punya hubungan baik sama ayah, itu sih alesannya.

nah jadi wonwoo pikir, kalau ia mengejek seungcheol mungkin seungcheol akan termotivasi, mengikuti keinginan ayahnya yang sebenarnya tidak terlalu berat buat dia, dan ia bisa mewujudkan apa yang diinginkannya.

dan semua itu malah berakhir dengan seungcheol yang mengajaknya balap lari,

siapa yang kalah dia yang payah, itu katanya.

dan wonwoo baru ingat satu hal; laki-laki itu tidak suka direndahkan.

"mau aku gendong?" tawarnya yang malah diartikan wonwoo sebagai ejekan.

wonwoo mendelik sebal, yakali, tapi mau sih (:

"ga!" jawabnya, itu menunjukkan bahwa kadang mulut tak sejalan dengan hati.

wonwoo berjalan ke samping, ke arah bangku panjang dan duduk di sana, menyandarkan punggungnya dan menengadah.

"aku beliin minum dulu ya," kata seungcheol, wonwoo mengangguk.

alhamdulilah, perhatian.

...

"aku kok tiba-tiba kengen bang nunu ya?" ujar jihoon, ia meluruskan kakinya dan bersandar pada sofa di ruangan itu.

"goblin begitu dikangenin." timpal hoshi di sampingnya.

jihoon mengabaikan ucapan pacarnya itu dan melanjutkan,

"dia jarang nongol di twitter ya sekarang, gada yang galakin aku jadinya."

Mingyu yang sedang main coc dengan jun dan hansol jadi tidak fokus ketika mendengar nama wonwoo disebut, apalagi saat nama seungcheol juga ikut disebut.

"wonwoo itu pacarnya si seungcheol yang waktu itu 'kan?" tanya seokmin seraya memakan kuaci milik minghao.

minghao merengut dan memukul belakang kepala pemilik hidung paruh elang itu.

"iya," jawab jihoon.

seungkwan yang kebetulan ikut bergabung di markas mereka mendengus tidak suka dan hasratnya untuk memakan kuacipun hilang.

"temennya dia lo kenal juga ga dil?" tanya seokmin,

"temen yang mana?"

"itu yang rambutnya panjang,"

"oh, jeonghan?"

mingyu yang memang sudah tidak fokus pada permainan di ponselnya itu lebih memilih mendengarkan obrolan mereka.

ia ingat jeonghan yang waktu itu ia kira perempuan ternyata adalah laki-laki setelah mendengar suaranya saat mengenalkan diri.

mingyu jadi ingin tertawa.

"iye," balas seokmin masih asik dengan kuacinya.

"kenal sih tapi ga deket, kenal doang, kenapa ya?"

"ajak meet up kuy," seokmin menatap jihoon penuh harap. jihoon mengernyitkan dahinya dan seokmin melanjutkan,
"gue udah follow twitternya sih, udah di follback juga, tapi ga berani deketin euy."

"cemen lo kuda" cibir hoshi, dan minghao menertawakannya sangat kencang.

"kalo mau meet up ya lo ajak sendiri aja meren," timpal jihoon.

"lha gue mah si biar lo sekalian ajak wonwoo gitu, katanya kangen, kan kalo ada temennya nanti jeonghan gakan canggung kalo temu gue, itung-itung maen rame-rame yekan?" Jelasnya.

Seokmin itu orang yang paling rese, petakilan, gamau diem, tapi dia itu bakalan jadi kaku banget kalo dihadapan orang yang dia suka.

jadi intinya sih dia mau deketin jeonghan, tapi minta ditemenin.

...

"aku pulang ya," ujar seungcheol.

wonwoo yang tengah asik menonton televisi menoleh pada seungcheol yang duduk di sampingnya,

"ga mau sarapan bareng? bentaran lagi nasinya mateng lho."

"pengen si, tapi aku udah janji temenin ka minki siang ini."

wonwoo hanya membulatkan mulutnya seraya mengangguk.

"mamah kamu mana?"

"di dapur, bentar." jawabnya sebelum beranjak ke dapur.

tak selang beberapa menit, ia datang kembali bersama mamanya yang masih menggunakan apron.

"kok pulang si, ga mau sarapan dulu?" tanya beliau.

"maaf tan bukannya gamau, tapi seungcheol punya janji siang ini,"

"oh gitu ya udah."

"seungcheol pamit pulang ya," ujarnya sebelum salim pada mama pacarnya itu.

"hati-hati ya," balas beliau seraya menepuk pelan lengan seungcheol.

beliau kembali ke dapur semenatara wonwoo dan seungcheol berjalan keluar.

begitu tiba di ambang pintu seungcheol berbalik dan memberikan satu kecupan singkat di bibirnya,

"nanti aku hubungin kamu."

...

wonwoo beranjak ke kamarnya setelah menyelasaikan pekerjaan dari mamanya; cuci piring.

niatnya mau mandi, tapi hal yang dilakukannya adalah mengecek ponselnya yang tergeletak di ranjang.

ada beberapa notif dari line dan instagram berhubung sekarang dia sudah jarang membuka akun twitternya.

"si cebol, tumben" gumamnya.

line

[jihoon🐵]
bang temu kuy































panjang ga sih ini
Ini harusnya dipost dua hari lalu tp aku sibuk *sok

selingkuh [meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang