sepuluh

4K 603 135
                                    

posisi duduk mereka ceritanya;

mg sk mh sm jun
————————–
vn hs wz jh ww sc

...

wonwoo merasa ingin pulang saat ini juga. ia tidak tahu kalau meet up yang dikatakan jihoon tempo hari akan berujung seperti ini. ia kira itu hanya akan ada jihoon, hoshi dan seokmin.

wonwoo mengepalkan tangannya kuat di bawah meja, ia melirik sekitar dimana semua orang tengah menanggapi lelucon yang dilontarkan hoshi, saling melempar tebak kata diakhiri dengan jun yang mengusulkan untuk membuat permainan.

wonwoo sebal, mingyu seakan tidak menganggap kehadirannya, ia menggoda seungkwan, menghapus noda di sudut bibirnya, dan saling bertukar bisikan.

ia jadi tidak fokus bahkan untuk menikmati makanan gratis yang tersedia di depannya. seungcheol di sampingnya menatap hawatir, jadi ia berbisik,

"kamu gapapa?"

wonwoo hanya menggeleng, dan seungcheol mengenggam tangannya yang terkepal di bawah meja, membuat wonwoo sedikit tersentak,

"kalo perut kamu sakit lagi mending kita pulang aja, jeonghan pasti pulang bareng cemcemannya kan?"

wonwoo tersenyum sebelum mengatakan, "gapapa kok, aku ke toilet dulu ya."

setelahnya wonwoo meminta ijin pada jihoon dan teman-temannya.

mingyu bukan tidak menyadari sikap wonwoo yang terlihat sangat tidak menikmati acara ini, tapi ia juga tidak bisa apa-apa, dan ia melihat jeonghan yang sempat mendelik sebal ke arahnya.

...

wonwoo menyalakan air keran dan mencuci tangannya di sana, ia menatap cermin, melihat pantulan wajahnya yang emo sekali.

lalu tersenyum kecut setelahnya menunduk seraya mengepalkan kedua jemarinya di atas wastafel, wonwoo tidak bisa seperti ini terus, ia harus membuat mingyu memilih.

"kamu marah?"

wonwoo mendongak, ia melihat  mingyu berdiri di belakangnya lewat cermin persegi panjang di depannya.

"menurut lo?!"

mingyu tersenyum simpul dan mendekatkan tubuhnya pada wonwoo yang sudah berdiri tegak. mingyu merapatkan tubuhnya—memeluk wonwoo dari belakang dan berbisik,
































































































"udalah, abis ini kan aku sama kamu."

wonwoo tersenyum; senyum remeh—yang entah ia tujukan untuk mingyu atau dirinya sendiri.

"mingyu,"
"hm,"

wonwoo menarik nafas dalam sebelum melepas tangan mingyu yang melingkari perutnya, ia berbalik, membuatnya kini berhadapan dengan mingyu.

matanya kini hanya tertuju pada iris hitam milik mingyu, ada bayangan wonwoo di sana saat sebelumnya diisi oleh bayangan laki-laki yang ingin wonwoo singkirkan.

"kalo lo harus milih, lo pilih gue atau seungkwan?"

mingyu mengalihkan pandangannya pada banyangannya sendiri di balik cermin itu, mingyu masih belum yakin, karena baik wonwoo ataupun seungkwan memiliki porsi yang sama di hatinya.

"gatau,"
"kenapa? lo cinta banget sama seungkwan ya?"

sebenarnya wonwoo tidak ingin menanyakan itu, ia takut kalau-kalau apa yang dikatakan jeonghan benar adanya, bahwa dia tak ayal hanyalah mainan bagi mingyu.

"iya," dan wonwoo hampir mendorong kuat dada mingyu kalau saja mingyu tidak menahan ke dua tangannya, "tapi gue juga cinta banget sama lo, wonwoo."

wonwoo menghebuskan nafasnya kasar, ia menghempaskan cengkraman mingyu pada pergelangan tangannya kemudian menatap iris kelam milik mingyu,

"kalo gitu tinggalin dia,"
"apa?"

wonwoo memang berbicara dengan nada pelan tapi terdengar sangat menuntut.

"tinggalin seungkwan, gue ga mau kalo terus-terusan jadi yang ke dua."

"yang, kita sama 'kan? kita sama-sama yang ke dua, gue–"
"gue mau putusin seungcheol, gue bakalan putusin dia,"

saat ini, setiap ucapan yang dilontarkan wonwoo membuat mingyu merasa semakin ditekan. mingyu akan memilih salah satunya, tapi tidak sekarang, ia masih ingin memantapkan hatinya agar tidak menyakiti salah satu dari keduanya.

"gue ga mau jadi yang ke dua terus mingyu, cukup sama papa, seungcheol, lo jangan,"








































mingyu tidak mengerti ketika kemudian wonwoo mengatakan betapa tidak adilnya saat ia bahkan tidak pernah menjadi prioritas siapapun, termasuk ayahnya sendiri.

mingyu seakan melihat semua sisi lemah wonwoo saat ini, laki-laki itu menumpahkan rasa sakitnya di hadapan mingyu, dia menangis.

terakhir, ketika wonwoo menarik lengan jas sekolahnya dengan pipi yang basah, saat itu pula mingyu menarik wonwoo dalam pelukannya,




















































"ya, gue bakalan putusin dia,"








































"tapi, kasih gue waktu,"





























wonwoo mengangguk, ia hampir menangis lagi kalau saja ia tidak ingat bahwa mereka masih harus menemui orang-orang yang tidak tahu akan hubungan keduanya.

wonwoo merasa menang—tidak, ia bahkan tengah melupakan rasa bencinya pada seungkwan. detik ini ia hanya merasa terlalu senang mendengar apa yang baru saja diucapkan mingyu. meski mingyu tidak akan memutuskan hubungannya dengan seungkwan dalam waktu dekat, setidaknya mingyu sudah memberikannya kepastian.

juga tentang apakah mingyu akan memandangnya seperti pengemis hanya untuk sebuah cinta, wonwoo tidak peduli, lagi pula cinta itu buta kan?




































mereka tidak tahu, di sisi lain, seseorang tengah memperhatikan ke duanya. ia menutup mulutnya sendiri, tidak percaya dengan apa yang tengah ia lihat dan apa yang baru saja ia dengar.

tepat ketika ia melihat mingyu menarik diri, saat itu pula pundak lebar seseorang menutupi pandangannya,































"lo harusnya ga usah ke sini."






















dung tarara dung uttaran~ 👵
aku buat apa sih anjir ih TT
ngakak dulu bentar wkwkwkwkwkwkwkwkwk.

💃

selingkuh [meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang