wonwoo duduk di sudut ruangan, ia mengaduk float drinknya selagi menunggu mingyu.
wonwoo tidak tahu kenapa mingyu tiba-tiba mengajak bertemu, membuatnya mengundur waktu pertemuannya dengan seungcheol.
tak selang beberapa lama, ia melihat sosok tinggi yang berjalan ke arahnya. wonwoo tersenyum, dan itu manis.
"uda lama?" tanya mingyu, wonwoo menggeleng,
"ngga kok," jawabnya.
"ga pesen makan?"
"ga, kan gue mau ketemu seungcheol juga, nanti dia pasti pesenin gue makanan, yamasa gue makan dua kali,"mingyu mengangguk setelahnya mendudukkan dirinya di hadapan wonwoo. ia menundukkan kepalanya sebentar lalu kembali membawa pandangannya pada wonwoo.
cantik.
dan karena hal itu lah ia tertarik untuk mendekati wonwoo.
"kenapa?" tanyanya, wonwoo malu ditatap seintens itu.
"lo cantik," jawabnya.
wonwoo yang dikatai seperti itu segera mengalihkan pandangannya, kemana saja, asal tidak pada mingyu.
"karena itu gue coba deketin lo," ujarnya, "ngajakin lo kenalan, chatingan, ketemuan dan lo sukses buat gue suka banget sama lo," lanjutnya.
wonwoo kini sudah kembali menatap mingyu, ia melihat bagaimana mingyu tersenyum padanya,
"lo selalu nanya, kenapa gue selingkuh," mingyu menghela nafasnya berat sebelum melanjutkan,
"gue cuma main-main,"
anjing; wonwoo ingin sekali mengakatakan umpatan itu pada mingyu—tadinya, kalau saja ia tak membiarkan mingyu kembali melanjutkan ucapannya—yang berhasil membuat wonwoo seakan meleleh layaknya keju di atas panggangan roti,
"tapi ngga saat itu sama lo, won, lo berhasil buat gue sayang sama lo."
...
seungcheol tengah bersiap untuk pertemuannya dengan wonwoo. laki-laki cantik itu tiba-tiba mengundur waktu bertemunya entah untuk alasan apa. ia bercermin sekali lagi, memastikan bahwa ia cukup tampan untuk menemui pacarnya.
ketika tangannya hendak membuka knop pintu kamar, ia merasakan getaran di area pahanya, ia merogoh saku jeans hitamnya dan menatap layar putih di genggamannya; menampilkan satu panggilan dari nomor yang tidak ia kenal.
seungcheol menggeser tombol hijau sebelum menempelkan benda persegi panjang itu pada telinganya.
"choi seungcheol?"
"ya, sapa ya?"
"mingyu, udah putusin gue,"
seungcheol diam. yang meneleponnya adalah seungkwan. suaranya parau sekali dan bisa ia tebak bahwa seungkwan baru saja menangis.
"lo gapapa?" tolol sih. seungcheol tau, mana ada orang yang baik-baik saja setelah diputuskan ketika ia masih mencintai pasangannya.
di sebrang sana ia mendengar seungkwan tertawa renyah, "goblok, sakit tau, banget,"
ia tidak terkejut, memang ini akhirnya kan? selama ini ia hanya menunggu.
seungcheol tahu semuanya, bahkan sebelum ia mendapati seungkwan menguping percakapan antara mingyu dan wonwoo seminggu yang lalu.
ia sudah tahu lebih dulu, saat itu; ketika wonwoo membolos. ia yang khawatir, memutuskan bolos latihan dan mengikuti jeonghan untuk menemui wonwoo di rumahnya.
namun begitu ia sampai, yang di dapatnya adalah mingyu baru saja meninggalkan rumah wonwoo. ia marah, kecewa, sakit. terlebih ketika ia mencium wonwoo dan menyadari ada laki-laki lain yang juga melakukannya pada wonwoo.
dan pada akhirnya, ia hanya bisa diam, menyadari bahwa wonwoo berpaling karena kesalahannya sendiri.
sejujurnya, dia sangat takut kehilangan wonwoo.
"maaf," ujarnya, sungcheol dapat mendengar nafas berat seungkwan di sana.
"ngapain minta maaf? gue cuma ngasih ta—"
"buat wonwoo, gue minta maaf atas nama dia," seungcheol menghembuskan nafas berat; menahan rasa sesak di dadanya, "kalo aja gue lebih peka sama perasaan dia, dia kesepian, kwan, dia sendiri, harusnya gue jadi satu-satunya yang ada buat dia saat itu, tapi gue selalu mentingin kaka gue diban—"
"lo nyalahin diri lo sendiri? goblok tau ga?! jelas dia egois, cuma mikirin perasaan dia sendiri, apa di mikirin posisi gue juga? posisi lo!?"
"lo bilang gitu karena lo ga tau dia. dia kehilangan perhatian orang tuanya, kwan, dia selalu ngarepin pulang sekolah disambut mamahnya, ngumpul bareng pas malem sama papahnya, waktu libur sekolah, dia pengen bisa liburan bareng orang tuanya, tapi ngga, dia ga dapetin itu, yang dia lakuin cuma nunggu mamahnya pulang sendirian, gue pacarnya, tapi gue ga bisa jadi sandaran dia waktu dia butuhin seseorang."
"jadi ini salah gue? gue bahkan ga tau kenapa bokap dia nikahin nyokap gue!"
setelahnya seungcheol hanya mendengar isakan seungkwan, ia juga tidak tahu siapa yang harus disalahkan di sini.
dia; yang tidak ada untuk wonwoo,
wonwoo; yang kekanakan,
mingyu; yang datang begitu saja dan membuat wonwoo menyakiti semuanya,
seungkwan; karena terlahir dari seorang ibu yang merebut sosok ayah untuk wonwoo?
mari tanyakan pada gotik yang berogoyang atau bang ipul saja, mungkin ( ͡° ͜ʖ ͡°)