1

274 8 6
                                    

Dalam hal perasaan aku tidak tahu
Aku hanya tidak percaya dengan hal semacam itu
Tidak setelah masalalu masih menghantui ku
Tidak akan.

____________________________________


Pagi ini, seperti biasa, yang ia lakukan setiap harinya yaitu pergi ke sekolah. Stevanus Kelvin Raharja, salah satu siswa di National Senior High.

Dengan earphone yang berada di telinganya Kelvin berjalan di lorong menuju kelasnya, sepanjang ia berjalan banyak para siswi yang melihatnya seperti mau meleleh karena tidak tahan melihat Kelvin yang sangat tampan, ditambah rambutnya yang acak-acakan menambah poin ketampanannya.

Saat sampai di depan pintu kelas nya, Kelvin melihat di seluruh kelasnya nampak masih sepi, sepertinya ia datang terlalu cepat.

"Heh Kelvin minggir dong, gue juga mau lewat." Suara yang tidak asing baginya, suara Bagas yang sangat khas sangat dikenalnya. Tanpa pikir panjang ia pun minggir, lantas duduk di bangkunya.
-----

"Kelvin, ayo ke kantin! Perut abang udah laper nih minta dikasih jatah. Ayo Kelvin ke kantin sama Alvian yang ganteng nggak habis-habis ini."

Kelvin yang sudah kebal dengan sikap Alvian hanya pasrah lantas berdiri dan ke kantin dengannya, tidak lupa dengan para sahabatnya yang lain, yaitu Alex, Fernando, dan Gibran.

"Jijik!" seru Gibran.

"Geli," timpal Fernando

"Bodoamat,perut abang udah nggak tahan buat makan mie ayamnya pak Kumis," balas Alvian.

Semua yang di kantin memandangi Kelvin, terutama para siswi yang merupakan fans Kelvin. Dari sekian banyak siswi yang memandangi Kelvin, ada satu siswi yang tak memandangi Kelvin dan terlihat masa bodoh.

"Heh, lo liat deh, dari sekian banyak siswi yang terang-terangan mandangi elo, ada satu yang kayaknya nggak ngelirik elo sama sekali," ucap Alex kepada teman-temannya.

"Gilak! Ketampanan elo turun mungkin Vin!" seru Vian. Tapi tak ditanggapi oleh Kelvin.

"Kelvin sama lo masih tetep gantengan Kelvin kali!" seru Gibran.

"Tuh kanz abang Gibran gitu kalo sama dedek Vian. Nggak pernah bela dedek Vian yang ganteng ini," timpal Vian.

"Jijik." seru Gibran.

Diam-diam Kelvin melihat siswi yang dibicarakan Alex tadi, dan memang benar apa yang dikatakan Alex.

-----

Pada saat jam Bahasa Mandarin, Kelvin ijin untuk keluar. Ia berjalan menuju taman sekolah, langkahnya terhenti saat melihat gadis yang Alex bicarakan di kantin tadi. Ia melihat badge kelas di seragamnya. '12 MIPA 2', Gumam Kelvin, ia melihat gadis tersebut dan langsung mengalihkan pandangannya.

________

"Gibran, Alex, Kelvin, Fernando! Tungguin abang Vian yang paling ganteng ini!" seru Alvian.

"Gila dia," ucap Alex.

"Lo pada tega ya sama gue, lo pada ninggal gue. Lo pada nggak kasihan apa sama Vian si ganteng ini," tutur Vian sambil mengatur napasnya.

"Nggak!" seru Fernando.

_______

Mereka tengah nongkrong di warung depan sekolah. Kelvin menghisap rokok yang berada di tangannya lalu mengembuskan asapnya di langit. Matanya menyipit ketika melihat gadis yang di kantin itu lagi. Sepertinya ia tengah menunggu angkot atau jemputan nya.

Kelvin menyenggol Alex. "Itu yang lo maksud tadi pas di kantin?" tanya Kelvin.

"Hmm, kenapa? Elo naksir? Lumayan lho dia bisa lo jadiin target lo selanjutnya," jawab Alex.

"Ngaco lo, gue nggak ngelakuin apa yang biasa lo semua lakuin," timpal Kelvin.

Kelvin hanya melihat gadis tersebut dari kejauhan. 'Manis'
batinnya.

________________

TBC

You Must Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang