17

48 2 0
                                    

Bodoh
Aku harus apa?
Berdiam diri dan menunggu engkau datang?
Seharusnya aku mencegah mu mengapa selalu tak bisa.
-------

Hari ini adalah hari terakhir Kelvin bertemu sahabatnya. Bukan karena tidak bisa, melainkan sahabatnya akan melanjutkan study di luar negeri.

"Nggak kerasa kita udah kuliah ya, bentar lagi kerja dan berkeluarga" Ucap Alex disela-sela ia menghisap rokoknya.

"Gue udah janji sama diri gue, gue hari ini terakhir ngerokok. Gue nggak mau buat umur gue pendek" tambah Alex.

Fernando menggeleng dan menjitak kepala Alex.
"Seharusnya elo berhenti mulai detik ini, bukannya hari ini. Liat sekarang aja lo masih ngrokok"

Dengan kesal Alex mematikan rokoknya diasbak "gue berhenti"

Riuh tepuk tangan memberi penghargaan pada Alex. Tidak disangka bahwa Alex benar-benar akan berhenti.

"Nah gitu, tapi lo beneran bisa nggak?" Tanya Gibran meremehkan.

Dengan sombong Alex menjawab "jangan dikira gue nggak bisa, gue bakal coba dengan mengalihkan dengan hal lain. Contohnya makan permen"

Sontak semua tertawa dan riuh memberi tepuk tangan pada Alex.
"Gilak keren lo" ucap Deon

"Gimana kalo kita berhenti ngerokok semua. Gue nggak mau kalo nanti gue masih hidup, lo pada udah mati" Tanpa dosa Alex berkata seperti itu.

Gibran menonyor kepala Alex dengan keras. "Gilak sakit Bran"

"Biarin, lo doain kita mati? Dasar anak onta" timpal Gibran

"Bener juga kata Alex, mungkin kalo lo nggak segera berhenti paru-paru lo bisa terbakar" ucap Deon membela Alex.

"Waduh kalo anaknya dokter udah bersabda sih mau gimana lagi" ucap Gibran tak berkutik.

"Tunggu dulu, bapak lo dokter?" Tanya Alex.

Deon menaikan satu alisnya "kenapa? Lo baru tau?"

Kelvin namapak berpikir keras "gue baru inget. Dulu waktu gue jalan pertama kali sama Nathania gue pernah tanya sama dia, dia punya saudara nggak, tapi dia jawab kalo dia anak tunggal"

Deon menggela nafas panjang, napak ada sesuatu yang belum mereka ketahui. "Gue sama Nathania itu beda ibu tapi satu bapak"

Mereka terkejut, nampak muka mereka sangat kelihatan bodoh sekali.

'Maksud lo apa?" Tanya Alvian.

Deon nampak ingin menceritakan sesuatu. Terlihat ia mengambil nafas untuk bercerita.

"Jadi bapak gue itu nikah sama ibu kandung gue. Bapak gue pikir ibu gue nggak bisa hamil, terus dia punya isteri lagi atas permintaan ibu gue. Ibu gue nggak bisa tahan liat bapak gue sayang banget sama ibunya Nathania saat tau dia hamil, ibu gue pergi dari rumah. Ibu gue nggak tau kalau ternyata ibu gue hamil, ibu gue nggak ada niatan balik tapi dia udah ngasih tau bapak gue lewat telepon kalau dia hamil. Aku sama Nathania lahir ditahun yang sama tapi beda bulan, lebih tua aku sih. Bapak gue sering jenguk gue tanpa pengetahuan ibunya Nathania, sampai ibu gue meninggal bapak gue baru bilang sama ibunya Nathania. Bapak gue pikir kalau ibunya Nathania bakalan marah tapi ternyata enggak, malahan gue dianggep anaknya sendiri. Awalnya gue benci sama ibunya Nathania karena udah bikin hidup gue nggak bisa tau apa itu keluarga, gue tau Nathania anak baru disekolah bahkan gue sempat suka sama dia, tapi saat gue pindah dirumah bapak gue, gue kaget Nathania juga. Mulai saat itulah gue mulai bisa nerima keluarga baru gue dan gue sering sama Nathania"

You Must Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang