5

86 7 0
                                    

Sorry Typo
Maklum masih pertama dan belum tau tanda baca. Jangan di bully, imajinasi Amatir soalnya.

------
~10 Tahun yang lalu~

"Kelvin Bunda sama Ayah ada urusan kerjaan di luar negeri,kira-kira 2 minggu baru pulang nanti Kelvin dirumah sama mbok Giyem ya nak, maaf ya nak harus ninggal kamu" kata Bundanya

"Iya Bun nggak papa, Kelvin di Rumah aja. Bunda hati-hati ya dijalan" sahut Kelvin dengan senyuman khas anak kecil.

"kamu jangan nakal ya, jangan bikin mbok Giyem repot" Sahut Ayah nya.

Dan diberi anggukan Kelvin seraya memberi salam kepada kedua orangtua nya.
-------

Kenangan akan keluarga nya yang harmonis,tanpa ada keributan berbanding terbalik dengan keadaan keluarga nya sekarang.

"Gue benci keluarga gue! Mereka semua nggak pernah ngerti gimana keadaan gue!" Seru Kelvin.

Teman-teman nya yang melihat hal itu sudah terbiasa dengan sikap Kelvin yang marah setiap kali mengingat keluarganya.

Ayah dan Ibunya sibuk dengan urusan masing-masing tidak pernah meluangkan waktu untuk nya, terlebih mendengar bahwa mereka akan bercerai semakin membuat Kelvin terpuruk.

Disisi sikapnya yang diam dan cenderung tidak berpihak ke lingkungan Kelvin menahan rasa ingin merasakan kasih sayang seorang anak yang sebenarnya.

Selama 10 tahun ia berusaha sendiri tanpa ada dukungan orang tua, berbagai cara telah ia lakukan dengan berusaha mendapat peringkat dikelas, nakal, dan menjuarai lomba-lomba berbagai tingkat, tetap saja tidak membuat orang tua nya peduli pada nya, mereka hanya meberi hadiah sebagai balasan pencapaian nya.

"Lo yang sabar Vin, ini emang nggak mudah buat Lo tapi Tuhan nggak mungkin menguji umat nya melebihi batas kemampuan nya" ucap Fernando sembari menepuk pundak Kelvin.

"Gue cuman butuh kasih sayang, nggak lebih! Apa susah nya memberi waktu buat Gue!" Seru Kelvin dengan nada yang sangat tinggi.

Hati nya teriris saat mendengar kata 'Cerai' dari mulut Ayah nya, bagai jatuh dari atas gedung, betapa hancur nya kehidupan nya saat ini, betapa sesak nya jantung nya kala mendengar kata itu terucap jelas di mulut Ayah nya.

Sahabat nya tak kuasa menahan tangis karena keadaan keluarga nya yang jauh dari rasa senang.

Setiap hari di rumah nya hanya ada keributan, Ayah nya yang datang satu bulan sekali dan setiap datang selalu bertengkar dengan Ibu nya.

Kelvin menghadapi masalah tersebut selama 10 tahun, betapa berat nya menanggung sebuah realita hidup yang menimpa nya.

"Lo nggak harus menyerah dengan hidup Lo, buktiin bahwa selama mereka nggak ada Lo bisa maju tanpa mereka disisi lo,tanpa dukungan mereka,buktiin itu" ucap Alex.

"Kalau hidup itu mudah, gue udah lebih dulu punya pacar,dan nggak usah repot-repot sekolah. tapi fakta nya hidup tidak semudah yang kita kira jadi kita harus hadapi dengan mebusungkan dada tanpa memikirkan orang yang berusaha menjatuhkan kita" tambah Gibran, entah kenapa hari ini dia sedikit lebih dewasa.

Alvian dari tadi hanya diam tanpa komentar tidak seperti biasanya yang selalu cerewet.

"Tumben lo diem hari ini?" Tanya Gibran sambil melirik Alvian.

Tidak ada balasan dari Alvian, hanya keheningan yang didapat.

"Disaat kita lagi butuh sosok penghibur malah Lo kaya loyo gitu" kata Alex.

Masih diam tanpa ada jawaban.

Setelah beberapa jam Alvian berdecak kesal,lantas berdiri.

"Mau kemana lo?" Tanya Alex

"Dimana gue bisa nenangin diri" jawab Alvian tanpa memandang Alex.

Fernando memandangi Alvian lekat-lekat, 'sepertinya orang itu juga ada masalah' batin Fernando.

Gibran menyusul Alvian yang pergi, hanya menyisakan Alex,Kelvin,Fenando di ruangan itu. Dan semua sibuk dengan pikiran masing-masing.

------

Kelvin duduk di loby sekolah setelah bel pulang berbunyi, ia memainkan telepon genggam nya membalas pesan dari Nathania. Kelvin mendapatkan nomor nya dari teman satu kelas nya.

'Gue tunggu di Lobby'
~Kelvin.

Setelah mengirim pesan ke Nathania, tak perlu waktu yang lama pesan itu dibalas oleh nya.

'Gue kesana sekarang'
~Nathania

Kelvin menyunggingkan senyuman lalu memasukan telepon nya di saku. Orang-orang yang melihat senyuman Kelvin pasti akan meleleh karena tidak kuasa menahan ketampanan nya, terlebih tampilan nya yang terkesan cool.
Tak lama Nathania datang dan menghampiri Kelvin.
"Lama nunggu nya?" Tanya Nathania.
Kelvin menggeleng "nggak juga, yaudah yuk keburu sore"
Kelvin berdiri sambil menggendong tas hanya sebelah saja.

Fernando melihat hal itu dan terlintas senyum, 'lo berkata tidak pun, mata nggak bisa menipu Vin'  bati nya.

----
Mereka sampai di Cafe yang tak jauh dari sekolah nya. Mereka memesan minum dan cemilan lantas duduk di bangku dekat jendela.
"Lo sering kesini?" Tanya Nathania.
"Nggak juga, tapi Lo orang pertama yang gue ajak kesini" ucap Kelvin sambil menaruh tas nya di bangku samping. Mereka berdua dipisahkan oleh meja persegi yang terbuat dari kayu jati.

"Lo tau kenapa lo yang pertama gue ajak kesini?" Tanya Kelvin.
Nathania menggeleng "emang kenapa".
"Karena gue nggak sembarangan mengajak tempat yang gue suka terlebih sahabat gue" jawab Kevin yang cukup membuat jantung Nathania berdegup tidak karuan. Nathania terdiam dan menatap Kelvin lekat-lekat.
"Lo ternyata nggak seperti apa yang gue pikir"
"Emang lo mikir gue gimana?" Tanya Kelvin sambil meminum pesanan yang baru saja datang.
"Gue kira lo itu brengsek,nyebelin,dan anti sosial" jawab nya
Kelvin tersenyum "banyak yang berpikir begitu karena sikap gue yang cenderung diam, itu karena mereka belum mengenal gue dan kehidupan gue."
Nathania cuman heran dengan laki-laki di depan nya ini, tidak sesuai ekspetasi nya selama ini.

"Lo udah punya pacar?" Tanya Kelvin dengan meminum Capucino nya.
Nathania tersenyum kecut saat mendengar pertanyaan Kelvin tadi. "Gue belum punya pacar, mungkin jodoh gue nggak di sekolah mungkin di tempat diluar ekspetasi gue"
"Lo sendiri punya pacar?" Tanya Nathania.
Kelvin menggeleng "gue juga enggak punya"
Nathania kaget,dirinya tidak percaya, seorang Stefanus Kelvin Raharja nggak punya pacar? Nggak mungkin banget. Secara dia ganteng,keren,kaya masa nggak punya pacar.
"Nggak mungkin lo nggak punya pacar"
"Ngapain gue bohong,nggak penting banget" jawab Kelvin.
"Kenapa lo nggak punya pacar? Secara lo bisa gunain ketampanan lo buat dapetin cewek-cewek yang cantik." tambah gadis itu.
"Gue bukan tipe cowok yang suka melihat cewek ngejar cowok" jawab kelvin
"Kenapa gitu?" Tanya Nathania
Kelvin tersenyum simpul
"Karena nggak pantes, cewek mengejar sesuatu yang jelas-jelas bukan kodrat nya" jawab nya dengan tenang.

*****

You Must Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang