19

37 2 0
                                    

Awal baru
Langkah baru
Hidup yang baru pula

___________

Kelvin POV (menceritakan tentang teman-teman dan orang terdekat Kelvin)

Sudah dua tahun aku berkuliah di Swiss. Aku menepati janji ku, aku pulang ke Indonesia satu tahun sekali. Memang lelah, tapi aku juga tau kalau orangtua ku sangat merindukan ku. Terkadang Ayah dan bunda datang ke Swiss untuk menjenguk diriku.

Aku memperkirakan akan lulus lebih cepat. Ya aku akan lulus 3 tahun lagi. Aku menjalani kuliah dengan cepat karena memang aku pintar. Bukannya sombong tapi banyak yang bilang begitu.

Alvian akan lulus 1 tahun lagi, karena ia hanya mengambil 3 tahun. Ia juga bercerita kalau ia menyukai perempuan asal Indonesia yang juga kuliah di universitas yang sama dengan dia. Dia berjanji kalau dia akan membawa perempuan itu kalau dia sudah lulus. Aku sempat tertawa saat dia bercerita kalau dia suka sama dosen nya, dasar Alvian semua diembat juga.

Gibran juga sama dengan ku 3 tahun lagi lulus. Dia juga bilang sering godain cewek bule di London, tapi dia bilang kalo dia takut sama Elvira. Dasar Gibran kalo tentang cewek nggak berubah. Gibran sekarang sering kalo lagi Movie call sering logat inggris nya keluar. Aku tertawa kalau dia kadang mukul kepalanya sendiri, Gibran semakin aneh.

Fernando masih di Jerman. Dia ternyata ambil Psikologi, dia belum deket sama cewek katanya. Aku nggak percaya, masa dia nggak ada yang negelirik. Memang sih dia nggak suka hal seperti itu, tapi masa iya dia bakalan jomblo terus. Aku pancing terus dia biar dia jujur, akhirnya dia bilang kalo dia emang suka sama cewek disana, Akhirnya ngaku juga. Orang Jerman asli katanya, aku suruh kirimin fotonya tapi dia bilang nggak mau. Fernando bilang kalo disana orangnya ramah sekali, mirip sama orang Indonesia tapi bedanya disana tertib di Indonesia ya begitulah.

Deon, dia kuliah tekhnisi mesin pesawat di Belanda. Pasti kalian mikir kenapa temen gue kuliah di luar? Karena memang banyak yang terbaik di luar, bukan merendahkan Indonesia tapi memang dalam bidang yang kita pilih semuanya keahlian orang luar. Deon bilang mau jadi pilot, tapi dia tau kalau jadi pilot itu nggak gampang, yaudah dia jadi tekhnisinya aja katanya. Deon kalau sudah lulus ditawarin kerja di perusahaan bapaknya Alvian, di Godard Airlains. Ya bapaknya Alvian pembuat pesawat dan kakeknya Alvian itu seorang pilot, ibunya Alvian ex. Pramugari. Maka dari itu namanya Alvian kaya ada tentang pesawat gitu. Namanya Alvian Dirgantara putra. Gue lupa Dirgantara itu apa. Tapi katanya Alvian itu ada bau-bau pesawat.

Kembali ke Deon. Deon juga sering Movie call sama gue, dia tambah ganteng menurut gue. Nggak cuman Deon sih, tapi semua temen gue. Deon nggak lagi deket sama cewek, Deon nggak tau kenapa lagi nggak tertarik pacaran. Aku tanya sama Deon terus tentang Nathania tapi jawabannya tetap sama aja seperti dulu.

Sekarang Alex. Alex kuliah 4 tahun, sebenernya 6 tahun tapi dia dapat potongan 2 tahun karena dia mengumpulkan tugas dengan baik dan selalu datang tepat waktu. Terlebih lagi dia tidak pernah bolong absensi nya jadi dia mendapat potongan. Bukan hanya itu sebenernya, tapi karena dia memang pintar. Di Amerika Alex sering ke club walaupun udah aku peringatin tapi tetep nekat. Alex memang jadi sedikit liar tapi dia bilang kalau dia enggak 'free sex' . Alex deket sma cewek di Amrik. Gilak cantik banget ceweknya, katanya sih anak dari rekan bisnis bapaknya tapi gue nggak yakin kalo cuman sebatas teman. Secara Alex kan ganteng apa iya cewek itu nggak suka sama Alex.
Aku bilang sama dia kalau aku mau ke Amrik, malah dia nglarang, padahal aku kesana mau ada bisnis perusahaan. Kata Alex aku nggak boleh kesana karena nanti aku bakal ngoceh sama dia. Sialan si Alex.

Sekarang Nathania. Sumpah kangen aku sama Nathania. Apalagi sama senyumnya, manis dan ssmakin tambah cantik. Aku cari info tentang Nathania sama Elvira tapi dia bilang nggak tau. Aku tau kalau Nathania sengaja ngehindar dari aku, tapi mengapa harus bertahun-tahun.

Aku nyuruh orang kepercauyaan ku buat cari Nathania tapi informasi yang didapat adalah Nathania mengambil kuliah di luar negeri. Sialan kalau itu aku juga tau. Aku janji bakalan nemuin Nathania samapai dapet, bahkan banyak cewek di kampus ku yang deketin aku, tapi aku biasa saja. Bukannya sombong tapi aku masih mencintai Nathania. Jangan dikira aku lebay, tapi itu faktanya. Coba saja kalian ngerasain kalau kalian jadi aku, pasti sama.

Ayahku mau jodohin aku sama anak temennya tapi dengan keras aku bilang nggak mau. Ayah mencoba ngeyakinin aku tapi tetep aku nggak mau, bahkan aku nggak movie call sama ayah tiga bulan lamanya karena aku malas nanti diasuruh menyetujui perjodohan konyol itu.

Bunda ku kabarnya baik, Bunda pernah cerita sama aku kalau ayah pengen punya adik buat akau tapi bunda bilang nggak. Bunda bilang kalau bunda aja nggak bisa ngurusin aku waktu itu apalagi kalau sekarang punya anak lagi. Ayah ku tetep kekeh, dasar ayah itu kalau pengen harus di perjuangin. Walaupun ayah memohon tapi bunda nolak, yaudah ayah mundur.

Aku di Swiss bukan cuman kuliah, tapi aku juga ngurusin usahaku yang aku rintis dari SMA. Aku mengembangkan usaha ku. Aku buat semacam antivirus, ini sedang proses penyempurnaan. Kalau selesai bakalan aku jual. Aku yakin bakalan laris di pasaran.

Aku bukan kuliah dibagian bisnis seperti Alex, tapi aku tau tentang saham. Ya walaupin dulu tidak tau, sekarang aku tau. Kakek Rey mengajari aku tentang saham dan sengam itu aku paham tentang saham.

Di Swiss aku punya teman namanya Franklin Wiliam Johnson dia dipanggil Frank. Dia bukan orang asli Swiss, dia orang asli Amerika. Frank sangat baik, memang dia nakal tapi nakal nya wajar. Menurut ku dia tidak nakal karena dia hanya pergi ke club, nakal-nakal wajar biasa. Dia anak orang terpandang di Swiss. Frank satu jurusan dengan ku, dia juga pintar, dia hanya kuliah 4 tahun, bisa dibayangkan betapa pintarnya Franklin itu. Dia mengajariku menjadi peretas yang hebat. Dia bilang waktu ia kecil ia sering meretas situs-situs pemerintah. Dia juga bilang hampir dipenjara karena meretas dokumen rahasia Swiss pada saat dia SMP, jika bukan dibantu ayah Frank mungkin saat ini ia masih dipenjara.

Frank membimbingku dalam tugas-tugas yang diberikan dosen. Dia sering mengajak ku menemui orangtua nya. Sungguh Frank kalau bertemu orangtua nya sangat berbeda. Jika Frank yang ku kenal itu Cerewet, kali ini berbeda. Frank saat bertemu orangtua nya sangat sopan. Gilak tatakrama dikeluarga Johnson sangat dijunjung tinggi. Ternyata keluarga Frank ada yang keturunan Jogja. Maka dari itu keluarga Frank sangat sopan.

Aku sangat dekat dengan Frank, aku juga bercerita dengan Frank masalah Nathania. Frank sangat perhatian dengan ku, dia memberiku bantuan. Dia bilang akan meretas sistem Nathania, tapi aku mencegah nya. Dia bertanya kenapa, aku tidak tau kenapa, tapi aku tidak mau kalau aku seperti orang bodoh tidak mau mencari Nathania sendiri. Frank pun mengerti.

Frank juga bisa bahasa Indonesia. Kadangkala aku membenarkan ucapan Frank saat dia berbicara bahasa Indonesia padaku. Yang aku tidak menduga, ayahnya Frank mahir bahasa Indonesia. Ya walaupun kadang kepleset bahasa Swiss atau Inggris sedikit.

Aku dan Frank berencana untuk membangun kerjasama antara perusahaan ku dengan usaha nya. Ya Frank memiliki usaha yang dirilis ayahnya. Usahanya seperti perusahaan perancang desain sistem komputer. Aku awalnya tidak yakin, karena jika dibandingkan dengam perusahaan ayahnya Frank, perusahaan ku tidak ada sejengkal kuku. Perusahaan ku masih peeusahaan kecil, sedangkan milim Frank sangat besar. Tapi Frank tidak peduli dengan hal itu.

Frank mengatakan kalau saat ini perusahaan nya tengah membuka cabang di Indonesia. Senang aku mendengarnya, aku diberi nasehat Frank untuk membuka cabang perusahaan ku saat antivirus ku sudah berada si peringkat pertama pasar dunia. Ku pikir tidak ada salahnya mencoba hal itu.

You Must Trust MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang