Ji won pov.
Dia lagi, orang yang membuatku menangis seperti ini, kenapa dia harus muncul di hadapan ku lagi?, untuk apa dia membantuku, aku benci saat dia berperilaku baik padaku, seolah-olah dia mempermainkan perasaanku, jantung ini berdebar lagi saat ia menarikku dan memberiku payung yang ada di genggamannya, tunggu payung ini?, sudalah.. lupakan namja itu jiwon, ia mencintai yeoja lain.. apa kau tak sadar? Kau sudah ditolak bodoh!, lagi-lagi aku tak bisa membendung air mataku, pertahananku gagal, airmata kini mengalir kembali, perih di tanganku tidak terasa sakit karena rasa sakit hati yang benar-benar menyiksaku, setelah kulihat ia sepedaku telah kembali normal setelah ia perbaiki, segera kuberikan payungnya dan pergi dengan sepeda yang kukayuh dengan laju, yaa aku harus meninggalkan namja itu, ya kim myung soo! Aku sekarang tidak menyukaimu lagi! Kau dengar itu?? Teriakku dalam hati.
Author pov.
Ji won telah sampai di halaman rumahnya, hari mulai gelap, hujan tak kunjung berhenti, dia hanya melempar sepedanya sembarangan dan segera masuk kedalam rumah yang ia tinggali dengan oppanya kim woo bin ‘’yaa!, kim ji won! Sudah kubilang jangan pulang terlalu lama!’’ kata itu menjadi sambutan pertama ji won ketika berhasil membuka pintu rumah, ia tak menghiraukannya, ia berjalan lurus mencari kamarnya, tempat yang bagus untuk menumpahkan semua emosinya ‘’yakk! kau kenapa ji won?’’ tanya woo bin kini dengan nada khawatir, tetap saja tidak ji won gubris ‘’apa kau menaiki wahana menyeramkan di lottle word?’’ tebak woo bin sembari mengikuti langkah ji won dengan sejuta pertanyaan, ‘’jin won-ah, kau harus ganti baju, baju mu basah, atau kau akan sakit...’’ kali ini woo bin memilih menyarankan adik semata wayangnya itu untuk memperdulikan dirinya sendiri ‘’jangan ganggu aku’’ tiga kata keluar dari mulut ji won dengan nada datar dan terdengar parau, lalu sedetik kemudian ia membuka pintu kamar dan segera menutupnya dengan keras mencegah woo bin mengikutinya masuk kedalam kamar, saat ini ia benar-benar ingin sendiri, perasaannya sedang kacau, seakan dunianya runtuh, ‘’ini bukan akhirnya kan??’’ gumam ji won di sela isaknya, sudah 2 jam lebih yeoja itu menangis, hingga akhirnya ia terlelap menandakan ia lelah dengan semuanya yang terjadi hari itu.
Woo bin pov.
Jam menunjukkan pukul 08:00 KST, dan ji won masih belum keluar dari kamarnya, sebenarnya dia kenapa? Aku harus memberitahu yoon-a soal ini, mungkin dia bisa membantu, setelah aku rapih dengan kemeja abu-abu dan jeans hitam dan tas yang berisi buku matematika dan keperluan mengajar lainnya, kulangkahkan kakiku menuju kamar ji won, ‘’tok..tok..tok..’’ kuketuk pintu kamarnya, masih tetap tak ia respon, ayolah ji won-ah, kita sudah terlambat... pikirku ‘’ji won-ah, ayo kesekolah... jika kau tidak naik, nilaimu akan menurun lagi, jika appa dan eomma tau, kau akan membuat mereka kecewa lagi!’’ bujukku, dengan harapan ia akan keluar, dan benar saja, ‘’ceklek’’ kulihat knop pintu kamarnya bergerak, lalu kemudian terbuka dann.... apa itu? Penampakan kah? Manusia? Beruang? Serigala? Atau apa??, kuliahat dari ujung bawah hingga ujung atas.. apa dia adikku?, yang kulihat saat ini seorang yeoja dengan rambuk acakan, mata sembab dengan lingkaran hitam yang besar, terlihat mirip panda, hidung yang merah seperti tomat, bibir yang pucat dan seragam yang tidak teratur, ‘’ji won-ah, kalau kau tidak enak badan, kau boleh izin saja..’’ ucapku khawatir dan miris melihat adik semata wayangku yang berkamuflase menjadi mahlukh abstrak tak berbentuk ‘’tidak, aku akan kesekolah!, jika tidak nilaiku akan menurun, dan jika eomma dan appa tau aku akan membuat mereka kecewa lagi..’’ ucapnya dengan nada datar, apa dia sedang mengejekku dengan kalimat yang sama? ‘’justru mereka akan khawatir kalau kau sakit..’’ ucap ku padanya, kuharap dia mendengarkanku kali ini, ‘’aku akan jalan kaki, kalau kau tidak mau ke sekolah, ya tidak usah...’’ ucapnya padaku, apa? ‘’yak! Kim ji won! Kau akan terlambat jika jalan kaki!’’ ucapku lagi, tapi tidak ia gubris,..huft.. ada yang mau tukaran adik denganku??
Author pov.
Ji won berjalan menuju sekolah dengan ekspresi datar dan tatapan kosong, sementara di tempat lain... ‘’mwoya... ji won tidak naik??’’ gumam min ho menghawatirkan ketidak hadiran teman sebangkunya itu, myungsoo yang mendengar perkataan min ho kembali mengingat-ingat kejadian kemarin..’’si pengganggu itu sakit??’’ gumamnya berpikir, lalu.. tiba-tiba ‘’ceklek..’’ pintu kelas terbuka, semua orang terpaku dengan apa yang muncul dari pintu yang terbuka ‘’apa itu?.. monster?’’ gumam soo young melihat keadaan ji won, ‘’jeosung hamnida, saem saya terlambat..’’ ucap ji won membungkuk lalu berlajalan menuju bangkunya, tanpa sadar sepasang, mata bagai elang tengah mengintainya, yaa myungsoo kini memicingkan matanya menatap ji won ‘’mwoya..ada apa dengannya...’’ gumam myungsoo, sebuah rasa penasaran menyelimuti pikirannya tentang yeoja yg kini telah duduk di depannya.
Myungsoo pov.
Kulihat yeoja di depanku itu terus tertunduk, cih tidak biasanya dia begitu, biasanya dia akan sibuk menatapku dan tersenyum aneh, tapi dengan sikap kalem begitu itu cukup menguntungkan, mungkin dia bosan menjadi pengganggu, tak lama kemudian bel istirahat berbunyi, dengan santai kulewati yeoja pengganggu itu, tumben dia tidak berteriak senang saat bel istirahat, cih... kenapa aku mesti peduli... myungsoo pedulikan hubunganmu dengan suzy, jangan pikirkan pengganggu kecil seperti dia, sedetik saat aku melewatinya mataku tak sengaja menangkap tangannya yang terluka, jadi dia tidak mengobatinya..cih dia memang bodoh!.
Ji won pov.
Cinta itu menyakitkan, itu yang selalu ada dalam pikiranku, seharian ini, bahkan saat bel istirahat berbunyi, aku kehilangan nafsu makan ‘’ji won-ah ayo ke kantin!’’ ajak min ho padaku, aku hanya menggeleng menjawab ajakannya, kulihat dia cukup kecewa lalu berjalan keluar kelas sendiri, dapat kurasakan namja yang ada di belakang bangku ku juga beranjak dari posisinya, dan berjalan keluar kelas, aku menatap punggung kekar namja itu.. bahkan saat aku melihat punggungnya saja aku masih berdebar, benar..aku bodoh, kim ji won.. kau bilang cinta itu sakit, ya memang sangat menyakitkan!, tapi kenapa aku tak bisa berhenti mencintainya? Ada apa denganku?, akupun menunduk dan menidurkan kepalaku di atas mejaku, memejamkan mata..mencoba merelaxkan pikiranku, menolak semua pernyataan bahwa aku masih mencintai namja itu, ini cinta yang kumulai sendiri, akupun akan mengakhirinya sendiri tanpa diketahui orang, bahkan dia sekalipun. Disaat aku tengah sibuk dengan pikiranku, kurasa seseorang melangkah mendekatiku, ‘’yak si penggangu, obati lukamu..’’ ujarnya, suara itu...itu suara myungsoo 0.0 aku menatapnya bingung, bibirku kelu, obati lukaku?? Apa ada obat untuk lukaku yang sekarang ini? Pikirku, aku tak menggubris pernyataannya tadi, tapi tiba-tiba sesuatu yang hangat menarik tanganku, tangan ini.. tangan myungso, dia..dia memegang tanganku?? Tidak sampai disitu kulihat ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah handsaplast, kemudian menempelkannya pada tanganku yang luka, aku bahkan lupa bahwa tanganku sedang terluka, jantungku...ini bahkan 100 kali lebih cepat berdenyut, kim ji won kendalikan dirimu! Bagaimana kalau dia mendengar suara detak jantungmu! Teguh ku dalam hati.
Author pov.
Disela kesibukan myungsoo myungsoo mengobati luka ji won, ia pun membuka pembicaraan ‘’hey yeoja pengganggu, mari kita berteman..’’ ucapnya dengan sedikit senyum, itu pertamakalinya myungsoo tersenyum untuk ji won, kini ji won mematung bibirnya kelu entah apa yang kini ia pikirkan, berteman? Dengan myungsoo? Seorang kim jiwon? Pikirnya, ‘’tapi..kenapa..’’ tanya ji won yang terlihat heran ‘’aku melihatmu kemarin menangis di tengah hujan, kau tau hari itu aku benar-benar merasa terluka, setelah melihatmu aku merasa bahwa aku tidak sendiri, masih banyakorang terluka sepertiku, hari itu aku benar-benar iri padamu, kau bisa menangis berteriak, mengekspresikan kemarahanmu, berbeda denganku, itu sebabnya aku ingin berteman denganmu...’’ jelas myungsoo membuat ji won tertegun dan tak bisa bicara apa-apa, ‘’selesai’’ ucap myungsoo ketika selesai mengobati luka ji won, sementara jiwon masih tetap sama, mematung.. ‘’aku ingin menemui seseorang dulu, sampai ketemu setelah bel chinggu..!’’ ujar myungsoo lalu pergi meninggalkan ji won yang sepertinya masih betah mematung, perlahan ia memegang dadanya yang terasa berdegup kencang, lalu menatap handsaplast yang bertengger di tangannya ‘’lukaku? Jadi itu alasannya, kau yang membuat luka itu myungsoo-ya, sekarang aku harus bagaimana?’’ gumam ji won lalu kembali termenung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Is Feeling
Fiksi PenggemarSemuanya terjadi, saat pertama kali aku melihatnya, aku menyukainya.. yah.. sangat menyukainya.. Akan kah ada hari esok untuk aku dan kau menjadi kita??