Empat

1.6K 44 1
                                    

Hari minggu, aku mengawali pagi ini dengan sholat subuh berjamaah. kucoba untuk membiasakan hal ini dihari minggu. Kulangkahkan kaki untuk menuju masjid yang memang agak jauh dari rumahku.

Diperjalanan lagi lagi aku memikirkan seorang fadhil. Memikirkannya bersama wanita itu. Jujur, ketika aku mengingat hal itu yang ingin aku lakukan hanya menangis. Luka ini begitu perih.

"Assalaamu'alaikum" seseorang mengucapkan salam. Sontak itu membuatku terkaget.

"Astaghfirullah, Ya Allah dikirain siapa" aku mengelus ngelus dada. Untuk kedua kalinya aku dikagetkan oleh Ahmad dan Ini menyebalkan. Rumah Ahmad memang tidak terlalu jauh dengan masjid yang akan kugunakan untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah.

"Maaf ya, lagian dijalanan aja masih melamun" katanya

"Emang gaboleh" kataku

"Boleh aja, tapi takutnya fadhil nya keselek karena kamu pikirin mulu" ucapannya membuat mataku melotot.

"Sudah pisah disini ya, kita kan beda shaf. Assalaamu'alaikun ukhty zahra" Ahmad mengakiri pembicaraan kami.

"Wa'alaikumussalaam. Ko ahmad bisa tau aku lagi mikirin fadhil? Jangan jangan si ahmad bisa baca pikiran orang? Kan nyeremin". Batinku

Kugerakkan kaki memasuki rumah Allah ini. Subhanallah. Dengan ucapan bismillah ku langkahkan kaki memasuki shaf wanita.

Terdengar Adzan sedang dikumandangkan. Subhanallah. Bagus sekali suara yang mengumandangkan ini. Ingin kulihat siapa yang mengumandangkan tetapi terhalangi oleh para bapak bapak yang lain. Sholat subuh berjamaah akan segera dimulai. Kuniatkan diriku untuk khusuk dalam menyapanya.

Alhamdulillah. Sholat subuh berjamaah telah selesai. Aku berdoa terlebih dahulu kepada allah.

"Yarabb. Tak ada kata lain selain maaf. Dan terimakasih. Maafkan aku, dan terimakasih telah memberitahuku tentang kebenaran sifat fadhil" kuamini doaku kemudian ku langkahkan kaki untuk pergi keluar masjid. Kulirik sebentar kearah shaf laki laki. Ahmad masih duduk manis disana. Ia begitu khusyuk dengan doa dan dzikirnya. Beruntung sekali wanita yang akan menjadi istri ahmad. Kuukir sekilas senyum setelah melirik ahmad yang sedang khusyuk. Kemudian aku melanjutkan lagi jalan untuk kerumah. Hari ini aku ingin ke perpustakaan. Aku ingin membaca sebuah buku yang menarik.

.
.

"Kau tahu, semenjak aku merasakan bahwa aku memiliki perasaan kepadamu. Aku mencintaimu. Hatiku seakan selalu tau apa yang tengah kau rasakan dan kau lakukan. Terimakasih telah memujiku. Mungkin kau adalah wanita beruntung itu" pria itu mengamini dan kembali berdzikir sebentar. Kemudian memutuskan untuk pulang.

.
.

Aku bingung tentang cinta yang kurasakan

Maaf baru segini:)
Semoga suka dan maaf kalau banyak typo

Perasaan Yang TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang