Sepuluh

1.1K 29 0
                                    

Malam menyelimuti ku dengan segenap harapan. Pemandangan diluar jendela kamarku Membuat bola mataku enggan mengalihkan dari indahnya pemandangan alam semesta..

Langit..
Jika kamu makhluk hidup..
Pasti engkau akan menyampaikan setiap rindu yang seseorang titipkan padamu.

Bulan..
Bantulah aku pergi kesebuah ruangan hampa yang didalam nya tidak akan kutemukan dirinya lagi..

Bintang..
Bagaimana menghapus sebagian lukaku? Sedangkan yang menciptakan luka saja enggan berbalik padaku untuk mengobati nya..

Tuhan..
Hapuskan sebuah harapan.
Agar aku tidak terjebak pada sebuah perasaan.
Yang seharusnya telah ku lupakan..
Karena itu sangat menyakitkan..

Rintik air yang berasal dari langit mulai turun, ingin aku pergi keluar rumah untuk bermain dengan air yang mewakili rinduku. Dengan rasa dingin yang mewakili perasaan nya. Tanganku basah Terkena rintikan hujan, sengaja ku rintangan tanganku keluar jendela merasakan basah ya air rindu yang telah lepas begitu saja.

"mengapa rindu ini kembali datang?" rintihku sambil menutup mata dan merasakan Segarnya udara malam. Memutar kembali memori memori indah yang kulakukan bersamanya.

"usahaku sia-sia dalam melupakanmu" air mataku ingin jatuh, tapi aku tidak menginginkan air mata itu. Kenapa aku begitu lemah? Kesendirian ternyata hanya mampu membuatku merasa sepi dan kembali mengingat tentangnya.

Hpku berdering menandakan pesan masuk.
Aku beranjak dari tempat duduk didepan jendela mengambil sebuah benda yang mengeluarkan bunyi tadi.

Ahmad message~
"assalaamu'alaikum... "
Fadhil message~
" ra.. "

Kulihat ada dua pesan, dari fadhil dan ahmad. Untuk apa fadhil mengirimkan pesan? Tak cukupkah selama ini ia menyakitiku ?. Tanganku kembali membuka pesan dari fadhil, kemudian menekan tombol kembali. Dan lagi lagi sampai berulang kali kulihat kembali pesan yang berasal dari fadhil. Sehingga kuabaikan pesan ahmad. Tanganku mulai ingin mengetik untuk membalas pesan singkat dari fadhil, kemudian kuurungkan niat untuk membalasnya. Tetapi karena rindu yang teramat berat, pikiran yang tidak jelas ayahnya kemana, dan tanpa kesadaran yang normal ternyata aku telah membalas pesan dari fadhil. Mataku membuat ketika menatap bodoh nya aku membalas pesan darinya.

Zahra message~
"iya dil? "

" Zahra!..kenapa kamu balessssssss.. " aku kesal sendiri dengan diriku yang begitu enaknya membalas sebuah pesan yang berasal dari pria yang selama itu ingin aku lupakan.. Akhirnya kuputuskan untuk wudhu, dan sholat setelah itu aku tidur agar besok sekolah aku tidak terlambat.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ada apa denganmu? Kenapa pesanku tak kau balas? Apa kau sedang bersedih? Apa yang terjadi padamu? Hatiku gelisah ketika tak mendapat kabar darimu. Bukan karena aku ingin kau tau bahwa aku peduli melainkan aku tahu bahwa kau akan menyakiti dirimu sendiri ketika dilanda masalah.

Ahmad~

Oke guys maaf baru lanjutin segini.. Semoga suka
Syukron jiddan

Perasaan Yang TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang