Tiga Belas

1.1K 31 7
                                    

Waktu berlalu sebagaimana mestinya. Menarik semua kebahagiaan yang membelengguku. Menarik nafas yang tadinya sangat damai, menarik semua urat yang menjadikan ku seseorang yang rapuh. Sudah terjadi perpisahan diantara kita 2 hari lalu. Menjadikan hal yang paling tidak aku suka, kala itu hari menjelang sore. Aku tidak tahu bahwa ahmad akan pergi hari itu juga, bahkan malam itu juga. Aku baru mengetahui kemarin, saat ahmad memberi pesan padaku.

Ahmaadmessage~

"assalaamu'alaikum ra, selamat pagi. Selamat beraktivitas dihari ini. Oiya maaf baru ngabarin kamu, sebenernya ada 2 hal yang pengen aku kasih tau. Yang pertama, ucapan maaf karena kemarin lusa karena aku ga ikut bagi raport di sekolah. Karena aku harus beres beres barang barang aku. Oiya, selamat ya untukmu yang mendapat peringkat 2 Hehe. Dan yang kedua adalah aku minta maaf juga baru kasih tau kamu kalau semalem aku udah pindah ke jawa timur, papah aku udah beliin aku tiket pesawat malem itu juga. Aku minta maaf ya, tapi kamu harus tetep semangat. Besok kamu ke danau ya, ambil kotak disana. Disitu ada sesuatu yang mungkin bisa bikin kamu semangat tiap hari, makasih ra udah mau jadi sahabat sekaligus wanita terhebat. Tunggu aku nanti, wassalaamu'alaikum"

Aku masih terbayang kata kata didalam pesan singkat ahmad, ya memang benar ia sangat kejam sampai sampai tak ingin bertemu denganku waktu pembagian raport. Aku juga ingin memberikan selamat padanya yang selalu menjadi yang pertama termasuk sekarang di hatiku. Ia lah yang pertama. Dan untuk hal yang kedua aku sangat membencinya. Itu adalah salah satu hal yang membuat aku tak ingin membalas pesan ahmad itu. Menyakitkan, bahwa aku harus tau ketika ia telah pergi dari sini. Meski itu terobati dengan 1000 kata kata mutiara yang katanya menjadi vitamin bagiku di hari hari tanpa nya. Tapi aku tetap manusia yang akhirnya tetap merasa sepi tanpa senyumnya.

"Assalaamu'alaikum mad, semoga kamu baik baik disana" aku memegang bagian kotak yang berisi kata kata itu, ku ukur senyum sebagaimana aku bertemu ahmad. Kubuka kotak itu dan mengambil 1 gulungan kertas itu yang setiap harinya mampu membuat aku lebih bersemangat meski tanpa dirinya.

"meski bintang terkadang pergi sesaat meninggalkan malam yang gelap. Pasti ia akan kembali bersama rembulan yang akan terus menerangi dunia"

Aku tersenyum lebar melihat kata kata yang tersusun rapih di lembaran kertas putih. Semoga aja, kata kata mu ini benar
Bahwa kamu akan kembali untukku. Meski hanya menjadi sahabat tapi aku senang sudah bisa mengenalmu.

***

Waktu terus menjalar, berputar tak henti henti. Sampai juga aku pada titik ini, lulus SMA dengan nilai memuaskan, aku berencana untuk kuliah di salah satu universitas di Jogja. Jujur, sudah lama aku merindukan Ahmad, tapi aku tak pernah membaca gulungan kertasnya itu kurang lebih satu tahun terakhir ini. Aku sadar, itu hanya mampu membuat aku mengingatnya kembali, mengingat segala rasa perih yang selalu aku simpan menjadi kenangan terbaik semasa SMA ku. Dia adalah cinta dan sahabat. Dia segalanya. Dan sekarang tepat acara graduation di gedung smaku. Banyak peristiwa mengejutkan disana, termasuk dia.

"Alhamdulillah mah, akhirnya aku bisa jadi siswi terbaik" aku memeluk mamahku. Ada rasa haru yang menyelinap di hatiku, mungkin juga dihari mamah dan ayahku.

"Ayah bangga sama Zahra" ayah memelukku sambil mencium pucuk kepala ku

"Kita photo yu" aku mengajak ayah dan mamah ke spanduk acara. Tapi aku bingung meminta bantuan siapa, karena semuanya juga sibuk dengan acara ini. Tiba tiba seseorang menepuk pundakku menawarkan dirinya untuk membantuku. Sontak aku terkaget ketika melihat sepasang bola mata itu

"Ahmad .." panggilku lirih, Ahmad hanya tersenyum

"Sini aku photoin" ia mengambil handphone nya. Kemudian aku ayah dan mamah photo, kemudian ayah dan mamah senyum kepadak

"Gimana seneng ga?" Tanya mamah

"Maksudnya?" Aku malah nanya balik

"Ini Ahmad kesini buat liat graduation kamu" jawab ayah

"Jadi mamah sama ayah sekongkol ?" Aku cemberut melihat kegirangan mereka. Sungguh menyebalkan, kukira semuanya sudah usai, kukira Ahmad tak akan lagi kembali. Tapi ternyata dia menepati janjinya.

"Selamat ya Ra" Ahmad mengucapkan selamat kepadaku

"Makasih" aku masih jutek karena sebal dengan semua rencana ini

"Ko masih cemberut si sayang" kata mamah

"Iya nih, padahal kalau dirumah selalu manggil manggil apalagi pas tidur" ayah tertawa sambil memeragakan aku ketika tidur memanggil nama Ahmad. Ah menyebalkan kenapa jadi begini

"Ih apaan si, aku mau kesana aja deh" aku menjauh dari mereka bertiga. Kemudian Ahmad mengejar ku

"Ra..." Ahmad berlari mengejar aku yang lari juga.

"Ra aku minta maaf " langkahku terhenti

"Aku minta maaf, aku juga mendadak kesini karena aku baru dapet kabar kalau ternyata sekarang aku juga ada acara graduation tapi kata guruku aku gapapa kalau gaikut. Jadi aku kesini karena aku tau kamu juga lagi graduation" Ahmad menjelaskannya. Sungguh tersipu hatiku, melihat ketulusannya untuk datang di acara ini hanya untukku.

"Maaf juga karena aku bertingkah seperti anak kecil" aku memberi senyum Alfa Ahmad

"Tidak apa, memang kamu imut ko" Ahmad meledekku kemudian tertawa gembira. Aku tersenyum melihat ia lagi, yang sekarang bisa tertawa lepas didepanku.

.

Segini dulu guys. Jangan lupa ya vote, dan komen. Oiya baca juga cerita ku yang "Beku"

Perasaan Yang TerpendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang