"Kita akan kemana, Ni?" tanyaku ketika Niall membawaku semakin jauh. Aku menatap ke sekitar dan sudah tidak menemukan rumah-rumah penduduk lagi. Sepi. Disini sepi sekali.
Tetapi Niall tidak menjawab. Dia hanya menengok ke arahku sebentar, lalu tersenyum tipis.
"Serius, Niall," ujarku sambil menggoyangkan lengannya. Niall tetap diam seribu bahasa. Jujur saja, aku tidak bisa menaruh rasa curiga pada Niall. Namun sikapnya hari ini... Entahlah, namun sikapnya cukup ---sangat membuatku curiga.
Tiba-tiba saja Niall memberhentikan langkahnya dan menatapku datar sebelum menaruh telunjuknya di depan bibirnya (mengisyaratkanku untuk diam), "Fla, ssh," bisiknya sebelum ia berjalan pelan menuju sebuah rumah kayu (aku tidak tahu kapan rumah itu ada, tetapi sepertinya aku tidak melihat rumah itu ketika sedang berjalan).
"Niall, what are we doing?!" bisikku panik. Yang benar saja! Tiba-tiba Niall berniat untuk mengintip ke rumah seseorang!
"Shut up, Fla," bisiknya dan aku langsung membungkam mulutku.
Niall pun memfokuskan penglihatannya pada jendela rumah kayu tersebut dan aku juga ikut mengintip (aku juga penasaran).
Saat aku melihat apa yang sedang Niall lihat sekarang, aku berusaha semaksimal mungkin agar tidak muntah karena apa yang sedang kulihat sekarang.
Kepalaku terasa pusing dan akhirnya aku merasakan rasa sakit di leherku.
***
"Valence, apakah kita harus mengirimnya lagi kesana?"
Samar-samar, aku mendengar suara ayahku. Namun mataku susah sekali untuk dibuka.
"George, aku tidak mau mengirimnya lagi kesana! Sudah cukup 3 tahun Fla menderita disana, George!" dan kali ini aku mendengar suara ibuku.
Kali ini aku berhasil membuka mataku dan mendapati kalau aku sedang berada di rumahku.
Tunggu...
Di rumahku?!
Bukankah tadi aku berada di...
"Ayah? Ibu?" ujarku sambil memegang kepalaku yang terasa sakit.
"Astaga, Fla... Akhirnya kau sadar juga," ujar ibuku yang langsung memelukku erat.
"Fla, kau tadi habis darimana? Kau ditemukan sedang pingsan di ujung jalan, Fla. Untung saja ada Donatello yang menemukanmu dan langsung membawamu pulang," ujar Ayahku.
Aku memandang kedua orang tuaku dengan tatapan 'apa - maksud - dari - semua - ini?', "Donatello? Who's Donatello?"
Ibuku pun langsung menatapku dengan tatapan terkejut, "Fla, Donatello is your brother!"
Wait... I have a brother?!
TO BE CONTINUED!
Maaf pendek:(
Um, sebenernya karakternya Fla itu diambil dari salah satu karakter di film horror favorit aku:') Tapi gak mau kasih tau soalnya nanti ketebak akhirnya :((( #plak.
Btw, curhat dikit boleh dong, ya?.__. bukan soal asmara (#ea) kok.__.
Kalian pernah gak kalo misalnya kalian kayak ngeliat orang, tapi pas kalian ngedip, ternyata itu cuma benda? Gue kan dulu sering banget kayak gitu, tapi sekarang kok lebih aneh, ya? Gue sering kayak ngeliat orang, tapi pas gue ngedip ternyata tempat yang tadi orang gue liat itu kosong?.__.
Pernah ngalamin kayak gitu, gak? Itu normal gak, sih? .__.
Btw, please leave your vote and comment, please:33
KAMU SEDANG MEMBACA
MSS [3] : Childhood Friend || AU
Fanfiction[COMPLETED] WAS " Can't Sleep? " Bagaimana reaksimu begitu kau mendapati kalau orang yang kau cintai dibunuh di depan matamu? ~~~ MSS aka Midnight Stories Series go find the rest of the series on my profile / reading list "Midnight Stories Series" ©...