Oke, ini gak ada sadis-sadisannya sama sekali. Gue boong. Maaf.
***
Malam itu, seperti biasanya, keluarga Horan melakukan makan malam bersama. Mereka berdo'a kepada Tuhan agar makanan yang mereka makan diberkati oleh-Nya.
Keluarga Horan termasuk keluarga yang menganut kepercayaan, tidak semua keluarga yang menempati rumah di sekeliling rumah keluarga Horan menganut kepercayaan.
Setelah makan malam selesai, Niall pun bangkit dari posisi duduk nya dan mengucapkan selamat malam sebelum masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat. Disusul dengan Greg dan Denisse (istrinya) serta Theo.
Maura Horan pun mulai membereskan piring-piring kotor yang berjejer di atas meja makan dan mencuci piring itu satu persatu.
Sedangkan Niall Horan kini sedang berlutut di depan tempat tidurnya dan mulai berdo'a.
“Tuhan, tolong lindungiku dalam tidurku. Lindungi keluargaku.” seperti itu lah do'a-nya. Niall langsung membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur dan mulai mencoba untuk tidur. Namun perasaannya semenjak siang tadi memang sudah tidak enak.
Ketika tidur dari seorang Niall Horan hampir pulas, tiba-tiba saja ia mendengar kalau pintu masuk rumahnya terbuka dengan suara bantingan. Niall berpikir bahwa mungkin itu adalah Ayahnya yang sedang keluar dan lupa menutup pintu dan pintu itu terkena angin yang kencang.
Niall pun mencoba untuk tertidur lagi hingga ia mendengar suara teriakan dari lantai bawah. Perlahan tapi pasti, bulu kuduk Niall langsung merinding. Niall sendiri tidak tahu apa yang menyebabkan ibunya itu berteriak kencang.
Niall pun akhirnya memutuskan untuk turun kebawah hanya untuk sekedar mengecek keadaan. Ia akhirnya melihat kalau ibunya sudah tewas dengan tubuh yang sudah sangatlah tidak dalam keadaan utuh lagi. Perut Maura terbuka lebar, yang membuat Niall bergidik ngeri. Niall sebenarnya ingin berlari ke arah ibunya yang sudah tidak bernyawa itu, namun Niall tidak ingin terbunuh juga.
Niall pun segera kembali memasuki kamarnya, mengambil telepon genggamnya dan memasuki lemari bpakaiannya.
Niall pun langsung meminta bantuan kepada Fla, sahabatnya. Niall sebenarnya ingin memanggil polisi, namun sialnya, ia tidak tahu nomor telepon polisi sekitar.
Fla
-Fla, come to my house, please. S O S!
Sent 1 second ago
Niall pun mulai berdo'a dalam hati agar ia dilindungi oleh Tuhan. Tak lama, suara teriakan dari Bobby, ayahnya, mulai terdengar. Niall pun berusaha untuk menutup telinganya agar ia tidak perlu lagi mendengar suara teriakan dari keluarganya. Ia benar-benar tidak habis pikir mengapa tiba-tiba saja ada pembunuhan berantai di rumahnya.
Sepuluh menit kemudian, Niall pun menerima balasan pesan dari Fla.
Fla
-Aku berada di depan rumahmu, Niall. Posisi mu dimana?
Received 1 minute ago.
***
Satu persatu anggota keluarga Horan akhirnya tewas juga. Sekarang hanya sisa Niall seorang yang sedang bersembunyi di dalam lemari kamarnya. Niall sudah memperingati Fla kalau ada pembunuh di dalam rumahnya.
Fla sudah menghubungi polisi, namun karena menurutnya polisi terlalu lama untuk datang, Fla nekat untuk langsung memasuki rumah keluarga Horan dan berjalan mengendap-endap menuju posisi Niall sekarang. Yaitu di dalam lemari pakaian.
Fla sendiri sudah menyaksikan kematian anggota keluarga Horan. Fla ingin menjerit, namun jika ia menjerit, pembunuhnya pasti langsung akan membunuhnya dalam hitungan detik.
Saat Fla membuka pintu lemari tempat Niall bersembunyi, Fla langsung berteriak kencang, “OH MY GOD, Niall!” ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya, lalu memeluk tubuh Niall.
Sialnya, pembunuh tersebut mendengar suara Fla dan langsung berlari menuju kamar Niall.
Niall pun makin merasa takut ketika mendengar langkah kaki yang mendekat, lalu Niall melepaskan pelukan mereka, “Fla, bersembunyi, lah!” perintahnya dan Fla (tiba-tiba saja) langsung mencium bibir Niall. “I love you, Niall,” ujarnya, lalu bersembunyi di kolong tempat tidur Niall.
Pembunuh itu akhirnya memasuki kamar Niall dan menemukan Niall di dalam lemari pakaiannya, pembunuh itu langsung menggoreskan pisau tajamnya ke wajah Niall. Niall mengerang kesakitan, sedangkan Fla menutup kedua telinganya. Fla tidak tahan jika mendengar suara Niall yang kesakitan.
Niall mencoba untuk menendang orang itu, namun ia gagal. Pembunuh itu langsung mencolok mata Niall dan menusuk perutnya berkali-kali.
Dan disaat itu juga Fla menyaksikan Niall yang menghembuskan napas terakhirnya.
Fla menjerit-jerit ketakutan. Ia sudah tidak peduli lagi apakah ia akan terbunuh atau tidak, yang jelas, ia melihat sepasang kaki yang sedang berjalan ke arahnya.
TO BE CONTINUED
Ini yang sebenernya terjadi pas pembunuhan di rumah Niall. Fla ada pas pembunuhan itu.. Seperti yang dikatakan di chapter 6, chapter ini tuh yang aslinya dan yang sebelom2nya gue ceritain itu cuma imajinasi-nya Fla doang.
Leave your vote and comment, please? x
KAMU SEDANG MEMBACA
MSS [3] : Childhood Friend || AU
Fanfiction[COMPLETED] WAS " Can't Sleep? " Bagaimana reaksimu begitu kau mendapati kalau orang yang kau cintai dibunuh di depan matamu? ~~~ MSS aka Midnight Stories Series go find the rest of the series on my profile / reading list "Midnight Stories Series" ©...