CS // Five

5.3K 940 86
                                    

Btw, cerita ini bakal banyak kata-kata swearing nya (Fuck, Bitch, etc) jadi kalo misalnya gak nyaman sama kata-kata seperti itu, abaikan saja atau tinggalkan cerita ini saja :) soalnya kalo gak pake kata-kata itu kesannya terlalu kaku.

 ENJOY!

***

“Ini, minumlah,” ujar seorang remaja laki-laki sambil menyodorkan secangkir teh hangat kepada Fla yang sedang duduk gemetar di atas karpet, “Maafkan aku, gulanya habis. Aku belum sempat ke kota malam ini,” lanjut sang remaja laki-laki itu.

Fla tersenyum kepada remaja laki-laki itu lalu meneguk teh hangat yang telah disuguhkan remaja laki-laki itu.

Fla menaruh cangkir teh yang telah kosong ke atas meja kayu kecil yang berada di hadapannya, lalu menatap remaja laki-laki yang menolongnya itu, “Terima kasih...” ucapan Fla menggantung karena Fla tidak tahu nama remaja laki-laki itu.

“Joshua. Namaku Joshua. Tapi kau bisa saja panggil aku Josh,” ujar remaja laki-laki itu.

“Ah, ya.. Terima kasih, Josh,” ucap Fla sambil merapatkan selimut tebal yang telah Josh berikan untuknya, “Omong-omong... Mengapa kau bisa tinggal disini, Josh?” tanya Fla yang heran mengapa Josh bisa tinggal di tengah-tengah hutan lebat.

Josh menghela napas panjang, “Aku tahu rumahku sudah jelek. Sudah reot, sudah—”

“Bukan! Bukan! Aku tidak bermaksud seperti itu, Josh! For fuck sake!” ucap Fla yang memotong pembicaraan Josh yang salah paham itu, “Maksudku adalah, mengapa kau bisa tinggal di tengah-tengah hutan seperti ini, Josh? Bukankah di kota masih banyak tanah-tanah yang kosong dan kau bisa membangun rumah disana?” ujar Fla penasaran.

Josh menggeleng pelan, lalu menundukan wajahnya, “Um, sebelumnya.. Bolehkah kau menyebutkan namamu?”

Fla terkekeh begitu menyadari kalau ia belum memberi tahu namanya pada Josh, “Namaku Flavius. Panggil aku Fla saja,” ujarnya.

“Wow, seperti pelengkap puding saja,” canda Josh dan Fla mengangguk. “Itulah sebabnya wajahku tampak manis,” canda Fla yang memuji dirinya sendiri.

Josh tergelak, “Ya, ya, Fla. Wajahmu memang manis,” ujar Josh yang memuji Fla sambil mencoba untuk memberhentikan suara tawanya.

“Josh, kau belum memberi tahuku mengapa kau bisa tinggal disini. Apakah kau adalah seorang pemburu, Josh? Oke, jika kau tidak mau memberi tahuku... Yah, tidak apa-apa, sih, sebenarnya. Mungkin saja aku bisa mati penasaran karenanya,” ujar Fla sambil terkekeh pelan.

“Aku akan memberi tahumu, puding,” ujar Josh sambil mencolek ujung hidung Fla yang mancung itu.

“Hey, don't call me like that!” protes Fla sambil memukul lengan Josh pelan.

“Ha ha, maafkan aku, nona puding! Ups, maksudku Fla!” Josh tertawa keras, “Oke, jadi aku akan ceritakan padamu yang sebenarnya, nona penasaran” lanjut Josh.

Fla menatap Josh dengan excited.

“Yang pertama, aku bukanlah seorang pemburu, pemanah, atau apapun. Aku adalah seorang remaja biasa saja yang tinggal di gubuk reot ini, sendirian semenjak ayahku meninggal karena jatuh dari tebing. Aku bisa saja pindah dari gubuk ini. Aku mempunyai tabungan yang cukup untuk menyewa apartemen murahan di ujung kota, sebenarnya. Tetapi, aku benar-benar tidak mau karena tempat ini bersejarah sekali. Sangaaat bersejarah,” ujar Josh yang menjelaskan kepada Fla.

“Pergilah tidur, Fla. Subuh nanti aku akan membawamu ke kota. Selamat natal.” ujar Josh dan Fla mengangguk.

***

“Fla.. Wake up, Fla,” ujar Donatello sambil menepuk pipi Fla pelan.

“Ugh,” geram Fla sambil menutupi matanya dengan telapak tangannya, “Where am i?” tanya Fla.

In the middle of the fucking forrest,” umpat Donatello.

Fla pun membuka matanya lebar-lebar dan mendapati bahwa dirinya masih berada di gubuk reot milik Josh. “Where's Josh?” tanya Fla dan Donatello hanya menatap Fla dengan heran.

“Who's Josh, Fla?” tanya Donatello dan ekspresi wajah Fla pun berubah menjadi panik.

“JOSH! JOSHUA!” pekik Fla sambil berjalan menuju pintu belakang gubuk milik Josh.

“Fuck.” geram Fla sambil menonjok batang pohon Oak ketika ia sudah melihat Josh terbaring lemah dengan keadaan kepala yang bocor.

Fla pun kembali berlari ke dalam gubuk milik Josh dan melihat Donatello sedang duduk dengan memegang senapan.

Dengan langkah cepat, Fla pun langsung mendorong Donatello hingga jatuh dan membentur meja kayu, “Fuck you, Donatello!” ujar Fla geram sambil menonjok wajah Donatello.

Donatello pun tidak diam saja diperlakukan seperti itu oleh adiknya, Donatello langsung mendorong tubuh Fla dan langsung menyuntik Fla dengan obat bius dan pada akhirnya Fla tidak sadarkan diri.

***

“Damn,” desis Fla ketika ia terbangun dan mendapati kalau dirinya berada di rumah sakit. Fla pun mencabut infusnya dari pergelangan tangannya dan berjalan keluar.

Fla pun melihat jam dinding dan melihat bahwa ia terbangun pada jam satu pagi.

“For fuck sake! Why am i always fucking wake up at fucking midnight?! Fuck my life!” pekik Fla sambil menjambak rambutnya.

Saat Fla menatap ke arah Utara, ia melihat seorang laki-laki sedang memegang pisau dan berjalan ke arahnya.

“Run, Fla. Run!” bisik seseorang yang makin membuat Fla merinding.

TO BE CONTINUED!

Um, gimana..? 

Leave your vote and comment, please?

Maaf karena di chapter ini  tidak ada Niall nya karena sedang di sembunyikan di rumah saya, pemirsa sekalian. 

Btw, MSS [4] sama MSS [5] udah di post, ya. tapi masih coming soon. hehe.

Um, sama pengen nanya juga... Kalian itu suka sama cerita tentang kanibal , gak? Soalnya, sih, rencananya abis MSS kelar, aku pengen bikin Series baru (Brain Addict Series). Tapi... Kalian suka sama kanibal gitu gak, sih? Atau aku ganti jadi action aja, ya? .__.

MSS [3] : Childhood Friend || AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang