Yang aku tahu, Vido Immadudin sudah mati. Dia memang sudah mati. Namun, Vido seakan mampu mengirimkan pesan dari alam baka, untuk diantarkan kepada sang iblis yang telah lepas dari belenggu neraka. Balas dendam untuk sosok santo—orang suci—yang menjadi martir untuk dunia ini. Dipermainkan oleh sang iblis, yang tidak lain tidak bukan adalah Charles Marute.
Pesan dari alam baka.
"Hai. Selamat! Selamat! Kau sudah membuka ketiga kunci tersebut. Itu berarti kau hebat. Namun, apa kaubisa tertawa setelah membuka kunci itu, itu bukan jaminan," ujar Vido dari rekaman suara tersebut. Charles masih terperangah dengan apa yang terjadi. Ia berusaha mengutak-atik ponsel, tetapi ia tidak dapat menggunakannya.
"Le-lelucon macam apa ini!? Kenapa aku tidak dapat menggunakannya!?" gerutu Charles, sementara suara Vido kembali terdengar.
"Asal kautahu, selamat menikmati mainanmu, Charles. Aku sudah mencurigaimu dari awal. Lancang sekali kaumau menantang Shadow Anonymous. Kau sudah diawasi bertahun-tahun olehku. Hanya saja, aku tak mau langsung mengeksekusimu, karena aku ingin berikan sedikit kejutan ...," jelas Vido seraya tertawa.
"Sial!! Beraninya kalian mempermainkanku!" geram Charles pada ponsel yang dia genggam.
"Siapa yang goblok sekarang? Asal kautahu, aku tidak tertarik oleh kekuatan super dari raja-raja terdahulu. Sederhana saja, aku sudah merencanakan hal ini tentunya. Anak Kuasa? Jangan main-main. Kauingin menggertakku dengan organisasi mainanmu, Charles? Aku punya koneksi. Aku sudah pelajari semua hal tentang kalian! Ponsel itu dirancang oleh Thomas Germain, tentunya aku harus mengetahui semuanya! Sekarang ... nikmatilah sendiri apa yang kautanam ...," lanjut Vido menjelaskan
"Sial! Sial!" Charles semakin menggila
"Rencana B, goblok. Begitu kaubuka kunci ketiga, secara langsung kaubisa mengakses aplikasi yang ada di dalamnya. Namun, apa kau sudah mempelajari baik-baik, aplikasi apa itu? Memang benar, kaubisa menggenggam negara ini dengan aplikasi itu. Sebuah akses langsung menuju satelit. Akses langsung menuju server dan database mana pun di negara ini. Politik, militer, pemerintahan, ekonomi, teknologi, dan ilmu pengetahuan. Namun, perlu diketahui. Begitu kaubuka kunci ketiga, itu juga akan mengaktifkan aplikasi yang terintegrasi langsung di server pusat intelejen negara. Itu adalah aplikasi untuk melacak seluruh anggota Anak Kuasa. Tentu saja, seluruhnya. Kini, kausaksikan anggota persaudaraanmu pretel satu per satu, Charles. Aplikasi tersebut juga telah merekam data sidik jari yang tertempel di ponsel itu, sehingga kau tidak dapat menggunakannya. Menarik? Hah. Ketika kaupikir telah membunuhku, apa kau tidak berpikir? Apa aku sudah dibunuh? Aku hidup di dalam masyarakat ini. Aku adalah Shadow Anonymous." Transmisi tersebut kemudian berakhir.
"Sial! Sial! Sial!" Charles murka sembari melonjak-lonjak seperti anak kecil yang marah karena kalah main.
Rencana yang tidak terduga dari Vido. Ia sengaja—atau memang ia sudah tahu kematiannya—membuat dirinya menjadi martir, membiarkan Charles mendapatkan ponselnya, lalu ketika Charles berhasil membuka kunci itu, rencana yang dia jalankan pun telah terlaksana. Vido sudah menang dari awal.
"Nah, sekarang. Waktunya eksekusi," potong Septian seraya menodongkan pistol ke arah Charles.
"Tidak semudah itu, kawan!" Charles menodongkan pistolnya ke arah presiden, bersamaan dengan Rusya menodongkan pistol ke belakang kepalanya.
"Ap-apa!?" Charles tergagap, mengetahui Rusya menodongnya dari belakang. Aku, Septian, dan Arjuna menahan diri untuk tidak menembak.
Memang benar dugaanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
CIVITAS : ALEGORI SIMULACRA
Misteri / Thriller[PG 18+] [SEKUEL KETIGA DARI SERI CIVITAS] Terjebak dalam intrik dua kelompok persaudaraan kuno. Hari-hari mendadak dipenuhi pengkhianatan, ketamakan akan kekuasaan, serta kehancuran sebuah kelompok, memaksa Rimba Eka Putra terus dihadapkan pada...