Part.7 Semaumulah ka.

1.7K 137 3
                                    

Suara radio mengisi keheningan ini, suara mesin mobil juga masih terdengar. Setelah mendengar kata-kata yang keluar dari bibir seseorang yang berada di balik kemudi, seketika kabin mobil ini terasa hening. 'lo, jadi pacar gue.' kata-kata itu masih berputar -putar di kepala seseorang yang berada di sebelah kemudi.

Apa kak L sedang sakit? Sehingga omongannya jadi ngelantur gini, atau kak L kesambet sama penghuni palkiran belakang kan katanya.. Wush kok aku yang jadi ngawur gini sih ngomongnya. Tapi aku harus menjawab apa? Apa aku harus menerimanya? Tapi aku tidak punya perasaan apapun, tetapi aku tidak yakin dengan itu dan masalah Alexis, argh kepalaku pening.



"

lo, jadi pacar gue."

Raina masih sibuk dengan fikiranya, ia terus berfikir ini kenyataan atau hanya ilusi. Raina mencubit lenganya, aw sakit jadi ini bukan mimpi atau ilusi.

"Raina" tegur L. "kalo kamu diam berati kamj terima, dan sekarang kamu pacar saya." L melanjutkan omongannya yang tanpa berdosa itu, Raina hanya tercengang dengan pernyataan L barusan.

Pedal gas yang berada di bawah kaki L perlahan ia injak, dan perlahan mobil L meninggalkan palkiran belakang sekolah.

Sementara ekspresi muka Raina. Jangan di tanya lagi, Raina masih shock beratt... Dengan permintaan yang lebih mirip dengan pernyataan.
Meskipun L tampan, pintar, anggota OSIS, and he is a most wanted guy di sekolah, sebenernya bukan yang Raina permasalahlan, ralat Raina mempersalahkannya yang most wanted guy nya itu, dan ancaman Alexis.. Jadi, Raina harus mempersiapkan diri, dan batinnya. Dan Raina gak bisa ngebayangin kalo sampe Icha tau, habis riwayatnya.
"siapkan mental Raina" semangat Raina pada diri sendiri.

Dan sedari tadi Raina hanya membuang pandangannya keluar jendela mobil, ia masih tak habis fikir, kalau ia sekarang adalah pacarnya L, benarkah?

Mobil yang dikendarai L berhenti karena lampu lalu lintas telah berganti menjadi warna merah. Raina yang tidak sadar, mengangkat kepalanya untuk melihat kenapa mobil L berhenti, setelah mendapatkan jawaban Raina kembali ke kegiatannya, membuang pandangan ke luar jendela, memperhatikan apapun yang ia lihat. Lihat, sangat bermanfaat sekalikan kegiatannya.

Sementara itu, L juga berkutat dengan fikirannya. Ia harus membagi konsentrasinya antara mengemudi dan urusan yang satu ini. L menengok ke arah Raina, yang sedari tadi hanya membuang pandangannya keluar jendela. Setelah melihat keadaan Raina, L menengok ke arah kanan darinya. Di sana ada penjual bunga mawar, sebuah ide mampir ke otak cerdasnya. Dengan mengisyaratkan penjual itu. L meminta penjual itu, memberikan satu bouqe bunga mawar, L memberikan beberapa lembar uang berwarna biru untuk membayarnya. L melirik ke arah Raina, dan Raina masih dengan posisinya tadi, membuang pandangan ke luar jendela
Raina." panggil L dan itu sukses membuatnya terkejut. dan wajah Raina mengisyaratkan kata "apa?"

"Buat lo. " dan L kembali fokus ke jalan, tanpa mempedulikan ekspresi muka Raina.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini apa lagi si? Ah.. semaumu kak! Batin Raina. Dan Raina sedari tadi hanya memperhatikan kak L yang ngomong lebih banyak, gak biasanya dia ngomong banyak. Ya kan biasanya dia itu ngomong seadanya dan irit banget, oh yah jangan lupakan nadanya yang dingin dan mencekam.

"Turun, udah sampe." kata L datar, yang membangunkan Raina dari lamunannya, dasar tadi baik sekarang dingin ish abstrak. Gerutu Raina dalam hati.

"makasih" kata Raina sambil keluar dari mobil L, dan jangan lupa bunga mawar merah yang tadi L kasih, dan gak ada romantis-romantisnya itu. Dan L hanya menjawab dengan deheman, ucapan terimakasih dari Raina.

Raina masuk ke dalam rumahnya, Bundanya yang sedang menonton TV di ruang tamu langsung menyambutnya dan menyuruh Raina untuk membersihkan diri.

Setelah membersihkan tubuhnya dengan berendam, setelah berpakaian Raina beralih ke meja belajar yang ada di kamarnya, ia mengambil buqe bunga yang tadi diberikan L. Ia tersenyum tipis, antara senang dan takut membayanginya.

Raina yang sedang asik pacaran dengan tugas-tugasnya. Teralihkan dengan suara ponselnya, yang bergetar.

L Fardo Natawijaya
Raina, besok saya jemput kamu.

Raina membelakkan matanya kaget setelah membaca isi pesan yang L kirim.

Raina Fathi
Gak usah kak, saya dianter Abang saya kok.

Raina membalas pesan yang L kirim tadi, harap-harap cemas Raina berharap L setuju.

L Fardo Natawijaya
Gak ada penolakan.

Ya ampun , tamatlah sudah Raina. Otoriter sekali sih jadi orang. Geram Raina setelah membaca pesan yang dikirim L.

Raina beranjak dari kursi meja belajarnya dan berjalan menuju ranjang kamarnya. Raina sudah tidak minat lagi dengan pelajarannya, yang penting dia sudah mengerjakan semua tugasnya. Raina menarik selimut sampai sebatas dadanya ia mulai menutup matanya. Namun, nihil ia tidak bisa tertidur juga dan hanya menatap nyalang langit-langit kamarnya. Karena merasa lapar, Raina memutuskan untuk ke dapur untuk mengambil cemillan. Tak masalah dengan berat badannya jika dia makan dijam segini. Raina mengambil satu batang coklat dan segelas susu dan membawanya ke kamarnya. Raina menghabiskan setengah batang coklat dan meneguk habis susunya, dan sekarang Raina di landa oleh rasa ngantuk. Ia kembali membaringkan tubuhnya, menarik selimut, dan tertidur.

.
.
.

Duh kayaknya enak yah jadi Raina bebas makan jam berapaa aja :3

Vote comment follow...

  My Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang