Part. 16 Penyesalan Dan Tantangan

1K 47 2
                                    

Sepeninggalan Raina, L masih diam membeku, sekarang ia benar-benar menyesal. Kecemburuannya malah membuat hubungannya dengan Raina semakin merenggang. Ingatannya teringat pada Bimo, orang yang sudah berjanji akan merebut Raina dari L, dan orang yang dengan jelas menyatakan siap bertarung demi mendapatkan Raina.

'' waalaikum'salam. '' gumam L menjawab salam Raina. Ia menyesal sangat menyesal. Tuhan terimakasih, atas cobaan mu.Batin L.

Akhirnya ia memutuskan pergi dari taman belakang sekolah, hari mulai menjelang malam, sekolah semakin sepi, tapi tidak sesepi hatinya. Terlalu banyak hal yang ia sembunyikan di dalamnya.

Ia mengemudikan mobilnya ke arah gerbang depan sekolahnya, sore menjelang malam ini ia ingin ke Cafe langganannya, tetapi saat di tengah jalan ia mengurungkan niatnya saat ia melihat sebuah toko kue yang menjadi satu dengan Cafe, ia teringat Mamanya di rumah, mamanya sangat menyukai tiramitsu cake.

L membuka pintu toko roti, bunyi lonceng bel langsung menggema. Tak lama seorang pelayan tersenyum dibalik meja kasir. Pandangannya mengedar ke sekeliling Cafe ini, cukup nyaman, dengan kursi dan meja yang di tata rapih yang menawarkan kenyamanan.

Aroma roti yang baru matang dari oven menggoda indra penciumannya. Ia berjalan ke arah rak-rak roti yang tampak menggoda itu. Setelah mengambil beberapa bungkus roti ia berjalan ke arah etalase yang berisi cake. Ia meminta dua potong kue, saat ia akan membayar, matanya terkunci oleh cake yang menarik perhatiannya. Ia teringat Raina.

''mbak, hazelnut cakenya satu. '' pinta L.

''oh iya mas. '' katanya. '' totalnya jadi sembilan puluh lima ribu.'' L memberikan uang selembaran seratus ribu,.

''terimakasih mas. Ini kembaliannya. '' pelayan itu masih memandangi L sampai L menghilang dari balik pintu.

...

L masuk ke dalam mobilnya, mengarahkan kendaraan berada empat itu ke sebuah perumahan yang lumayan jauh dari toko kue itu. Ia berhenti di depan rumah bernomor 17, rumah yang tidak terlalu sedang namun terpancar kehangatannya, tapi tepatnya L tidak berhenti di depan gerbang tapi ia berhenti agak jauh dari pintu gerbang, ia sengaja.

Di dalam mobilnya, L membuka dashboard mobilnya mengambil postcard, dan pulpen. Ia menuliskan sedikit pesan di atas kertas berwarna biru itu.

Lo melangkahkan kakinya ke arah pagar rumah itu, ia memencet bel tak lama seorang perempuan paruh baya muncul dari balik pagar.

''den L, ada apa den? Mari masuk!'' tanya perempuan itu sopan.

''Ah nggak bi Inah, ini L cuma mau titip buat Raina. '' L memberikan kantong plastik putih yang berisi kue yang tadi ia beli. '' Yaudah L balik bi, tapi jangan bilang ini dari L ya bi. '' lanjut L.

''kenapa den? ''

''ah gak kenapa-kenapa bi. Yaudah L pulang bi, Assalamualaikum. '' pamit L.

''Waalaikumsalam. ''

Bi Inah masuk ke dalam rumah, dan langsung naik ke lantai dua di mana kamar Raina berada.

Tok tok tok tok
''Non, ini ada titipan. ''

''bentar bi. '' tak lama pintu bercat putih itu terbuka, menampakkan Raina yang memakai kerudung rumahnya.

''nih non. '' Bi Inah memberikan bungkusan plastik ke Raina.

''Apaan ini Bi? '' tanya Raina, ia melihat-lihat bungkusan yang diberikan bi Inah. '' Lah kok, ini toko kue kita bi? '' tanya Raina lagi. Ia membuka kotak kue yang ada di dalamnya, di atas kotak kue ada sebuah notes.

  My Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang