33. Pertemuan

755 20 5
                                    

Raina menghabiskan sisa coklat panasnya, biasanya minggu sore atau ketika hari libur Raina membantu di cafe meskipun sekedar menjadi kasir. Tatapan matanya masih kosong dan pikirannya berkelana, setelah seorang pria sekitar seumuran dengan Ayahnya  sudah pergi dari cafe otaknya masih terus bekerja.

"Boleh kita bicara sebentar? " Katanya setelah membayar satu cup espresso tanpa gula. Ia meyakinkan dirinya untuk menerima ajakan pria itu, namun ketakutan tersirat diwajahnya, dan lawan bicaranya bisa membaca.

" Saya bukan orang jahat, kamu pasti mengenal L kan? " Naila terkejut ketika nama L terucap dari mulut pria itu, bagaimana bisa ia mengenal L? Dan apa hubungannya dengan L? Raina mencari pegawai cafe nya yang sekiranya bisa menggantikan posisi nya sebentar.

Pria itu memilih tempat yang sedikit pojok yang tidak ramai oleh banyak orang, setidaknya ada sedikit privasi untuk bicara. Raina masih diam membiarkan pria itu menyesap espresso nya lebih dulu.

" Kamu tidak perlu takut, saya tidak ingin menyakiti kamu. " Satu yang Raina sadari wajahnya mirip dengan seseorang, ingatanya masih mencoba mengulas siapa yang mirip dengannya.

" Om.. "

" Iya benar, saya Adi Natawijaya Papahnya L. Saya yakin L sudah banyak bercerita sama kamu tentang saya. " Apakah pria ini cenayang? Dari tadi sebelum Raina menanyakan pertanyaannya dia lebih dulu mengatakannya.

"Ada apa yah om?"  Tanya Raina, ia belum mengerti maksud Adi  mengajaknya berbicara.

"Kedatangan saya kesini ingin meminta bantuan kamu nak Raina, saya yakin kamu bisa membantu saya. "Kalimatnya menggantung.

" Saya tahu tentang kamu, kamu mempunyai hubungan dengan anak saya L. " Lanjutnya, Raina masih diam. Papahnya L mengetahui tentang dirinya, berarti dia juga tahu tentang hubungan Raina dan L.

" Saya ingin memperbaiki hubungan saya dengan anak saya. " Lanjut nya yang membuat Naila tertegun. Ada penyesalan dan kekosongan di matanya.

" Saya tahu kesalahan saya dimasa lalu sangatlah fatal dan tidak termaafkan, itu semua kesalahan dan kebodohan saya, seharusnya saya tidak melakukan itu semua, dan sekarang saya menerima karma nya. "
Kata katanya menggantung.

" L membenci saya. "

" Saya bukanlah orang yang mudah untuk mengekspresikan sayang saya Raina, saya kesulitan untuk melakukannya. Yang selama ini saya kira jalan terbaik nyatanya malah menambah luka untuk L. " Raina melihat penyesalan yang teramat dalam, ia hanya menunduk, tatapannya kosong. Raina bisa melihat kesungguhan untuk memperbaiki hubungan, Adi terlihat sangat berbeda dari cerita yang beberapa hari lalu L ceritakan ketika di vila. Namun ia yakin, L tidak berbohong karena ia adalah anak yang tumbuh bersama luka.

"Apa yang bisa Raina bantu Om?  " Kata Raina membuka suara saat keheningan terjadi.

" Bantu saya untuk memperbaiki hubungan dengan L." Raina mengangguk menyetujui, lagi pula ini adalah hal yang Raina inginkan memperbaiki hubungan L dengan Papahnya, meluruskan kesalah pahaman antara mereka, mungkin ini juga cara Tuhan mempermudah niat baiknya.

"Maaf nak Raina, saya harus kembali ke kantor sekarang. " Pamitnya ketika ia melihat jam tangan mewah yang melingkar ditangannya.

Adi dan L banyak memiliki kesamaan, mulai dari warna matanya hingga sifat dan juga gerak gerik yang terasa seperti jiplakan Adi Natawijaya. Dan ia yakin Adi bukanlah orang biasa, pasti dia berasal dari kalangan elit terlihat dari setelan kerjanya yang terlihat mahal.

Raina menghabiskan sisa coklat panasnya dengan cepat, ia ingin menemui L. L mengirim lokasinya sebelum Adi datang, niatnya ingin langsung jalan menemui L namun Adi menghentikan niatnya namun karena urusannya sudah selesai ia memutuskan untuk menemui L.

Raina mengambil tas nya dan pergi meninggalkan cafe. Setelah menempuh perjalanan yang tidak terlalu padat Raina berhenti di sebuah gedung olahraga yang tidak terlalu besar. Di taman lumayan banyak orang yang juga sedang olahraga mungkin karena ini minggu sore. Saat ia membuka pintu semua tatapan mata tertuju padanya, L tersenyum saat melihat Raina dan memberikan isyarat untuk mendekat. Murid L yang kebanyakan masih seumuran Raina melihatnya sinis dan tidak suka, siapa Raina berani beraninya menyusul L dan L memberikan senyuman hal yang jarang mereka lihat, batin mereka.

L berjalan menghampiri Raina, mood nya semakin membaik ketika melihat orang yang ia sayangi ada di dekatnya. Meskipun ia sudah biasa dengan juniornya yang centil dengannya namun ketika mood nya sedang tidak baik ia akan menjadi orang yang menyeramkan.

"Kamu tunggu di sana, saya belum selesai. " L menunjuk sebuah kursi panjang tempat tas L berada. L kembali melanjutkan mengajar dengan memecah keheningan yang terjadi.

Meskipun L masih tergolong sangat muda, L sudah menguasai sabuk hitam dan dipercaya untuk mengajar oleh gurunya ketika beliau berhalangan hadir. Setengah jam kemudian latihan selesai, setelah doa penutup L menarik diri dan menghampiri Raina yang yang hanya menatap layar handphone nya.

L duduk di samping Raina yang masih fokus pada layar handphone nya, hal apa yang menarik perhatian Raina hingga tak menyadari jika ia sudah duduk di sebelahnya.

"Rain. " Panggil L, Raina tersentak karena panggilan L.

" Eh kak, ini minum nya. " Raina menyodorkan botol air mineral L menerimanya dan langsung meneguk hingga setengah.

" Raina panggil saya L tanpa embel-embel kak. " Kata L tidak suka.

" Hehehe maaf aku tidak terbiasa. " Raina menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

" Biasakan. " Katanya singkat.

L pamit untuk mengganti pakaian di ruang ganti, saat Raina sedang menatap layar handphone nya ada lima orang abg yang menghampiri nya dengan tatapan sinis, mengintimidasi dan tidak suka, sepertinya mereka orang yang paling tidak suka melihat Raina dari tadi.

"Eh lo! Lo siapanya L?! " Katanya dengan nada tinggi.

" Ngapain lo deketin dia! Ganjen banget si lo."

"Cantik aja nggak! Sexy? Apalagi! "

" Coba dong lo liat body kita yang ga ada apa-apa nya sama lo!  "

" Lo tu ga pantes buat dia! "

Dan bertubi tubi kata kata kasar lainnya yang dilontarkan pada Raina, bagaimana bisa ia menjelaskan siapa dirinya jika ia tidak diberikan kesempatan untuk berbicara, ia ingat kata kata L saat mereka di vila ia tidak boleh diam saja ketika ada orang lain yang menginjak injak harga dirinya.

"Udah belum? Sekarang giliran saya berbicara. " Raina bangun dari duduknya dan melipat tangannya di  dada nya.

" Pertama saya tidak punya urusan dengan kalian, kedua saya tidak mengenal kalian, ketiga kenapa kalian tidak kembali pulang ke rumah padahal yang sudah pulang, yang keempat kalian tidak ada hak untuk mencampuri urusan saya. " Kata Raina dengan tegas padahal di dalam hatinya dag dig dug serr..

" Berani ya lo sama kita. " Kata salah satu orang yang ia perkirakan sebagai ketua geng. Ia menjambak rambut Raina yang terasa menyakitkan untuknya. Raina mencoba untuk menahan tangisannya, ini terasa sangat perih tenaga perempuan ini benar-benar tak ia perkirakan.

" LO JANGAN MACEM MACEM SAMA KITA! " Teriaknya di telinga Raina.

L mendengar teriakan dari dalam gedung olahraga, ia mempercepat langkahnya menuju sumber suara. Entah mengapa perasaan nya menjadi khawatir dengan Raina dan benar saja, pemandangan di depannya membuat emosinya naik. Armel dan teman-teman nya sedang megerubungi Raina dan yang menambah emosinya adalah Armel menjambak Raina.

"Apa yang kalian lakukan. " Kata L dengan datar namun sangat dalam dan dingin, matanya mengibarkan emosi yang sangat amat memuncak.

" Lepaskan dia atau saya akan yang menghabisi kalian dengan tangan saya sendiri. " Lanjut L, ia melangkah mendekati mereka. Armel yang terkejut berubah menjadi pucat pasih sama dengan teman-teman nya ia melepas jambakannya pada rambut Raina.

" Pergi dari sini atau saya akan menghancurkan masa depan kalian."  Kata L setiap ucapannya tertanam ancaman yang tidak main main. Mereka tidak pernah melihat L semurka ini, nyali mereka semakin menciut sama tatapan L membunuh.

"Kamu tidak apa-apa? Ayo kita pulang. " L membawa Raina yang lemas, mulai sekarang L akan mengajarkan Raina untuk melindungi dirinya sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

  My Senior Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang